Shana entah dorongan dari mana bercerita kepada Thea, padahal dia tau dia dan kaka kelasnya itu tidak terlalu akrab namun Shana tidak bisa berbuat apa apa lagi selain cerita kepada Thea.
dan toh Thea sudah mengetahui hubungannya dengan Azka dan sebenarnya Shana sudah mendengar banyak dari anak anak osis, bahwa memang Thea sedang menaruh hati pada Azka,
"Ka maaf ya" Thea mengernyit bingung, "Kenapa minta maaf? lu gasalah Shan" ucapnya sembari mengelus pundak Shana.
"Pasti omongan anak anak osis ya akhir akhir ini, dasar kalian tuh cepet banget simpulin suatu hal yang gak tau kebenarannya gimana" ucapnya sambil terkekeh, Shana menatap Thea "Biar itu urusan gue dan diri gue sendiri" lanjutnya sambil tersenyum.
Shana menutup mukanya dengan tangannya dan menangis kencang disana, Thea dengan lembut merengkuh Shana dalam pelukan nya, "everythings gonna be fine Shan, Kalo butuh temen curhat gue siap jadi pendengar yang baik buat lo, its okay im here for you."
setelah dari uks dia memutuskan untuk pergi ke atas rooftop sekolah, tempat biasa mereka yaitu dirinya dan Azka berdua menghilangkan penat dan rindu disana, Benar saja Azka sudah berdiri tegak disana seakan menunggu kedatangan Shana, Shana dengan pelan melangkahkan kakinya ke Hadapan Azka.
"Lets talk Anka" Shana mengagguk pelan dan menatapnya. "Mau sampai kapan Ka?"
"Minggu depan dia akan pindah ke sekolah ini" Tubuh nya membeku seketika, "Aku baru dapet info itu dari Papah 10 menit yang lalu" Azka mengusap mukanya frustasi, meraih tangan Shana lalu di genggam erat tangan "I love you so much my Shanaka."
"Kamu boleh tampar aku sekarang juga Anka, Kalau saja hari itu aku nolak keras dan ngga ikut papah buat pergi malam dan nekat tetep pergi sama kamu hari itu"
"Ka kalau pun kamu paksain buat pergi sama aku, itu bakal bisa nolak perjodohan itu? perjodohan itu bakal tetep terjadi Ka"
"NO, ngga itu ngga bakal terjadi kalau misal si bangsat Jefran itu ga kabur tiba tiba dari rumah Shan!" muka Shana bingung, Hah tadi Azka nyebut Jefran? siapa Jefran?.
"Jefran Kakak pertama aku Shan, dia yang harusnya ada di posisi aku saat ini, bukan malah aku yang di gantiin untuk perjodohan itu." tubuh Azka bergetar, Shana dengan posisi yang masih shock tentang kebenaran itu terdiam, melihat tubuh Azka bergetar Shana meraih pundak Azka menarik kedalam pelukannya.
dalam setahun mereka memulai hubungan mereka berdua, baru kali ini ia melihat Azka menangis di hadapannya.
"Aku disini, gapapa lupain kejadian hari ini." walau sulit sebenarnya, tapi Shana menemukan jawaban lain darinya, tapi apa itu bisa buat Azka tetap terus bersamanya? atau maybe akan berakhir tetap berakhir?
semilir angin mengenai wajahnya beberapa kali, jam sudah menunjukan jam setengah enam sore, tetapi dua insan ini sedang menikmati waktu bersama di pesisir pantai, seragam sekolah masih melekat pada mereka berdua.
mereka berdua memilih untuk bolos siang tadi, oh bukan ajakan Shana tentunya melainkan Azka sendiri yang mengajak Shana untuk pergi ke tempat ini, dimana di pantai ini menjadi tempat bisu keduanya memulai semuanya disini.
tangannya tidak berhenti di genggam sejak mereka sampai, dan Shana melihat ketentraman di wajah Azka sejak mereka sampai di tempat ini senyum hangat Azka pun tidak pernah luntur ketika melihat wajah Shana.
"Mau pulang? cape ya?" Shana menggeleng kuat, dan mempererat genggaman tangan mereka
Azka tersenyum "Mau makan di tempat biasa ?" mata shana berbinar "Sate bakar pak ujang?! Mauuuuuuuu" sudah lama sekali Shana tidak makan disana, terakhir kali makan disana saat satu tahun lalu Shana dan Shaka pergi kesini.
"Yuk, sini naik" Azka merendahkan tubuhnya, "Sini naik, aku gendong kaya biasa" Shana terkekeh lalu dengan hati hati naik ke punggung Azka tangannya ia lingkarkan di leher Azka.
"Aku lari ya Shan sampai parkiran" tanpa aba aba Azka berlari, Shana langsung memperkuat pegangannya "AAAAA KA JANGAN KENCENG KENCENG IHH"
Azka tertawa lepas mendengar teriakan Shana, "Anka lihat ke depan" Shana melihat kedepannya , warna langit di sore itu sangat cantik perbaduan warna orange dan ungu sangat indah terlebih melihat matahari yang siap untuk tenggelam, di gantikan dengan bulan yang siap muncul sebentar lagi.
cup.
satu kecupan menyadarkan lamunan Shana dan menoleh ke Azka. "Thank you, I'm lucky to have you."
Keduanya telah sampai di warung Sate Bakar pak Ujang, langganan mereka saat mereka berdua masih masa pendekatan, bahkan pak Ujang sangat akrab kepada mereka berdua, pernah di saat Shana sangat ingin sekali makan Sate bakar nya pak Ujang dia sampai curhat ke pak Ujang lewat WhatsApp karena jarak dari rumahnya kesini sangat jauh jadi ga memungkinkan Shana pergi ke tempat pak Ujang.
sampai sampai pak Ujang rela dengan senang hati membri resep rahasia sate miliknya ke Shana, bahkan Pak Ujang dengan sabar mengajari membuat bumbu satenya lewat video call bersama Shana, tapi ya tetep aja rasanya ga seenak aslinya.
"Pakdeh tebak siapa yang dateng ni" barusan adalah merupakan cucu dari pak Ujang.
seseorang sedang membawa kipas baru saja keluar dari dapur "Astaga Yaallah neng Anka , dek Azka"
"Pak Ujanggg, Kangen banget udah lama ga kesini"
"yaampun neng duduk duduk dulu sini" mereka duduk di salah satu meja disana, keadaan warung masih sepi, untunglah mereka datang awal kalau tidak mereka bisa tidak kebagian tempat.
"apa kabar pak?"
"baik alhamdulillah Dek Azka, makin ganteng aja nih pakde liat liat" azka tertawa
"pak ujang genit" pak ujang tertawa mendengar Shana berkata seperti itu "iya iya yang sekarang udah pacaran, dulu mah pas kesini belum ya"
"Udah ah pakde ngeledek mulu nih, Anka laper tau"
"Tenang Tenang pesanan datang spesial buat teh Anka dan Bang Azka" Agoy cucu pakde yang tadi datang membawa banyak Sate ke meja mereka
"Goy tambah lagi mana cukup neng Anka cuma segitu" Shana tertawa, dasar Pak Ujang tau aja.
"Tenang teh! Agoy ambil lagi nanti" Agoy dengan secepat kilat kembali kedapur, namun tiba tiba seperti ada robongan bus datang Pak ujang pamit kembali ke dapur benar saja kan Warung makan Pak Ujang sudah ulai ramai.
akhirnya keduanya memilih menyantap sate tersebut, "Pelan Pelan makan nya Anka, kotor kan eum" Azka membersihkan bibir Shana menggunakan tissue, Shan tersenyum lebar "Abis enak banget" Azka terkekeh gemas melihatnya.
"Mau kemana lagi habis ini?" tanya Azka, "Mau ke tempat biasa boleh? alu mau beli sesuatu disana" Azka mengagguk "boleh."
tiba tiba handphone milik Shana berbunyi, Shana melihat siapa yang baru saja menelponnya "Mampus gue, Ka! Wali kelas aku nelfon kayanya kita ketahuan bolos"
TBC...
THANK YOU UDAH MAU BACA I LOVE YOU BESTIEEEEEE MWAHHHHH