Mana nih tangannya banyak-banyak wkwkwk 🤟🤟🤟🤟
•••
•••
GIANSA dan Vio sudah ada di kamar Cheasa ketika pemilik kamarnya sendiri baru saja pulang. Tidak heran, karena mereka memang sudah sedekat itu. Orang tua Cheasa bahkan akan langsung percaya dan mengijinkan putri semata wayangnya itu jika ingin pergi hingga malam jika sudah menyebut nama Giansa atau Flavio.
"Lo pada mau nginep?" Tanya Cheasa begitu keluar dari kamar mandi. Tangannya sibuk mengusap rambutnya yang basah selepas mandi.
"Kalau lo nggak berbelit, kemungkinan kita bakal pulang cepat, kok." Sahut Vio setelah mengalihkan tatapannya dari ponsel.
Cheasa menghela napas, "Hari apa acaranya?"
Giansa yang tadinya menelungkup diantara boneka Cheasa yang tersebar di ranjang seketika bangkit dan duduk tegak. Giansa menggerakan jari telunjuknya, "Ma-lam Ming-gu!"
Cheasa mengernyit, mencoba mengingat agendanya di hari itu, "Kayaknya gue ada janji sama Raga, deh."
Giansa memutar bola mata malas, "Aduuuhh, Cheasaaa. Coba dong sekaliiii aja kalian nggak bareng. Lo tuh, kalau bukan gue sama Vio yang nyamperin lo. Nggak bakal pertemanan kita bakal langgeng begini."
"Tapi gue 'kan pacar Raga. Bukannya wajar selalu bareng?" Cheasa berbaring bergabung dengan Vio yang masih sibuk mengetik di ponselnya.
"Tapi nggak dengan dia yang memonopoli lo, dong. Maksud gue..." Giansa menatap Cheasa dengan menyelidik, "Lo udah di apain sih sama dia? Bisa lengket banget heran."
Serentak, Cheasa dan Vio secara otomatis memandang Giansa terkejut.
"Enak aja!" Sentak Cheasa. Dia jadi mengingat kejadian di mobil tadi. Dengan ragu, dia memandang Giansa gamang.
"Kenapa lo? Jangan sok mikir deh." Ujar Giansa membuat Vio yang mendengarnya terkekeh.
Cheasa masih menimbang, apakah dia harus menanyakan hal ini pada mereka? Dia berdehem sebelum bangkit dari baringannya menghadap Giansa.
"Nngg...., Gi,"
Menarik napas singkat sebelum melanjutkan, "Lo sama Arjean.... pernah ciuman?"
Vio yang tadi masih berbaring tiba-tiba bangkit, terbatuk. Giansa mengangsurkan minum di nakas pada Vio.
"Gila lo! Gue sampai keselek ludah sendiri." Tukas Vio membuat Giansa tertawa.
Giansa memandang Cheasa, "Emang lo belum pernah?"
Dengan ragu Cheasa menggeleng. Selama ini Cheasa dan Raga hanya sebatas gandeng tangan dan kecup dahi atau pipi. Tidak lebih. Apakah itu aneh?
KAMU SEDANG MEMBACA
SEE YOU SOON : make it bloom!
BeletrieDalam setiap kesalahan akan kembali pada batas pemakluman dari orang yang bersangkutan. Termaafkan? Atau malah menjadi salah satu alasan untuk saling melepaskan? /Lee Jeno × OC/ ••• ©2402stories, 2022