•
•
•
•
Sebuah tangan melingkar di perut rata milik Avya, mereka tidur dengan posisi Arthur yang memeluk avya dari samping.
Avya melenguh pelan dan menguap , ia merasakan sesuatu di perut nya. Avya membuka mata nya perlahan lalu melihat Arthur yang masih tertidur , avya membalikkan badan nya menghadap Arthur.
Tangan nya tergerak memainkan rambut Arthur yang berantakan , bibir avya membentuk senyuman tipis.
" Kok gemes sih?" Ucap avya pelan sembari memainkan rambut Arthur
Tiba tiba Arthur mengeratkan pelukannya , avya refleks memegang tangan Arthur dan avya merasa suhu tubuh Arthur panas.
Untuk memastikan suhu nya , avya menaruh punggung tangan nya di kening Arthur dan ternyata benar suhu tubuh nya panas.
Avya langsung bangun dan membangunkan Arthur , ia menepuk pelan pipi Arthur sembari menggoyang goyangkan badan Arthur.
" Dingin..." Leguh Arthur pelan
Avya mendekati Arthur yang masih menutup mata nya sambil bergerak tidak nyaman.
" Badan lu panas , bangun dulu " ucap avya
Dengan setengah sadar Arthur bangun lalu duduk sambil menyender di punggung kasur sedangkan avya berdiri di samping kasur dekat Arthur, " gw masakin bubur dulu habis itu minum obat "
" Gak , gak mau " tolak Arthur dan ia kembali memeluk avya sambil mendusel di perut avya.
" Gimana mau turun demam nya kalau ga minum obat Arthur?" Ucap avya , ia berusaha melepaskan pelukan Arthur tapi pria itu malah mengeratkan pelukan nya
" Lepas dulu , lu ga mau makan hah?" Kesal avya sedikit meninggikan suara nya
Arthur menatap avya sekilas lalu melepaskan pelukan nya , ia bangun lalu pergi ke kamar mandi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Avya mengangkat bahu nya acuh padahal ia sudah berbaik hati ingin memasak bubur untuk pria itu tapi dia malah marah cuma karna avya memarahi nya? Ralat bukan memarahi tapi memberi tahu, dasar sensi!
Di dapur avya sudah berkutat dengan alat dapur nya , ia hanya memasak bubur dan Sop sayur untuk sarapan pagi ini.
Tak lama Arthur keluar dengan outfit rumah dan rambut yang masih basah , seperti nya ia baru selesai mandi. Bukan kah pria itu demam? Dasar keras kepala .
Avya menatap sekilas pria itu , " makan dulu , obat nya nanti gw siapin "
Pria itu tak menjawab ia hanya duduk di meja makan sambil memakan bubur yang avya sudah sediakan , untung saja ia tak komplain dengan masakan avya jika ia banyak bicara mungkin avya akan menyumpal mulut pria itu dengan bubur beserta panci nya.
Avya menyediakan obat demam dan segelas air di meja makan dan ia pun menatap pria di hadapannya yang sedang makan.
" Kenapa mandi? Udah tau demam masih mandi nanti demam nya tinggi siapa yang pusing?" Omel avya
Tapi pria itu seperti orang tuli ia mengabaikan ucapan avya sambil melanjutkan makan nya .
Avya berdecak kesal lalu mengambil pakaian nya di kamar lalu masuk kamar mandi. Setelah selesai mandi , avya melihat meja makan sudah bersih mungkin pria itu sudah meminum obat nya.
Mata avya mencari sosok Arthur di ruang tamu, ternyata pria itu sedang berkutat dengan laptop nya.
Tampak nya ia sudah tidak demam tapi kenapa pria ini tidak mengucapkan satu kata pun sejak kejadian tadi pagi.
Avya duduk di sebelah Arthur yang masih sibuk dengan laptop nya , " lu kenapa? Sariawan?" Tanya avya
" Ga " jawab Arthur Singkat
" Oh ya udah , gw mau keluar bentar beli bahan makanan" ucap avya
Ia bangkit dari duduk nya lalu pergi ke kamar Mengganti pakaian nya , Arthur menatap wanita itu kesal dan melanjutkan kerjaan nya.
✨✨✨
Di supermarket avya menjelajahi semua rak , dari rak Snack , permen , sabun , hingga rak minuman.
Di keranjang nya ada beberapa Snack , sayur , daging dan bahan makanan lain nya. Tiba tiba ada suara yang memanggil avya dari belakang.
" Eu "
Avya langsung berbalik badan dan melihat siapa orang yang memanggil nya tadi
" Eh? Rey? Rey kan?" Tanya avya
" Iya , ini Rey " ucap nya
" Serius? Reygara Azka?" Tanya avya masih tak percaya
" Iyaaa " kata pria itu sambil tersenyum
" Astaga , bisa pass banget ketemu di sini " ucap avya
" Tadi ga sengaja liat perempuan mirip kamu eh beneran kamu" ujar pria itu
" Iya , beli bahan makanan " kata avya
" Itu antrian nya udah kosong , ga mau bayar?" Tanya pria bernama Rey itu
" Eh iya , aku bayar dulu " kata avya dan di angguki oleh Rey
Setelah mereka ke kasir , mereka pun mengobrol di tempat nongkrong depan Supermarket.
" Jadi gimana kabar nya? " Tanya Rey
" Baik baik aja sih , Rey sendiri gimana?" Ucap avya
" Baik juga kok eyu " kata Rey
" Masih aja manggil eyu dari dulu padahal" kata avya
" Hahaha lucu tau eyu eyu " ucap Rey
Mereka pun tertawa bersama dan lanjut mengobrol bersama.
sadar kalau hari semakin sore , avya pun pamit pulang karna ia masih ingat memiliki suami di rumah.
" Yodah lain kali kita baru lanjut ya , aku harus pulang " ucap avya
" Iya udah mau Maghrib juga ,eh boleh minta no kamu? " kata Rey
" Boleh , nih " ucap avya menyodorkan handphone nya
Setelah mensave Nomor avya di handphone nya , Rey mengembalikan handphone avya
" Udah , thanks "" Oke , aku pulang dulu " ucap avya
" Mau aku antar? Udah mulai gelap " kata Rey
" Ga usah , Deket kok " tolak avya
" Beneran? Ya udah hati hati " kata Rey
" Sip , aman " ucap avya
Rey mengganguk sambil tersenyum melihat avya yang semakin menjauh
See u on the next part!!!,
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionFOLLOW AKUN AUTHOR DULU SEBELUM BACA JAN LUPA TINGGALIN JEJAK * * * * * Tentang sebuah perjodohan yang di lakukan 2 keluarga untung menjodohkan anak tunggal mereka. Awalan anak mereka yang menolak dan pada akhir nya mereka juga mulai saling menyuka...