Chapter 01

137 33 21
                                    

Sorry for typo!



***************




Angin berhembus cukup kencang, membuat seseorang kembali merapatkan jaketnya. Keluar rumah di musim dingin memang bukan pilihan yang tepat, apalagi kelihatannya sebentar lagi akan ada badai. Cuaca ekstrem sering kali membuat beberapa orang lebih memilih untuk mendekam di dalam rumah, dan meminta robot pembantu untuk keluar membeli kebutuhan mereka.

Berbeda dengan pria sebatang kara ini, bukan dia tidak mampu, bahkan dia bisa membeli lusinan robot pembatu manusia jika dia mau. Namun nyatanya, dia masih tetap menikmati kehidupan normalnya, berjalan kaki, menyetir mobil sendiri bahkan mengurus rumahnya sendiri.

Wajah putih itu terlihat pucat dengan bibir membiru, seharusnya dia memang tidak keluar malam ini. Tapi kenyataan dia sendirian di dalam rumah pun, tidak membuat hatinya menghangat. Rasa rindu pada sang pemilik hati tidak pernah sedikitpun luntur, bahkan semakin membuncah.

12 tahun menunggu, 12 tahun berharap, 12 tahun yang begitu sangat menyiksa batinnya. Hanya pekerjaan yang bisa sedikit melupakan rasa sesak di dadanya ketika mengingat sosok itu. Meski tak terucap, beberapa orang mungkin akan tahu dengan sendirinya jika pria itu kesepian.

Membuat tiruan dari benda mati tetap tidak bisa memuaskan rasa rindunya, dia ingin bercerita banyak, memeluk juga mencium kekasihnya, meski itu kini hanya sebuah angan saja. Katakan dia sangat terobsesi, hingga tahun berganti pun, ia masih tetap tidak bisa melupakan cintanya. Baginya, cinta hanya ada satu, yaitu dia, pemuda yang memilih eyes smile, yang sangat menggemaskan dan membuat hatinya berdesir.

Memutuskan untuk mengisi perutnya yang berbunyi setelah berkeliling di pusat perbelanjaan, pria itu berhenti di sebuah cafe yang sering ia kunjungi, memesan secangkir coklat panas dengan satu porsi pancake bermandikan sirup maple. Sederhana tapi mampu membuat hatinya kembali berdesir, setidaknya dia masih memiliki kenangan indah bersama kekasihnya dengan makanan itu.

Saint Supapong, menginjak usianya yang ke 37 tahun, dia dikenal sebagai seorang ilmuwan dengan inisial S dalam semua karyanya. Dan hampir setiap rumah memiliki beberapa karyanya. Tapi itu semua tidak lantas membuatnya bahagia, karena itu semua hanyalah sebuah ambisi di sela-sela ia memikirkan bagaimana caranya menghidupkan orang yang sudah mati pada sebuah robot.

Dan di tahun ini, robot itu telah ia sempurnakan, namun dia masih enggan untuk menghidupkan mesin berwajah kekasihnya itu.

********

"Huuffftt~"  hembusan nafas hangat terlihat keluar dari mulut serta hidungnya.

Tepat ketika hendak membuka pintu gerbang rumahnya, ada yang membuatnya bingung, kenapa pintu itu terbuka, padahal sebelum ia pergi dia sudah mengunci setiap pintu di rumahnya. Menyadari jika rumahnya dimasuki secara paksa, Saint bergegas masuk dan benar saja, semua barang-barangnya terlihat berantakan.

"Sial! Apa-apaan ini?!"

Berlari mengitari rumah, tempat pertama yang ia tuju adalah ruang kerjanya, namun langkahnya terhenti ketika melihat ada seseorang yang masih tertinggal di rumahnya, dan orang itu justru menggeledah isi kulkasnya.

"Hei! Siapa kau!" bentak Saint.

Sosok itu terdiam, dia berbalik dan melihat Saint dengan senyuman yang membuat kedua matanya menyipit. Kedua tangannya penuh dengan makanan dari dalam kulkas Saint.

Brukk

Saint menjatuhkan semua yang ada di kedua tangannya, dia terkejut sekaligus bahagia. Apakah mungkin tuhan mendengarkan doanya?!
Itu yang Saint pikirkan saat ini.

"Perth!!" pekiknya, lalu berlari memeluk sosok itu dengan erat.

"Hangat."  batin Saint. Dia benar-benar bisa memeluk sosok itu lagi.

My Pinokio (SonPin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang