Ada pelakor, jangan?
"Gamau pulang sebelum dinenenin sama ayang."
Lemparan mata hazel gadis berambut pirang merah itu menuertainya dengan ganas pada sosok badan jangkung tegap dihadapannya.
"Mulutnya belum pernah dicabein ya?"
"Mau aku uleg pake pisau, celurit apa golok hah?"
Sasya menggeleng kepala pelan sambil membalik badan dengan kunciran rambut yang berantakan membuat Hevarad menarik kunciran itu hingga terlepas.
"APA?!" Tanyanya ngegas.
"Jangan galak-galak, honey." Kedua tanggannya mulai membenarkan tantanan rambut berantakan Sasya.
"Kalo aku tinggal lagi nanti ngambek, alesan tikus ngidam itu sebenarnya kamu yang pengen ketemu aku kan?" Goda lelaki berbadan bidang tegap disana.
"Emang tikusnya yang baperan kalo lagi hamil, sensi!" Ketusnya. "Ck, dahla gausah sok ngebenerin rambut aku mending sekarang kamu keluar dari rumah aku deh. Risi."
"Yakin risi sama mesin atm, hm?" Tanya Heavard dengan satu alis terangkat. "I want to show u something, baby."
"Mau nyogok lagi?"
Sasya menggeleng. "Keluar sekarang deh, aku mau rapiin rambut dulu."
Rupanya genggaman hangat Heavard telah melekat sempurna pada tangan mungil Sasya. "Mau benerin rambut? Pakai?"
"Pake cobet buat uleg cabe! Ya pake sisirlah, ngaco!"
"Sweety sayang, ngapain sisiran rambut pakai benda dekil bernama sisir?
"Mending kamu ikut aku ke salon, cari hairstyle terkenal untuk merapihkan rambutmu."
Bola mata Sasya telah menggulir berkali-kali dengan jengah. "Buang-buang duit, mending kasihin uangnya ke orang yang membutuhkan."
"Kamu butuh uang aku, aku butuh peluk kami. Ayang elus.." rengek manja lelaki ketua pimpian tersebut.
Tak'kala Sasya merasa degupan jantungnya tak bisa dinetralisirkan dengan normal, ia buru-buru melepaskan pelukan dari sang empu yang mulai memejamkan mata.
"Kamu gak ada kerjaan ya selain godain aku?" Kata Sasya mwnutupi rasa salah tingkahnya.
Heavard menjentikan dua jarinya pada kening Sasya dengan pelan. "Godain kamu adalah tugasku saat ini."
Drrttt.. drrtt..
"Lokasi terkini." Titah Heavard sebelum sang penelepon disana berujar satu patah kata pun.
"Jangan biasain menjeda omongan orang deh! Kamu kayak tau aja apa yang mau diomongin sama orang itu." Ucapnya membuat Heavard menoleh.
Heavard mengambil jas dove hitamnya untuk disampirkan pada pundaknya. "Ini pekerjaanku, baby."
"Mau kemana?"
"Surga, mau ikut?"
Sasya menggeleng cepat.
"Matiin orang, mau ikut?"
Sasya mengangguk cepat. "SEKUY LAH!"
"Tembak-tembak kan? Atau bacok-bacokan? Sekali hantem, bisa. Swkali senggol juga bisa. Serahin aja," gadis mungil itu terkikik lucu dimata Heavard.
"That's my baby girl and only me. Mine!"
"Tapi ada syaratnya kalo mau bantuan dari aku,"
Cup! Dalam kecupan hangat Heavard pada pelipis Sasya, lelaki itu menatap dalam. "Say now honey, katakan sekarang."
"Sebagai hadiahnya, aku mau album baru BTS, NCT DREAM, COMEBACK 5 TAHUN ONE DIRECTION sama album-"
Heavard menggenggam tangan Sasya dengan tatapan teduh. "Gimana kalo nanti kamu lihat langsung konser private BTS, NCT DREAM, ONE DIRECTION sama perfom special dari Justin Bieber, sayang?"
_My Sweety Is A Dangerous_
Mulai terayang-ayang.
Spoiler terbaru? Ada di instagram @hai_syahh
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweety Is A Dangerous
Teen FictionHeavardelardo | Series 1 -Siapa tersangka, kematian mendatanginya.