Bismillahirrahmanirrahim...
.
Sebelum baca... alangkah baiknya tekan tombol 🌟 terlebih dahulu><
> Hal yang sederhana untuk menghargai usaha penulis
Komen juga untuk koreksi atau yang lain..
.
Oke lanjut...Happy Membaca... luv!
.
.
.
Alara melewati lapangan menuju ke kantin bersama Ela dan Oca. Beberapa siswa mengisi jam istirahatnya dengan bermain sepak takraw, basket serta voli.Asik berbicara saat berjalan. Gadis rambut sebahu itu refleks terhenti saat ada bola voli yang melesat hampir mengenainya. Gadis tersebut menoleh kearah lapangan sembari mengambil bola voli tadi. Terlihat seorang lelaki yang paling ia benci berjalan angkuh kearahnya .
Lelaki itu menatap tajam Alara. "Kalo jalan make mata! Balikin!"
Alara menatap laki-laki didepannya ini tajam. "Buka mata lo! Hati-hati kalau main! Banyak orang disini,"
Shazad melirik sekejap bola voli yang berada ditangan Alara. Ia segera merebut bola voli tersebut tapi ia kalah cepat dengan gadis itu yang langsung membuang bola voli tersebut ke sembarang arah.
Tanpa mereka sadari. Mereka menjadi tontonan siswa-siswi yang berada di sana. Ragas dan Rezel pun menghampiri Shazad. Kedatangan mereka berdua mengundang atensi Alara, gadis itu menatap mereka. Tapi sepertinya ada yang kurang.
Eits. Sebentar. Nico dimana? Batin Alara.
Shazad mengeratkan rahangnya. Laki-laki itu menendang sebelah kaki Alara cukup keras membuat gadis tersebut hampir terjatuh. Kedua teman Alara sigap memegangi bahu Alara agar tak terjatuh.
"Bisa ga! Lo jangan kasar sama cewek!" bentak Ela. "Oh iya... Lo kan memang kasar," lanjutnya mengejek.
Alara memegangi bahu Ela menandakan bahwa jangan ikut campur.
"Diem lo! Mental patungan,"
"Temen lo yang salah! Gue ga kira kasar kalo di ga salah!" hardik Shazad.
"Gila lo!," Alara maju selangkah.
Shazad semakin marah mendengar penuturan gadis ini. Ia kembali mencekal sebelah tangan Alara.
"Bisa ga lo jadi cewe jangan belagu!"
"Emang lo siapa gue? Ngatur-ngatur gue segala!" ujarnya berusaha melepaskan cekalan tangan kekar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARA
Teen Fiction"Luka. Paling tersakit berasal dari keluarga," -Alara Zoeya. "Gue benci, sama orang yang bilang hidup gue sempurna, tak ada beban. Padahal, mereka gatau apa yang gue alami," -Athief Shazad Aradhana. ~ Gadis yang keras kepala. Berani. Baik. Tapi, b...