2

5 0 0
                                    

"Give a plus", teriak U.K Evina kepada adik-adiknya. Dan akhirnya kami pun lewat dengan hati yang sangat menggebu-gebu.
_________________________________________

Autohor's POV

"Eh, mandi dulu atau makan dulu?", tanya Dini yang sudah sangat tergesa-gesa oleh waktu.

"Yaudah kalian mandi aja dulu, kakak sama kak Dinda yang ngambil nasi". Ya Allah lembutnya sampai manggil air mata, padahal mereka yang teledor, orang lain yang jadi korbannya, nggak ngotak banget si.

"Iya kak, makasi banyak kak," segera kami mengambil peralatan perang untuk berjibaku dengan air, dan pada akhirnya mereka malah mendapat berita kamar mandi penuh dengan sosok manusia malas mandi jam 3 pagi, dan air tiada berdaya lagi baku hantam dengan gayung. Mereka pun pulang dengan keadaan lemas, lesu dan tak berdaya, maka jalan keluarnya adalah, membantu kak Dinda dan kak Fifah mengantri ngambil nasi, lauk, dan minum.

Sebagai pasukan yang belum mandi, mereka berlomba menghabiskan nasi secepat kemampuan masing-masing, dan pada akhirnya Kak Dinda dan Kak Fifah lah korban pencucian piring, sementara mereka? Berlari ke asrama mengambil sikat gigi, odol serta sabun cuci muka, setidaknya ada bagian tubuh yang kena air. Dan bisa-bisanya air di asrama juga mati, tamatlah riwayat mereka, 2 menit kemudian mereka mencium sumber air, tepat di kamar mandi depan kamar U.K Asmida dan 2 U.K lainnya. Selesai berbenah dengan rapi nan cantik lebih cantik dari orang yang mandi, mereka pun lari ke kampus, dan untungnya fakultas Dini yang paling dekat diantara manusia di kamar 19, jadi jalan juga masih aman, dan untungnya dosen belum datang, jadi masih ada waktu untuk bernafas dengan tenang.

Tepat pukul 9.10, mereka keluar dengan satu mata kuliah selama 1 sks, yang merasa tinggal di hotel bintang 5 alias f1 dengan Ustdzahnya yang super duper disiplin akan waktu pun berlari sekuat tenaga, karena kalau terlambat bakal dihukum. Selama belajar dengan Ustadzah mereka antara menyimak tidak menyimak, pelajaran mereka kali ini adalah Hadist, oleh Ustadzah Safina, wanita yang cantiknya natural banget, disiplin banget soal waktu, tegasnya nggak main-main, tapi masih suka becanda kok selagi becandanya masuk akal ya.

Selesai pukul 11.30, adalah waktu tidur yang sangat tepat sebelum menuju ke kampus lagi untuk belajar B. Arab dan B. Inggris, tapi yah buat yang belum mandi, mandi aja dulu, setidaknya kalian akan menemukan manusia yang tidak sempat mandi pagi di kamar mandi umum, pelakunya lumayan banyak sih, jadi tidak usah merasa sendiri.

"Eh udah adzan, sholat yuk!", teriak Dini yang baru saja pulang dari kamar mandi.

"Udah adzan?" Tanya yang lain memastikan.

"Udah loh, aku baru dari luar habis mandi!", Dini kembali menegaskan perkataannya yang sempat diragukan, dan semua penduduk kamar 19 pun, bergegas melaksanakan sholat zuhur.

Kalian pasti tahu kan vibesnya sholat bareng teman itu gimana?!, berasa sholat bareng setan, baru juga niat, ada aja kelakuan randomnya, kalian bakal di tatap sampai kalian ketawa, kalau tetap nggak ketawa yah tunggu aja di episode berikutnya, timingnya waktu sujud, jadi mereka bakal naruh bantal di atas punggung dan kalau lagi attahiyatul pas bagain syahadat kan jari telunjuk itu diangkatkan, jadi mereka bakal tutup balik hari telunjuk luh terus bilang "eh jarinya kok nunjuk gitu?", Ya Allah, demi apa Dini dapat teman sekamar se retceh ini, tapi demi kebaikan waktu, ketawanya di tahan dulu, nanti habis selesai sholat baru keluarkan semampu yang kalian bisa.

Kejadian ini biasanya diperuntukkan bagi orang yang sholat terakhir, dan pelaku utamanya dipegang oleh 3 geboy mujair yakni, Islah, Laila dan Maida.

Sangat tidak pantas untuk ditiru yah guys, ini pelajaran buat kita semua, yang namanya sholat jangan dibawa main-main karena sholat adalah hal pertama yang akan di hisab nantinya di akhirat. Jadi jalanilah sebagaimana mestinya.

Selesai menjalani kewajiban terhadap Allah swt, satu per satu penghuni kamar 19 pun mulai meninggalkan kamar, karena akan menjalani kewajiban berikutnya yakni belajar. Dan tidak diherankan lagi kalau Dini adalah the last people in the dorm bersama bestie yang sifatnya rada sama yah siapa lagi kalau bukan Ismi, yang kalau diartikan dalam b.arab artinya nama saya.

Udah tau waktu nggak ngijinin buat berlama-lama, 2 manusia santuy ini tidak akan pernah peduli dan tetap berjalan dengan elegan, sampi U.K ikut geleng-geleng lihat tingkah tengil mereka berdua. Dan mereka nggak salah sih kalau datangnya lama ke fakultas, Ustadznya juga masih nongkrong bareng Ustadz lain, jadi yah masi bisa lah ghibah manjha bareng geng, apa aja di ghibahin, berasa hidupnya udah palinh benar aja. Nggak sadar malaikat maut lagi mantau mereka.

Masih asik dengan rutinitas ghibah, sampai nggak sadar gerombolan ustadz udah pada datang, mampus kan jadi kocar kacir kayak lebah yang sarangnya lagi asapi.

Alhamdulillahnya walaupun Dini dan Ismi orangnya lumayan santay, masih dikasih kesempatanruang 1 B. Arab kok guys, yah di nyamanin aja walaupun nggak nyaman, lah iya teman seruangannya kebanyakan alumni pesantren, Ustadznya juga alumni liar negeri dong, Libya.

Jadi, bagi mereka yang dari sekolah umum, wajar aja agak ketar ketir, walaupun smpnya dulu di MTs.

Dini dan Ismi selama di kampus, kemana aja sama, ke kamar mandi juga sama Author? Iya sama. Udah kayak lagu sebelah, apa tuh yang liriknya ada kata sendal.

Nah sedikit bercerita, awal pertemuan Dini dan Ismi ini sebenarnya sudah lumayan lama, mereka kenal dan main bareng itu semenjak MTs, dan pisah di SMA, eh ketemu lagi deh di dunia perkuliahan ditambah mereka lagi asrama, dan saking gobloknya mereka baru nyadar setelah selesai PBAK kalau kamar mereka depan-depanan.

Petualangan mereka pun kembali diceritakan dalam cerita ini, setelah sekian abad berpisah, anjay lebay.

Lanjutttt guysss

Don't forget buat tinggalin jejaknya yah

-vote
-comment
-and share

Dormitory check !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang