the deadly rain

216 41 15
                                    



"Jacob, liat deh!!" Jayden menghentikan langkah Jacob sembari menunjuk kearah kanan mereka.
"Kenap—WOY SAM!!!" Seru Jacob tak percaya.

Keduanya menghampiri Sam yang menoleh,

"ELU yang punya party jam 7 nanti kok malah ada di sini?" Heran Jayden.
"Gue sama Judy kehabisan gummy bear dirumah, jadi beli dulu." Kata Sam.

"JUDY?? Terus Judy nya mana sekarang?" Tanya Jacob.
"Lagi ke toilett! Lu berdua tungguin, biar kita turun kebawah bareng,"
"Iye iye gue tungguin,"





"IT'S DEADLY RAIN, RIGHT RUBY?!!"
"I THINK SO!!! LOOK EVERYONE IS BLEEDING AND DYING!!!
WHAT ARE WE GONNA DO, WHY IS THIS RAIN CAME TO OUR TOWN!!?"
"I DON'T KNOW, STUPID!! LET'S JUST GO TO SECOND FLOOR!"

Teriakan histeris dari Vicky dan Ruby sukses membuat beberapa pengunjung sekitar mengalihkan perhatian.

Termasuk Ethan dan Lily yang sedang berada di kasir pun ikut menoleh kearah Vicky dan Ruby.

"Kak itu kenapa?" Tanya Lily.
Ethan menggeleng tanda tak tahu, "kamu tetep dibelakang kakak ya!"

"Kamu kenal mereka, 'kan?" Lanjut Ethan. Lily ngangguk, "Kak Vicky sama Kak Ruby..."





"Gabby, come here!" Seru Lauren pada Gabby mengajaknya untuk melihat keluar supermarket.

"Wow hujannya lebat banget, mobil aja udah tenggelam setengah," celetuk Gabby.

"GABBY LIAT DEH!"
Lauren menunjuk ke salah satu mobil yang terparkir tak jauh dari pintu masuk.
Ada orang didalam situ yang sedang melambaikan tangannya.

"Oh no... they're stuck..." kata Gabby.
"Stay here, Gabby, gue bakal coba tolong dia!"

Lauren segera berlari keluar dari supermarket menerjang hujan dan banjir.

Namun seketika kulit pucat Lauren melepuh dan mengeluarkan darah segar.

Gabby menyatukan kedua alisnya bingung,
"Ini Deadly Rain... iya kan?" Katanya ragu.

"LAUREN COME BACK HERE!!!!" Teriaknya panik begitu menyadari.







"Hi Judy!!!" Seru Jacob begitu Judy keluar dari toilet.

"Hello Jacob!" Balas Judy.

"Good Afternoon, Judy,"
"Good Afternoon, Jayden."

Sam kemudian menyodorkan tangannya pada Judy sebelum akhirnya diraih dan digenggam oleh gadis itu.

"Yaudah, mau turun sekarang?"
"LET'S GO!!!!" Kompak Jacob dan Jayden.

Namun, mendekati eskalator, Sam malah bertabrakan dengan Vicky hingga keduanya terjatuh.

Vicky teriak karena kaget, Sam juga kaget karena Vicky tiba-tiba teriak tepat didepan wajahnya.

Judy dan Ruby segera membantu Vicky untuk bangun. Sementara Jayden dan Jacob membantu Sam untuk bangun.

"Are you okay?" Tanya Judy sambil ngelus bahu Vicky. Serem banget Judy ngeliat cewek kurus gini jatuh, takutnya patah tulang atau gimana kan.

Padahal Vicky sendiri serem sama Judy, mukanya galak dan

"IT'S RAINING OUTSIDE!!!" Teriak Vicky tepat diwajah Judy.
Tangan Judy yang awalnya memegang bahu Vicky kini turun. Badannya juga mundur dari Vicky.

"VICKY CALM DOWN, sorry about that, yes it is raining outside and its dangerous..." Ruby menjelaskan.

Judy senyum canggung aja padahal Jacob sama Jayden udah nahan mati berusaha nahan tawanya.

"Guys, it's dangerous outside. It's not a normal rain..." tambah Vicky dengan suara seraknya.

"Then what is it?" Tanya Sam sembari memegang pinggangnya yang cukup sakit.

"The deadly rain from Dandelious, remember?" Tanya Ruby.

"It can't be... terus kita harus ngapain sekarang?" Tanya Jayden.

"Go to the safest place where the water can't touch us,"
"CAR!! Jadi kita bisa pergi ke luar kota!" Seru Jacob semangat 86.

"No, you stupid! The parking lot is drowning now, we can't go anywhere and stuck in this supermarket!" Seru Vicky dengan suara tersisanya.

Jacob ciut.

"FIRST, we gotta help Lily and her
handsome-as-hell-kakak." Kata Ruby.



"LILY!!! DON'T GO OUT!!!" Teriak Vicky.

EDAN NIH CEWEK, udah teriak-teriak sampai suaranya serak, masih bisa teriak lagi ternyata.

Ethan noleh sambil megang telinganya.
Itu cewek daritadi teriak-teriak mulu kayak monyet, sampai penging kuping Ethan.

"Lily, ayo bareng kita, diluar bahaya," ujar Ruby lembut.

"Bentar Ruby elu kok kagak capek-capek sih, gue udah kayak mau mati gini elu masih semangat aja," kata Vicky masih ngos-ngosan.

"Sorry, tapi Lily harus pulang sama gue."
Larang Ethan sembari memegang bahu Lily. Lily cuman diem aja.

"NO YOU CAN'T go outside, go anywhere, go home. Hujan yang turun berbahaya, kak," jelas Ruby agak dipelanin suaranya karena dia tahu Ethan agak kebisingan sama dirinya dan Vicky.






"Kok kita percaya aja sih sama orang asing?" Tanya Jayden tiba-tiba.

Ketiganya menoleh,
"Eh iya juga ya? Jangan-jangan mereka orang sesat?"

"Yaudah yuk turun,"

"Ow, tapi mereka bener sih, tempat parkir udah tenggelam gitu, tapi yabg deadly rain nya kayaknya bohong deh," celetuk Sam begitu melihat tempat parkirnya sudah tenggelam.

"IT IS NOT!!!!!!"

Demi apapun itu, mereka ber-4 terloncat kearah kanan begitu telinga kiri mereka diteriaki.

"Astaga... ini kenapa gue daritadi diteriakin mulu deh." Celetuk Sam.

"Gabby, lo gapapa?" Tanya Jayden begitu melihat Gabby yang terlihat sangat panik dan ketakutan, juga mata sembabnya.

"ITS DEADLY RAIN OUTSIDE, JAYDEN. AND LAUREN IS DEAD OF IT, DID YOU THINK I'M OKAY? GUE BENCI BANGET SAMA HUJAN RACUN INI!!!!"

Jayden dan Jacob kompak saling melihat satu sama lain.
'Lauren? Gue gak salah denger?'
'Kagak tau juga.'
'Katanya benci setengah mampus?'
'Mana tau gue, gue bukan Gabby'



Ethan yang lelah dengan dua gadis dihadapannya ini akhirnya menyerah dan melepaskan tangannya yang semula berada di bahu Lily.

"Kamu tunggu bentar disini." Katanya sebelum keluar dari supermarket dan memanjangkan tangannya.

Sensasi panas, perih, nyeri langsung terasa di tangan kiri Ethan yang membuatnya merintih kesakitan.

"I TOLD YOU, STUPID!" Ruby menarik Ethan kembali ke dalam supermarket.
Keduanya sudah tak menghiraukan teriakan Vicky tadi.

"Lo diem deh, Vick. Suara lo udah kayak om-om." Kata Ruby.

Mereka ber-4 mundur ketika beberapa karyawan tersisa mulai keluar dari supermarket untuk mengecek hujan tersebut.

Naas, mereka malah terjatuh ke banjir dan darah mereka mulai melemgkapi air banjir tersebut.

"Stupid, Stupid, Stupid, and Stupid people." Sarkas Vicky sementara beberapa pengunjung sudah berteriak histeris.

deadly rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang