TUJUH

5.5K 275 1
                                    

Happy reading ❤️

-

"nay, nayra"

mendengar nama nya di panggil nay menghentikan langkahnya yang akan menuju kelas dan membalikan badan nya ia melihat Sasa berlari kearah nya.

untung koridor sepi karena masih pagi, jadi mereka berdua tidak menjadi pusat perhatian.

"hah..hah..hah.. gu..e.. ca..pe..k"ucap nya dengan nafas yang tak beraturan dengan posisi badan membungkuk menjadikan kedua lututnya sebagai tumpuan.

"kamu kenapa sa?" tanya nay bingung

"gue ngejar Lo, capek tau"jelas nya

"lah kamu kenapa ngejar nay, emang lagi ada lomba kejar-kejaran ya?"tanya nay polos

sabar sa, dia sahabat Lo

"engk papa, cuma mau bareng ke kelas nya"ujar Sasa tanpa mau memperpanjang masalah yang tadi.

kalau diperpanjang yang jadi malah dia yang kena darah tinggi

nay hanya mengangguk

"eh, nay gue mau tanya deh"ucap Sasa tiba-tiba

"Sasa mau tanya apa?"

"kemarin Lo kan sama kak Arlan, kak Revan sama kak Bimbim tuh. nah pertanyaannya kok Lo kenal mereka?" tanya Sasa

sebenarnya ia sudah penasaran dari kemarin hanya baru bisa bertanya sekarang.

"ya kan nay kenalan sama mereka jadi ya kenal deh"ucap nya riang

Sasa hanya bisa menepuk jidatnya, ia jadi gemas sendiri dengan sahabat nya itu.

"ihh bukan gitu, maksud nya Lo ada hubungan apa sama mereka. samoe duduk di bangku mereka, padahal nih selama ini gak ada yang berani duduk di bangku kantin yang kak Arlan sama temen nya itu"jelas Sasa

"kok gitu, emang nya kenapa? kan sama aja bangku nya?"tanya nay

Sasa menghela nafas " gini ya nay, disini itu gak ada yang berani sama mereka bertiga. ya walaupun mereka bertiga gak nyeremin sih cuma kan mereka tuh disegani jadi ya gak ada yang berani. Intinya hubungan mereka sama Lo apa?" ucap Sasa yang diakhiri dengan penekanan karena dia sudah kepo sampe ke tulang rusuk tapi yang ditanya malah begini.

rasa nya itu uhh mantap syekali

nay menggangguk paham dengan penjelasan Sasa.

saat sampai di dalam kelas kedua nya langsung duduk dikursi masing-masing.

"nay sama Bang Ar, gak ada apa-apa cuma kan bang Ar itu, Abang nay"ucap nay santai

sedangkan Sasa melongo jadi.. nay, nayra, nayra Anastasya. sahabat nya sendiri adik kandung dari seorang yang tertampan disekolah nya

"WHAT??!!! SERIUS LO?"teriak Sasa

nay mangagguk "kenapa?"tanya nya bingung

"Lo mau ngibul ya nay?" ia masih belum percaya

nay menggeleng "kata bunda gak boleh bohong, jadi nay jujur. jutaan emang nay itu adek nya abang Ar"ucap nay

"serius? kok gue belum bisa percaya"

"nay gak tau"

Sasa terdiam sejenak "coba Lo buktiin"

"buktiin apa nya?"

"telpon kak Arlan"ucap Sasa, ia masih shock belum bisa percaya

Dengan patuh nay mencari kontak bernama AbangAr❤️ setelah ketemu ia langsung memencet logo telpon disana.

Sasa memperhatikan dengan seksama.

berdering dan tak lama kemudian di angkat.

di angkat? tunggu! DI ANGKAT

"hallo, princess nya Abang Ar "

"hallo Abang Ar"

"iya gimana cantik, kamu udah sampe kelas kan? maaf tadi Abang gak bisa nganterin"

"iya gapapa Abang, nay kan udah gede masa mau Abang anterin terus"

Arlan terkekeh mendengar nya

"ini nay udah di kelas kok"

"iya deh adek Abang udah gede, tapi kok kadang masih nangis kata nya udah gede"

"ih itu kan kalau Abang usil sama nay"

Arlan terbahak "mau gimana heh kamu nya gemesin sih jadi pengen Abang usilin"

"Abang Ar"rengek nay

sekali lagi Arlan terbahak "iya gak lagi, yaudah ya Abang mau rapat masalah turnamen dulu.. nanti Abang telpon lagi sekalian ke kantin bareng, kamu belajarnya yang bener biar pinter. oke princess nya Abang"

"oke Abang nya nay"

"yaudah Abang tutup dulu telponnya, assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

Tut

Sasa masih menatap kearah nay "percaya" satu kata yang keluar dari mulut Sasa

Dengan segera ia langsung mememluk nay " Astaga nay gue gak nyangka bisa sahabat sama anak pemilik sekolah, adik kak Arlan yang ganteng itu, berasa mimpi"

Sasa menggerakkan tubuhnya ke kanan ke kiri, tak sadar jika nay dalam pelukannya.

"Sasa, nay sesek napas"ujar nay karena pelukan Sasa sangatlah erat

Sasa melepas pelukannya dan menyengir lebar "hehe maaf, khilaf gue soalnya seneng banget"

"iya gapapa kok"

setelah mengucapkan itu bel masuk berbunyi dan disusul guru yang akan mengajar hari masuk.

-

semuanya berjalan dengan baik bagi nay saat ini. baik berangkat sekolah, disekolah maupun pulang sekolah.

tak ada kendala, berangkat slalu diantar atau bersama Arlan, disekolah ia akan bersama Sasa tapi ketika istirahat ia akan langsung dijemput Arlan untuk menuju kantin bersama tak lupa juga dengan kedua sahabat Abang nya itu yang slalu senantiasa di samping Arlan, ketika pulang pun Arlan akan slalu di depan kelas nay bahkan sebelum bel berbunyi.

walaupun terbilang terlalu monoton tapi nay menikmati hari-hari nya itu.

tak ada yang tau siapa sebenarnya nay, hanya Sasa dan kedua sahabat Arlan.

seperti biasa ketika istirahat makan nay akan ikut duduk di meja pojok kantin tempat Arkan dufuk biasanya

dengan semangkuk mie ayam di depan nya, nay memakannya dengan semangat.

mengabaikan perdebatan antara Revan dan Bimbim seperti biasa yang tak pernah akur, masalah kecil dan pendek pun akan menjadi besar dan panjang ketika mereka berdua yang menyelesaikan nya.

sedangkan Arlan hanya menjadi penonton setia, tak mau memisahkan karena itu bagi Arlan hanya percuma ketika kucing dan ajing bertemu maka tak ada kata akur, dan itu berlaku untuk mereka berdua.

jadi, daripada Arlan hanya membuang tenaga nya lebih baik iya diam dan menikmati. toh kalau sudah capek juga nanti mereka diam, ataupun kalau sudah jengah Arlan hanya perlu mengeluarkan jurus andalannya yakni kata traktir dan gratis.simpel bukan?

My Little Sister And Possessive Brother'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang