Prolog

276 39 19
                                    

Sorry for typo!


******************


Kemajuan teknologi kian pesat, hingga pada akhirnya manusia dan robot kini hidup berdampingan dan saling membutuhkan.
Cara kerja manusia lebih sedikit daripada tahun-tahun sebelumnya, tidak ada lagi yg namanya penindasan dalam hak asasi manusia. Tapi tidak untuk robot, mereka bekerja untuk manusia hampir 24 jam.

Di sini seorang pemuda hidup sebatang kara dan dalam kesehariannya, dia selalu mengerjakan semua pekerjaannya tanpa mengandalkan semua robot ciptaannya. Baginya, robot bukan hanya sebuah mesin. Tapi mereka juga teman, yang juga membutuhkan istirahat. Mungkin terdengar gila di pikirkan beberapa manusia yang memang menjadi rekan bisnisnya. Tapi pria itu hanya tersenyum menanggapi semua komentar itu. Dalam hatinya, dia berjanji akan berhenti melakukan bisnis ini, setelah apa yang coba dia upayakan terwujud.

A02  adalah salah satu ciptaannya yang banyak dilirik para pengusaha. Tapi dia bersikeras untuk tidak mempublikasikan robot yang menyerupai sosok manusia itu.
Saint Suppapong  seorang ilmuwan muda yang berhasil mengembangkan robot ciptaannya menjadi robot pembantu manusia. Di usianya yang masih 37 tahun, dia sudah mendapatkan banyak sertifikat dari hasil karyanya yang memang benar-benar sangat membantu manusia.

Semua orang hanya tidak tahu seperti apa sosok yang menciptakan semua mesin hebat itu, Saint memilih untuk menyembunyikan identitas aslinya. Dia hanya tinggal di sebuah rumah sederhana dengan ruang kerjanya yang cukup luas, dan 2 kamar. Kamarnya dan juga kamar seseorang yang begitu ia rindukan saat ini.

Saint berdiri di depan jendela ruang kerjanya dengan secangkir kopi di tangannya. Dia melihat banyak bunga bermekaran di halamannya, dia menanam itu semua sendiri saat merasa jenuh dengan pekerjaannya.
Banyak yang menanyakan kenapa dia tidak menikah di usianya yang sudah matang ini. Dia selalu menjawab …

"Aku sedang menunggu kekasih Ku kembali."

Tapi nyatanya sudah hampir 10 tahun, semua penantian itu seolah sia-sia. Dan Saint sangat sadar jika apa yang dia nanti tidak akan pernah kembali lagi padanya.

"Berapa kalipun aku membaca buku dongeng itu, tapi tetap saja keajaiban itu tidak datang padaku." gumam Saint.

Dia melihat tumpukan buku dengan judul "Pinokio"  dari berbagai negara, dengan 1 alur kisah dan cara penyampaiannya yang berbeda.
Pinokio adalah sosok bocah yang terbuat dari kayu, dan dia bisa hidup menjadi manusia karena seorang kakek menangis akan kematian sang cucu satu-satunya.
Kakek itu membuat pahatan berbentuk cucunya, dari sebuah kayu dan dengan ajaibnya kayu pahatan itu berubah menjadi sosok manusia yang sangat dirindukan kakek tersebut.

"Aku sadar, apa yang sudah pergi tidak akan pernah kembali lagi. Tapi apakah aku bisa melupakanmu, itu yang membuatku ragu. Dan sekarang kau berdiri di depanku tanpa bisa kusentuh dan tidak bisa diajak bicara."

Saint melihat sebuah robot ciptaannya yang berdiri di dalam lemari kaca di ruang kerjanya. Robot itu memiliki paras seseorang yang amat ia cintai. Dan sangat ia rindukan selama ini. A02  robot yang selalu dipertanyakan kegunaannya oleh beberapa investor dan relasi kerjanya. Tapi Saint tidak pernah menjelaskan apapun tentang hal itu. Dia hanya membuat itu tanpa tahu apa kegunaannya, dan dia sengaja memajang karyanya itu di lemari kaca.

"Perth~ tahukah kau, selama ini aku benar-benar menunggu." Saint mengusap air matanya, "Menunggu keajaiban datang menghampiriku, dan membuat mu kembali padaku seperti dulu. Maafkan aku~ " isaknya.

Saint segera keluar dari ruangan itu untuk menyegarkan dirinya. Dia keluar dari rumah untuk sekedar jalan-jalan dan membeli bahan makanan untuknya, karena persediaan di rumah hampir habis.
Cukup lama dia keluar, dan langit mulai menggelap. Saint memutuskan untuk makan malam di sebuah restoran sebelum akhirnya dia kembali ke rumah.

Tepat pukul 8 malam, dia kembali ke rumah dan menemukan pintu serta jendela kamarnya dan ruang kerjanya terbuka. Saint yang panik bergegas masuk, dia tidak takut kehilangan barang apapun. Dia hanya takut ada yang mengambil robotnya yang terpajang di ruang kerjanya.

Dan saat sampai di dalam rumah, dia terkejut melihat seseorang berdiri di balik pintu lemari esnya. Sosok itu memakai kemejanya dan nampak menguras isi kulkas Saint.

"Hei! Siapa kau?!" bentak Saint.

Sosok itu terdiam, dia berbalik dan melihat Saint dengan senyuman yang membuat kedua matanya menyipit. Kedua tangannya penuh dengan makanan dari dalam kulkas Saint.

Brukk

Saint menjatuhkan semua yang ada di kedua tangannya, dia terkejut sekaligus bahagia.
Apakah mungkin tuhan mendengarkan doanya?!
Itu yang Saint pikirkan saat ini.

"Perth!!" pekiknya, lalu berlari memeluk sosok itu dengan erat.

"Hangat."  batin Saint.

Dia melepaskan pelukannya dan menatap lagi sosok itu, dengan tatapan takjub.

"Kau benar-benar hidup!" Saint berkata dengan air matanya yang mengalir deras di kedua pipinya.

"Perth?!" sosok itu menatap Saint dengan tatapan aneh.

"Ya! Namamu Perth! Dan aku Saint! Kau harus memanggilku Phi Saint." jelas Saint, seraya menghapus air matanya.

"Perth!" Tunjuk sosok itu pada dirinya, "Phi Saint?!" lalu menunjuk Saint.

Saint tersenyum lalu mengangguk dengan antusias. Setelah merasa bahagia karena dia menemukan jika robot ciptaannya berubah menjadi manusia, Saint baru menyadari jika rumahnya itu sangat berantakan.

"Astaga~ kau benar-benar mengacaukan rumahku!" gerutu Saint.

Tapi Perth hanya diam dan memangku sekotak ice cream di atas sofa sambil menonton televisi.

"Itu apa?!" celetuk Perth tiba-tiba, dia menunjuk pada layar tv.

"Itu televisi, kau bisa melihat film dan berita dari sana." jelas Saint, sambil merapikan beberapa pakaiannya yang tercecer di ruang tengah.

"Apa itu fi- film? Dan Berita?!" tanya Perth lagi dengan sedikit terbata.

Saint yang sudah masuk kedalam kamarnya, tidak mendengarkan perkataan Perth. Dan saat dia kembali, dia menemukan Perth berdiri tepat di depan tv dan terlihat mencoba untuk mengambil yg ada di layar lebar itu.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Itu enak!" tunjuknya pada gambar iklan makanan di tv.

"Apa robot bisa makan?" gumam Saint, Tapi dia tidak berpikir lebih jauh lagi, dan segera memesan pizza yang sama seperti yg terlihat di layar televisi.

Saint mematikan tv, dan menyuruh Perth untuk mengganti pakaiannya dengan piyamanya.
Perth menurut tanpa protes, dia mengganti pakaiannya di depan Saint. Tapi saat dia ingin membuka celana pendeknya, dia menatap Saint lalu berbalik memunggungi Saint, dan melepaskan celana pendeknya.

Saint hanya terkekeh melihat tingkah Perth, dia terlihat seperti manusia pada umumnya yang memiliki rasa malu.
Setelah selesai memakai piyamanya, Perth berjalan mengikuti Saint yang membuka pintu untuk kurir yang mengantarkan pesannya tadi.

Perth tampak antusias saat melihat Saint membuka kotak pizza itu. Dia segera melahapnya, bahkan sebelum Saint menyuruhnya.
Saint meninggalkan Perth yang sedang menikmati pizza nya, dia masuk kedalam ruang kerjanya yang sedikit berantakan dan melihat lemari kaca yang menyimpan robot Perth sudah terbuka.

"Kini aku percaya, jika keajaiban itu ada." gumam Saint. Dia menutup kembali lemari itu, lalu segera membereskan semua barang-barang yang berserakan dimana-mana.

TBC
17,01,2022


😅 Akhirnya rilis juga.

Ada yang sadar nggak yaa~ kalo ada yg janggal dengan prolog di atas? 🤭🤭

Semoga kalian ga bosan baca ff ku ya~
Sampai jumpa di update-an selanjutnya~ 😘😘

My Pinokio (SonPin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang