the day

305 50 6
                                    


"Dek, kamu ke bagian snack ya, kakak ada di bagian frozen food," kata Ethan pada sang adik.
Lily mengangguk lalu berjalan ke bagian snack dengan senyuman girangnya.

Selasa biasa di kota kecil Red Oval. Karena kedua orangtua Ethan dan Lily sedang pergi keluar kota untuk beberapa hari, jadi dirumah hanya ada mereka berdua. Stok makanan di rumah menipis, sehingga Ethan mengajak sang adik untuk berbelanja ke supermarket.

"Lily...? Lily, right?" Suara manis menyapa Lily yang tengah melihat beberapa cemilan.

Lily tersenyum cerah, "Wahh Kak Vicky!! Kak Ruby!!"

"Lily cutie, kok sendirian?" Tanya Vicky sembari ngusap-ngusap rambut Lily.

"Aku bareng kak Ethan!! Lagi pisah arah aja, kak!" Lily nyengir.

"Oalah okedeh!"
"Mau kemana kak Vicky? Kak Ruby?"
"Tadi lagi makan diluar, mau ikut ke toilet, duluan ya Lily!!!"
"Iya kak!!!"



"Ini kembaliannya, terima kasih sudah belanja!" Ucap Gabby.
"Selanjutnya!" Lanjutnya.

Kedua bola matanya menatap malas dua pemuda dihadapannya dengan senyuman tengil.
"Lo berdua ngapain sih disini," keluh Gabby sembari mulai men-scan barang belanjaan kedua pemuda itu.
"Lo masih aja kerja disini?? Bukannya lo bilang kemarin partner lo nyebelin?" Tanya salah satu diantara mereka.

"Shhh! Lo ngomong jangan keras-keras, Jack!" Peringat Gabby. "Orangnya kerja di kasir sebelah," lanjutnya.

"Lauren? I think I know her," celetuk Jayden. "Of course you know her, Red Oval is a small town, where you know everyone who live in here, especially because your dad is the mayor here," ucap Jack malas.

"Totalnya 50 ribu pas," Gabby menyebutkan total belanjaan. "Here you go, bye Gabby!" ucap Jack sembari memberi uang selembar 50 ribu.

S
"Meet us at Sam's house later at 7," kata Jayden sebelum menyusul Jack yang sudah pergi lebih dahulu.
"No. I won't. His girlfriend is haughty." Kata Gabby yang membuat Jayden menghentikan langkahnya.

"No, she's not? Come on gabb!!!"
"Gak! Udah sana lo pergi!" Usir Gabby.

"Gabby gue duluan ya!" Pamit Jade yang menjadi kasir disebelah Gabby.
"Iya Jade!! Lo hati-hati, besok jadi opening team kan?" Gabby basa-basi biar Jade gak pulang dulu, soalnya diantara karyawan lain yang bekerja disini, Gabby paling dekat dengan Jade.

"Iya Gab! Eh elu jadi closing team hari ini?"
"Yoi!"
"Eh closing team hari ini selain lu ada siapa aja?"
"Ada Lauren, Max, Pam, Matt,"
"YAAHAHAHHAAHH semangat deh Gabbyy Gabrielle!!! Bye bye!"
"Bye Jade!"


"Dekk, stok pewangi kamar mandi udah habis belum?" Tanya Ethan sembari memasukkan beberapa telur kedalam plastik.
"Hm... nggak tau, nggak inget!"
"Okedeh, biar kita cepet pulang, kamu mau beli apalagi?"

Ethan lalu menoleh ke Lily yang tak kunjung menjawab pertanyaannya. Lily malah nyengir sambil narik ujung baju Ethan.

"Kenapa kok nyengir nyengir?" Kekeh Ethan. "Mauu permen, boleh gak kakk?" Tanya Lily—masih nyengir.

"Iya boleh, tapi jangan banyak-banyak! Jangan bilang juga ke Bunda sama Ayah kalau kita beli permen, okey?"
"OKEYY!!!!"



"?!!! Gue kaget banget kirain Lily," bisik Ruby pada Vicky sembari melewati Gabby.

Vicky menoleh kearah Gabby, "Wewww mirip Lily bangetttt!!!"

"VICK VICK VICKK its raining!!!" Pekik Ruby panik sembari menghentikan Vicky yang beberapa langkah lagi akan keluar dari supermarket.

Sejak muncul berita tentang hujan misterius di kota sebelah, kedua insan ini yang paling khawatir dan waspada akan hujan.

"GOSH I'm scared to death!! Aduh gimana ini?? Masa kita stuck di supermarket sih?" Keluh Vicky.
"Hujannya deres banget, Vick. Look, airnya tergenang, ban mobil aja setengahnya udah tenggelam!" Ruby menunjuk tempat parkir yang sudah tergenang air.

"...Kayaknya kita tadi gak lama banget deh di toilet?"
"VICKY STEP BACK!!!" Teriak Ruby begitu melihat orang diluar supermarket tengah berlari kearah pintu dengan kulitnya yang melepuh dan darah mulai mewarnai genangan air yang semula jernih.











"What the heck is this..."

deadly rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang