Penakut

135 27 16
                                    

TW // murder , blood
.
.
.
"Kau membuatku terkejut, ..."






























......

Pukul sebelas malam tapi lampu kamar masih menyala. Seungmin belum berniat untuk pergi tidur karena tugasnya sebagai asisten dosen masih menumpuk tinggi di meja, super sibuk.

Kopi hitam dan earphone yang membawa musik ke telinga adalah senjatanya untuk mengusir kantuk.

Musik yang diputar juga bertugas untuk memblokir stress karena pekerjaan yang dirasa tidak pernah selesai, sekaligus menenangkan jantungnya yang sedari tadi ribut karena takut.

Hampir tengah malam, sendirian di rumah, dan otak yang teracuni oleh video hantu yang ditonton tadi sore membuatnya kalut. Nasib seorang penakut.

Pas sekali, lagu yang sekarang diputar adalah jazz yang menenangkan. Membuat Seungmin merasa lebih baik dan rileks.

Menikmati melodi yang indah sembari bersenandung, sudut bibirnya yang tertarik ke atas menandakan suasana hati cerah--

AAAHHH!

---senyumnya hilang dalam waktu yang sangat cepat, secepat Seungmin yang mencabut earphone dari telinga tanpa menunda sedetikpun.

Baru saja dia mendengar suara teriakan pria dari earphone yang jelas-jelas sedang memutar lagu jazz. Dia hapal betul lagu ini tidak memiliki bagian yang seperti itu.

Terkejut? Iya. Takut? Sangat. Dadanya naik turun dan dentuman jantungnya terdengar seperti sekumpulan kuda sedang berlari, keras sekali.

Karena tidak lagi fokus, Seungmin membawa selimut juga guling, berniat untuk tidur di ruang tamu sambil menyalakan televisi.

Membuka pintu kamar dengan kaki bergetar, Seungmin yang hendak melangkah seketika terhenti.

Dia melihat kekasihnya yang sedang berdiri dengan satu tangan membawa pisau berlumur darah, "..."

Pandangannya beralih pada seseorang berpakaian serba hitam yang tergeletak di lantai dengan darah yang mengucur dari sayatan horizontal di leher, "..."

Seungmin memandang kekasihnya lagi, bertanya dengan suara kecil, "Suara teriakan barusan dari orang ini?"

Chan mengangguk, "Sepertinya dia mencoba merampok. Untung saja aku masih sempat."

"Syukurlah." Seungmin mengusap dada, lega. Kemudian meninju lengan kekasihnya, "Jangan seperti ini, lain kali lakukan dengan lebih rapih. Kau membuatku terkejut, aku bahkan berpikir sudah mendengar suara hantu tadi. Ternyata bukan hahaha."









ARCANETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang