Jan lupa vote , comment!!
Have fun!!Arthur terus menerus mengganti posisi nya , kepala nya pusing dan badan nya terasa panas dan tidak nyaman walau pun selimut sudah menyelimuti seluruh tubuh nya ia masih merasa dingin.
Gadis yang berstatus istri nya itu pun belum pulang sedari tadi siang sampai sekarang , jam sudah menunjukkan pukul 18.37 dan tidak ada tanda tanda kalau gadis itu pulang.
Apakah sulit membeli bahan makanan? Bukan nya hanya memilih lalu bayar kenapa sampai Berjam jam? Pikir Arthur
Sampai akhir nya Arthur mendengar suara pintu terbuka dan suara gadis yang ia tunggu tunggu pun terdengar
" Panas lagi? " Tanya avya
Avya mendekati Arthur yang tidur entah dengan posisi yang bagaimana , avya menaruh punggung tangan nya di kening Arthur dan suhu tubuh nya semakin panas.
Avya hendak mengambil obat tapi tangan nya di cekal oleh Arthur
" Apa? Gw ambil obat dulu biar demam nya turun " ucap avya
" Jangan pergi lagi " lirih Arthur
Avya menatap pria itu , ia perlahan melepaskan tangan Arthur dari pergelangan tangan nya dan mengusap rambut Arthur , " gw cuma ambil obat , bukan ke Jepang "
Setelah itu avya pergi mengambil obat Arthur beserta air minum , saat mengambil gelas avya melihat sesuatu yang tidak asing di tong sampah.
Ya , itu obat tadi!! Ternyata pria itu tak meminum obat nya melainkan membuang nya! Bagaimana demam nya tidak naik kalau seperti ini!!
Avya membuang nafas nya perlahan lalu kembali ke kamar dengan segelas air putih dan obat nya. Di kamar pria itu sudah berpindah posisi.
Avya mendekati Arthur dan duduk di kasur , Arthur yang sadar langsung menidurkan kepala nya di paha perempuan itu dan avya pun tidak menghindar.
" Minum dulu obat nya " kata avya cuek
Arthur menggeleng kecil sembari menatap avya lucu , tapi tak berpengaruh pada gadis itu ia masih memasang wajah dingin nya.
" Minum kalau mau sembuh" ucap avya
Dan lagi lagi Arthur menggeleng , avya menaruh gelas dan obat itu di nakas ," serah Lo mau minum atau ga yang sakit elu "
Avya hendak keluar dari kamar , iya cukup kesal dengan pria itu. Saat avya baru saja memegang gagang pintu , ia mendengar suara isakan.
Tak lama avya merasakan seseorang memeluk nya dengan erat dari belakang dengan isakan tangis , avya berbalik badan melihat pria itu dengan mata yang merah.
" Lepas , gw mau keluar" ucap avya dingin
" Gaa hiks , ga boleh "
Avya menghela nafas berusaha sabar menghadapi pria ini , " ya udah , minum obat nya "
Arthur menatap avya , ia menunduk lalu menggeleng kecil. Avya menatap kembali pria itu
" Obat tadi pagi lu-
" Jangan pake lu , pake aku-kamu " potong Arthur , ia tau bahwa avya akan memarahinya karna tadi pagi ia membuang obat nya
Avya menghela nafas lagi kesekian kali nya , " jadi obat tadi pagi kamu buang? Ga di minum? Udah tau demam juga masih mandi , obat ga di minum gimana ga tinggi demam nya? Kepala nya pusing kan? Ga enak badan nya maka nya minum obat biar sembuh " omel avya tapi dengan nada lembut
Kemungkinan kalau ia membentak pria ini , maka ia akan tambah keras kepala. Arthur hanya menunduk kan kepala nya mendengar omelan dari istri nya.
" Ya udah ke dokter aja , sekalian di suntik 5 kali biar sembuh " ucap avya kesal
Tangisan Arthur kembali terdengar , " hiks ga mau suntik , ga mau hiks "
Avya akui pria ini mengemaskan tapi ia tetap harus tegas pada pria ini. Kesimpulan yang avya ambil bahwa pria ini takut pada suntikkan dan susah minum obat , rasa nya ingin menyumpal obat itu ke mulut Arthur.
" Ga mau... " Lirih Arthur lagi
" Minum obat nya oke? Nurut ya " ucap avya sembari mengusap pipi suami nya itu
" Ga bisa telen " ucap Arthur
' sial , pria ini bayi yang menyamar jadi pria dewasa atau bagaimana? Mama salah jodohin orang ini mah ' batin avya
Avya melepaskan pelukan pria itu lalu mengambil sendok di dapur , ia menaruh sedikit air di sendok nya lalu menaruh obat tablet itu di sendok tersebut.
Obat tersebut mulai meleleh perlahan dan menyatu dengan air putih , avya mengambil sendok nya dan segelas air tadi.
" Buka mulut nya " ucap avya setelah berada di depan Arthur
Arthur menggigit bibir nya berusaha tidak melawan , ia pun membuka mulut nya dan dengan cepat avya langsung memasukan sendok itu ke mulut Arthur.
Avya langsung menyodorkan gelas tadi ke Arthur agar ia dengan cepat meminum nya dan rasa pahit pada obat tersebut hilang. Avya membuang nafas lega , akhirnya pria ini meminum obat nya.
" Udah kan , ga ribet " ucap avya menaruh sendok itu di nakas
" Paitt " ucap Arthur
" Kalo manis obat bocil " ketus avya
" Janan malahh.." lirih Arthur sambil memainkan jemari avya
" Marah bukan malah " ucap avya tegas
" Ihh nda boyeh gitu " ucap Arthur
" Dah dah istirahat aja lu " kata avya
" Temenin " ucap Arthur , ia menarik tangan avya hingga duduk di kasur
Arthur tidur dan menjadikan paha avya sebagai bantalan nya , Arthur mendusel di perut avya. Arthur meraih tangan avya dan menaruh nya di kepala nya , " Elus eluss "
Avya tak bisa menahan senyuman nya dan tangan nya pun mengelus rambut Arthur sesekali memainkan nya.
" Kenapa bisa demam? " Tanya avya
" Kemarin basah kena hujan mungkin karna itu " ucap Arthur
" Kok bisa kehujanan?" Tanya avya lagi
" Jadi kan kemarin kamu pergi terus lama ya udah aku keluar nyari angin tiba tiba hujan ya udah sampe apartemen basah , lagian kamu nya ga tau kemana " cerita Arthur
" Kenapa ga di rumah nunggu aja?" Kata avya
" Bosennnn " ucap Arthur
" Ya udah , sekarang istirahat biar cepet sembuh " kata avya
" Mau sambil peluk , puk puk " ucap Arthur lucu
Avya terkekeh , " iya iya "
Entah kerasukan apa avya mau menuruti permintaan pria itu , apakah Avya mulai mencintai Arthur?
Avya membaringkan tubuh nya dan Arthur langsung memeluk dari samping dan menutup mata nya , " Elus Elus kaya tadii "
" Iya bawel , tidur cepet " kata avya , tangan nya menepuk nepuk pelan kepala Arthur dan sesekali mengelus
Arthur mendusel di dada avya dan mulai terlelap , ia akhirnya mendapat posisi nyaman.
Tak lupa selimut yang menutupi tubuh nya sampai ke leher nya sedangkan avya masih sibuk mengusap rambut Arthur.
Sorry jarang up!!
See u on the next part!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FanfictionFOLLOW AKUN AUTHOR DULU SEBELUM BACA JAN LUPA TINGGALIN JEJAK * * * * * Tentang sebuah perjodohan yang di lakukan 2 keluarga untung menjodohkan anak tunggal mereka. Awalan anak mereka yang menolak dan pada akhir nya mereka juga mulai saling menyuka...