"Ng-ngga aku ga mikir apa-apa kok.." bohong Raden.
"Udah dehh, kamu tuh ga pandai bohong sama aku." ucap Nate.
"Hmm, nyebelinnn.."
"Sa-sayangg, dede punya aku udah bangunn.."
"Hahhh? Apanya yang bangun?" bingung Raden.
Nate menatap kearah bawah celananya dan Raden pun mengikuti arah tatapan Nate. Tiba-tiba Raden merasakan desiran yang aneh didalam tubuhnya.
"Te-terus aku harus ngapainnn?" tanya nya.
"Kita lanjut kek tadi yuk?" santai Nate.
"Haahh? Ini kan masih disekolahan."
"Heeemm, gimana kalo kita bolos aja hari ini?" usul Nate.
"Kemana emangnya?"
"Ke Villa aku didaerah puncak, mau ga? Nanti hari Selasa atau hari Rabu kita pulang.."
"Terus sekolahnya gimana? Aku ga mau yahh.."
"Ga papa kok, toh juga sekolah ini punya papah mertua kamu. Jadi nanti aku bilang aja izin sekolah sama kamu.." ucap Nate.
"Bentar-bentar otak aku nge lag. Papah mertua aku? Emangnya siapa?"
"Iyaahh, papah mertua kamu. Papah aku, kan nanti papah aku jadi papah mertua kamu." kata Nate.
"Apaan sih, becandaanya ga lucu.."
"Aku lagi ga ngelawak kok, tapi tuh pipi kenapa merah lagi? Perasaan aku ga nyubit pipi kamu deh.."
"Tauu ahh.."
"Hemm, iya deh iyaa aku ngalah. Maafin Nate yahh.."
"Ga dimaafin." ucap Raden
"Terus cara dimaafinnya gimana?"
Raden tiba-tiba mencium bibir Nate sekilas dan Nate terkekeh geli. Nate menghadiahi Raden sebuah gelitikan ditubuhnya.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Kak Dewangga yang menjelaskan peraturan-peraturan dikelas terpotong dengan suara ketukan.
"Maaf mengganggu aktivitasnya sebentar, Siswa yang bernama Michael Nathan dan Raden Putra Mahendra. Hari ini sampai hari Rabu izin tidak mengikuti kegiatan MPLS. Dan untuk teman dari siswa Michael Nathan, Saya minta tolong untuk membawakan tas Raden Putra Mahendra dan Michael Nathan keruangan saya setelah kegiatan ini berakhir..." ucap Kepala Sekolah.
"Baik pak, terimakasih informasinya.."
Kepala sekolah meninggalkan ruangan meninggalkan kelasnya dan siswa-siswi saling berbisik "Diam sebentar.."
"Temannya Michael Nathan siapa?" ucap Kak Mayra.
Eza mengangkat tangan "Saya kak."
"Nanti bawa tas temen kamu yahh keruangan kepsek."
"Baik, kak."
"Itu mereka berdua ngapain sih? Pasti si Nate minta izin ke papahnya supaya dia bisa berduaan. Ga bisa dibiarin nih kalo begini.." dalam hati Vino.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Nate menggendong Raden dipunggungnya, Raden disuruh oleh Nate agar kepalanya bersender di bahu lebar Nate.
"Terus kita naik apa ke villa kamu?" penasaran Raden.
"Nanti sopir aku yang bakalan bawa kita kesana.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nate dan Raden
Teen FictionWarning! 🔞🔞🔞🔞 Bagi yang Homofobia dilarang keras memasuki dan membaca cerita ini! Cerita ini terinspirasi dari seorang anak muda yang masih duduk dibangku SMA bernama Nate dan Raden. Dan cerita ini fanfiction dari Nate dan Raden, ENJOYY?!