1. Enagement

7 0 0
                                    

Setelah pertemuan ku dengan Hans, aku semakin tidak usai memikirkan nya, dan pertemuan terakhir ku waktu itu. Hubungan ku dengan Yoga tetap ku jalani, tapi tidak dengan hati ku saat ini, menampatkan 2 orang di dalam hati ku. Seperti kos-kosan yang memang cukup ditempati 2 manusia di dalam nya.
Aku dilanda kebingungan yang berlebih, sungguh aku sayang dengan Yoga, dan sisi lain aku tidak bisa menghempaskan Hans di dalam raga ku.
Hubungan ku dengan Yoga sudah seserius itu, dan kami akan segera melakasanakan pertunangan secepatnya. Entah, sedih atau senang aku mendengarkan rencana tersebut.
Sedang, hubungan ku dengan Hans sangat baik juga akhir-akhir ini, kami sering mengobrol lewat telepon setiap malam, menceritkan keluh kesah kami saat-saat letih dari pekerjaan, apapun itu Hans selalu tidak pernah membuat ku kesepian, dan banyak percakapan untuk di setiap detiknya kami berbincang. Walau tanpa sepengetahuan Yoga.
Aku seperti berselingkuh dibelakang Yoga. Sungguh, aku tidak pernah berniat apapun dibelakang nya, aku hanya, tidak bisa menghilangkan sosok Hans kala itu. Sampai detik ini.
Pertunangan sudah beberapa hari lagi di laksanakan, tapi aku dan Yoga betul-betul sedang tidak baik-baik saja.
Semakin jauh memburuk, karena kurang nya komunikasi kala itu.
Aku bekerja di salah satu butik terkenak kalanya, posisi sebagai Admin Online shop, dan juga Model Konten Kreator, karena kantor tersebut terlalu jauh dari rumah ku, dan mengharuskan ku untuk Mess disana, hanya dapat pulang seminggu sekali saja, bersama teman ku.
Mungkin, penyebab aku dengan Yoga kurang berkomunikasi karena kami berdua sangat sibuk, dan jarang bertemu.
Beda dengan aku dan Hans, kami bisa tidak bertemu sebulan sekali karena Hans si Raja topik, dan Yoga si paling Flat. Itu lah sebab nya, aku sulit melupakan Hans.

"Kamu udah makan sayang?" Ujar Yoga melalui telpon.

"Belum." Jawab ku asal.

"Makan, ya." Pintanya.

"Iya, nanti." Kata ku masih santai.

"Kamu lagi bete kah?" Tanya Yoga memastikan.

"Sedikit." Kataku.

"Lagi gak mau diganggu?" Tanyanya.

"Gak juga." Jawab ku menekan.

"Hmm, maaf kalo aku punya salah."

"Gak ada, apa sih kamu." Kata ku menepis.

"Iya, siapa tau. Nanti aku telpon lagi yah, aku masih kerja." Ujar nya.

"Iyaa.." aku mengiyakan.

Entah, harus menunggu telpon nya Yoga kambali atau tidak.
Malah, sepanjang obrolan aku hanya memikirkan Hans. Mau pecah kepala ku huft.

Apalah Arti Sebuah PILIHAN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang