"Saya sudah menikah lagi, dan istri baru saya akan segera pindah ke rumah ini. Jadi saya minta kalian bertiga jaga sikap dan turuti semua kemauan istri saya kalau kalian masih mau tinggal disini."
Wanita paruh baya yang mendengar omongan pria yang tak lain adalah suaminya itu semakin mempererat pelukan pada kedua anak laki-lakinya.
"Ayah egois! Ayah Jahat!"
Sakala, Anak kedua dari pasangan itu kembali terisak didalam dekapan sang ibu.
"Aku lebih baik pergi dari rumah sialan ini daripada harus menjadi pembantu di rumah sendiri. Dan ingat aku sudah tidak sudi untuk menganggap anda sebagai ayah. Karena bagi kami ayah sudah mati."
Plak
"Jaga omongan kamu Gio!"
Sebuah tamparan melayang begitu saja mengenai pipi Gio. Ia hanya bisa tersenyum samar mendapat tamparan dari ayahnya itu, karena ini bukan yang pertama dan sebelumnya dia pernah mendapat perlakuan lebih buruk dari hanya sebuah tamparan.
"Mas stop! jangan pernah sentuh anak aku dengan tangan penuh dosa kamu! Aku dan anak anak akan pergi dari rumah ini." Ucap wanita yang merupakan Ibu dari Gio dan Sakala.
"Bagus! Pergi kalian dari rumah saya! dasar hama tidak berguna. Dan kamu saya akan segera urus perceraian kita." Usir Pria yang berstatus sebagai suami sekaligus ayah dari dua orang anak yang sedang menangis dipelukan ibunya.
"Gio, Saka, kalian kemasi barang barang kalian ya? bawa baju sama barang yang penting saja oke? kita keluar dari rumah ini."
Vania melepas pelukan dari kedua anaknya yang sedari tadi memeluknya sangat erat. Kedua anaknya langsung bergegas ke kamar masing masing untuk mengambil barang yang akan mereka bawa pergi dari rumah ini.
Setelah kedua anaknya pergi dari ruangan itu, kini hanya ada dirinya dan pria yang saat ini mendekat ke arahnya dan mencengkam pipinya.
"Kalian tidak akan pernah hidup tenang karena sudah berani melawan saya." Ucapnya tanpa melepas cengkaman pada pipi Vania.
Bugh
Pria itu jatuh tersungkur ke lantai saat Gio mendorongnya cukup keras.
"Jangan pernah anda sentuh ibu saya brengsek!" Belum sempat Gio melayangkan pukulan, Ia lebih dulu ditarik kedalam dekapan sang Ibu.
"Udah sayang, kita pergi sekarang dari rumah ini, semuanya udah siap kan?"
"Iya udah, Saka aku suruh nunggu diluar. Ayo Gio udah ga sudi nginjekin kaki di rumah ini lagi."
Ibu dan anak itu lantas keluar dari rumah ini. Rumah yang dulunya penuh kasih sayang kini hanya ada kebencian didalamnya.
Keluarga itu pernah harmonis sebelum wanita penghancur itu datang dan menghancurkan segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERGIO
Teen FictionBagaimana jadinya jika Ekstrakulikuler Musik dan Dance harus digabung menjadi satu?