PROLOG

222 85 178
                                    

"Manungsa mung ngunduh wohing Pakarti"

(Kehidupan manusia baik dan buruk adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri)

Naomi wanita berusia 20 tahun sangat menyukai berpetualang, dirinya sangat pemberani dan rasa penasaran terhadap sesuatu hal baru. Terkadang nasib baik tidak selalu memihak kepada dirinya. Kejadian di luar nalar merubah kehidupan Naomi untuk selamanya.

Naomi dengan nekat mengajak kedua sahabatnya, Rendi dan Cinta untuk melakukan penelusuran dibangunan tua yang bersebrangan dengan kosan  tempat Naomi dan Cinta mengekos.

Kosan mereka berada dilantai dua, Naomi dan Cinta menempati kamar kosan nomor 3, sedangkan Rendi menempati kamar kosan nomor 4. Tepatnya kamar kost mereka bersebelahan. 

Sesampainya dibangunan tua, Naomi dan kedua sahabatnya sudah memegang masing-masing lampu senter yang mulai redup. Entah mungkin aura negatif yang saling berbenturan, dan mengakibatkan cahaya senter tidak cukup untuk menerangi disekeliling bangunan tua itu.

Suara misterius dibangunan tua itu mulai melantungkan kata perkata dalam bahasa Jawa kuno. Samar-samar terdengar suara gamelan yang mengiringi lantunan aneh

"Sabar iku ingaran mustikaning laku"

Seketika Naomi, Rendi dan Cinta saling melempar pandangan. Cinta menaikkan bahu dengan tatapan takut, sedangkan Rendi mulai mengawasi sekitar dan memberi aba-aba kedua sahabatnya untuk berjalan pelan dan memastikan semua sahabatnya aman dan terbebas dari teror.

Naomi memejamkan mata seperti terhipnotis dia membelokkan langkah kakinya ke arah kiri sendirian. Langkah kaki Naomi berhenti di depan pintu kamar mandi tangannya seperti meraba-raba sesuatu.

Rendi dan Cinta berjalan pelan mendekati Naomi memastikan langkah kakinya tidak menimbulkan suara.
Tiba-tiba Naomi membuka matanya dengan napas terengah-engah "Hhhaaah...hah...huuhh ini ti-tttidak mm-mungkin" Ucapnya terbata-bata sambil berusaha mengatur napasnya.

"Udah aku bilang kan Nomi, kita ngapain sih kesini? Feeling memang bener kalo tempat ini gak beres" Cinta mengacak-acak rambut frustasi, menyesal mengikuti ajakkan Naomi untuk berurusan dengan Bangunan tua ini.

Rendi mengeluarkan sesuatu dari tas miliknya, lalu memberikan Naomi sebotol air mineral yang sudah di isi Doa oleh Rendi. "Minumlah, ceritakan pelan-pelan apa yang kamu lihat" Perintah Rendi sambil mengusap pelan punggung sahabatnya bermaksud untuk menenangkan.

Naomi kembali memejamkan mata, "Aku lihat di dalam bak mandi ada anak kecil posisinya duduk, dibagian perutnya bolong jeroannya keluar.... Kisah hidupnya pilu"

Cinta Semakin ketakutan badannya bergetar, merangkul tangan Rendi "Masih lama gak?" Cinta mengguncang lengan Rendi sehingga Rendi mulai kehilangan konsentrasi. Entah do'a apa yang ia lafalkan.

Suara gamelan semakin kencang dan lantunan suara misterius kembali terdengar.

"Adigang, adigang, adigang"

Naomi mengedarkan pandangan ke setiap arah dibangunan tua lantai dua. Bangunan yang sudah tak terurus itu mungkin saja kapan-kapan dindingnya ambruk. Ditengah-tengah dinding yang bolong terlihat sosok hitam matanya merah menyala, sosok itu loncat kebawah tepat dihadapan Naomi berdiri.

Lalu bisikkan nenek-nenek memerintahkan Naomi "Cepat pergi dan lantunkan mantra-mantra!"

Rendi yang juga mendengar samar-samar suara itu, ia menarik tangan Naomi dan menyuruh Cinta untuk lari. Naomi sama sekali tidak mengerti mantra apa yang nenek tua itu maksud. Tiba-tiba Naomi jatuh tergelincir sampai ke anak tangga nyaris paling bawah.

"BRUK!" Suara kencang membuat Rendi dan Cinta semakin panik dengan kondisi Naomi.

Naomi merintih kesakitan, kakinya terdapat beberapa cakaran.

Darah segar menetes di anak tangga sampai ke lantai.

Lantunan itu masih terngiang-ngiang ditelinga Naomi, seketika pandangan gelap lalu tak sadarkan diri.

***

Semakin malam, suasana disini semakin mencekam.

APAKAH KALIAN BERANI UNTUK MENGIKUTI PENELUSURAN BERSAMA KAMI?

"Aji Asta penuh makna, namun membawa kepedihan, sampai maut menjemput"

***

Jangan lupa beri saran dan komentar di karyaku, kritik saran dari kalian sangat berharga untuk melanjutkan ke chapter selanjutnya.

AJI ASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang