“ arrrrggghhhhhh”. Teriakan nyaring itu terdengar hingga ke seberang sungai. Gemericik air sungai yang mengalir dari hulu ke hilir menambah riuh suasana saat itu. bersamaan dengan itu berjatuhan juga keringat dari dahi sesosok pangeran muda yang mulai putus asa tatkala di sore hari .
Banyak pengharapan dan beban yang di tanggung di masa mudanya. Ayahandanya seorang raja yang mashyur dan bijaksana. Kekuasaan ayahandanya membentang di seluruh negeri. Semua kekuasaan itu diraih ayahnya dengan penuh perjuangan dan kegigihan. Berperang tanpa rasa takut, menumbangkan musuh-musuhnya dengan gagah berani. Demi menyelamatkan rakyat yang terjajah di negerinya.
Dari apa yang dimiliki ayahandanya itu lah, pengeran muda ini diselimuti beban, harapan dan tanggung jawab yang besar di masa mudanya. Setiap hari dia berlatih memanah, beladiri ,berkuda, dan menggunakan semua senjata termasuk pedang dan tombak. Dia berlatih dari terbitnya matahari sampai senja temaram datang.
“ haaiiii prajurit .,, apa kemampuanku hari sudah sepadan dengan ayahku.? ”. Dengan nafas tersenggal senggal pangeran muda ini bertanya pada seorang prajurit yang menemaninya di waktu latihan. Dengan sedikit ketakutan hingga harus sedikit berbohong untuk menyenangkan hati pangeran mud aini prajurit pun berkata, “ kemampuan tuan muda sangat luar biasa , tidak ada lagi pangeran atau ksatria yang mampu menandingi tuan muda, musuh yang layak untuk tuan muda adalah sang raja yakni ayahanda tuan muda sendiri”.
“ tidaaakkkkk ,kau pasti berbohong untuk membuatku senang kannn….iya kannn…..jawabbbb prajuritt”. Pangeran yang tak langsung percaya dengan perkataan prajurit itu dengan nafas masih tesenggal pangeran itu meneriaki dengan pertanyaan yang menyudutkan. Prajurit itupun terkejut , “ ehhh …suuu…sungguh aku berkata yang sebenanrnya tu…tuan..”. terbata-bata ia menjawab pertanyaan dari pengeran. Jemarinya mulai bergetar di sertai keringat dingin yang muncul wajahnya . Pangeran yang marah kemudian mendekati prajurit itu lalu mendekatkan wajahnya tepat di depan prajurit lali berkata, “ AAKKUUUUU TIDAK PERCAYAAAAA PERKATAANMU ITU, kau pastiii berbohong kepadaku, dasar prajurit bedebahhh.. ”. Perkataan yang lantang dan menusuk itu membuat prajurit itu seakan kehilangan kesadarannya, badan nya bergetar ,pandangannya mulai kosong , telingannya bahkan hampir tak mendengar lagi gemercik air sungai. Yang terngiang di telingannya hanya kata-kata yang baru saja di ucapkan pangeran tepat di depat mukanya.
Setelah nya pangeran bergegas menunggangi kuda dan berpesan pada prajurit itu . “ malam ini aku tak pulang ke istana, aku akan bermalam di rumah guru Tan khan, sampaikan salam ku kepada ayahanda". Sesudahnya pangeran muda itu menyampaikan pesan, Ia langsung pergi menuju rumah guru Tan khan. Prajurit yang masih trauma dan bergetar badan nya itu mencoba menenangkan dirinya dengan mencuci mukanya dengan air sungai yang mengalir dengan jenihnya.
"hachhhh….. Padahal dia hanya berteriak saja. Tapi hampir saja nyawaku tercabut di buatnya, huuhhhh.. meskipun kemampuan bersenjatanya belum lihai tapi pangeran muda itu memiliki nyali dan ketegasan yang patut aku puji". Celoteh prajurit sambil berjalan menuju kudanya yang di ikat nya di bawah pohon. Dengan badan yang masih bergetar prajurit itu pun pergi menuju istana. Dan menyampaikan pesan pangeran kepada sang Raja.
Di tempat lain, tepatnya di atas bukit yang tidak jauh dari sungai tempat pangeran berlatih. Terdapat satu rumah sederhana yang beratapkan daun nipah, berdinding kayu, dan berpagar tanaman dan bunga bunga cantik di halaman nya inilah tinggal seorang guru sakti yang terkenal di seluruh negeri. Guru ini bernama Tan kahn.
Di sore itu guru Tan kahn sedang memberi makan domba-domba nya yang sudah berjejer di dalam kandang. Tak lupa guru Tan khan juga menyirami tanaman dan bunga yang ada di halaman rumahnya. Saat guru Tan khan selesai dengan rutinitas nya di sore hari itu. Datanglah pangeran muda berkuda yang terlihat kelelahan . " salam selamat wahai guruku". Sambil tersenyum pangeran mengucap salam dan menatap sang guru. Guru yang terkaget atas kedatangan pangeran muda pun langsung membalas salam dan menyambut pangeran dengan penuh cinta. "ohh…. Salam Sambutku untukmu wahai pangeran San giovan , hahaha… Sungguh tak kusangka, engkau datang berkunjung kerumah kecilku ini".
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuntaskan Harapan
FantasyKisah pangeran muda yang berjuang dan berlatih mengalahkan keraguan dan kegagalan nya.