1.2K 123 26
                                    

(ʘᴗʘ✿)

-
-
## - ##
-
-

Kalau ditilai dari namanya saja, mungkin orang akan berpikir jendral adalah sosok gagah berprofesi abdi negara. Ya kan? Karna namanya sangat cocok.

Tapi tidak salah juga sih. Dulu waktu usia pria bernama Jendral Bagaskara itu masih 5 tahun, seorang pria lansia mengusap rambutnya dengan halus sambil berkata "nama kamu mulai sekarang Jendral Bagaskara. Kelak kamu yang akan meneruskan perjuangan saya dahulu. Mengabdi pada negara"

Jendral kecil mengangguk dengan sepotong roti dalam genggaman. Dalam benaknya, 'ah jadi ini rasanya punya nama'

5 tahun sebelumnya Jendral hidup tanpa nama, tanpa rumah, tanpa orangtua. Jendral anak jalanan yang dipungut oleh veteran tentara yang hidup melajang sampai akhir hayatnya.

Hangatnya kasih sayang pria lansia itu jendral rasakan sampai berusia 10 tahun. Beliau meninggal. Harta yang ditinggalkan otomatis jatuh kepada jendral sesuai surat wasiat yang ditulis lansia itu sebelum menjemput ajalnya.

Dengan itu jendral bertahan hidup. Kadang sambil sekolah jendral kerja sambilan. Jadi kurir paket. Paket rahasia, yaitu si sabu dan kawan-kawannya.

Yang awalnya jadi kurir doang, sekarang jendral sampai punya usaha sendiri. Dia yang jadi bos nya sekarang.

Jendral sukses di usia 30 tahunnya. Uang nya banyak. Rumahnya besar sampai mampu membuat rumah khusus untuk anak terlantar macam jendral usia 5 tahun dulu.

Tapi sayang, jendral bukan sukses jadi abdi negara. Dia malah jadi musuh negara.

-
-
## - ##
-
-

Mobil merah itu melaju melewati perkebunan teh yang nampak hijau dan sejuk. Naka membulatkan mulutnya kagum. Walaupun gelap tapi naka bisa membayangkan seindah apa suasana disana.

5 menit melewati kebun, naka sampai di rumah besar bergaya modern. "Ayo turun." ajak jendral.

Tak lama mobil jeep yang mengangkut 3 orang lainnya masuk ke pekarangan. Jendral membuka pintu rumah. Mata naka disambut kembali dengan isi rumah yang WAH. Jelas sih, gamungkin kan untung dari jualan sabu sedikit. Dosa nya juga ga sedikit :')

"Langsung ke ruang kerja." ucap jendral sebelum melangkah naik ke lantai 2. Meninggalkan naka yang cengo di ruang tamu.

Seenggaknya kasih minum dulu kek. Anak orang kasian mana haus. Naka sesekali mengernyit kala merasakan ada cairan amis yang tertinggal di mulutnya.

"Sialan tu om-om! Keluar mana banyak banget di dalam. Ke minum lagi dikit."

Naka mendumel pelan sambil berjalan mengitari lantai 1. Pertama dia ke dapur dan ruang makan. "Rumah doang gede, air putih kaga ada." komentarnya sebal. Soalnya naka haus tapi di kulkas cuma ada soju, beer, dan persodaan.

"Ga kebayang tu lambung om-om keknya dah jeonjeng jeonjeng dikasih amer tiap hari."

Di ruang makan ada pintu langsung yang terhubung ke taman belakang. Taman asri lengkap dengan kolam renang. Betah pokonya kalau naka tinggal disini.

Eh ogah deh tinggal sama om-om ಥ_ಥ

Terdengar suara langkah kaki menuruni tangga membuat naka dengan cepat berjalan kembali ke ruang tamu. Duduk diam sambil menunggu ke 4 orang tadi turun.

Jendral nampak mengatakan petuah terakhir sambil berjalan ke ruang tamu. "Jangan sampai pengiriman ke batam delay. Ini barang bagus. Dan dia termasuk customer VIP kita."

"Siap bos." ujar si muka imut. Dan dia menyadari naka menatap wajahnya daritadi. "Eh cil masih disini?"

"Yaiyalah emang mau kemana dia?" sambar si mungil bermuka galak. "Kaga minum?" tanyanya pada naka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

|| BAD AND CRAZY ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang