-6- : A Reason Without A Reason

3 2 3
                                    

Menurutmu,

Apa alasan aku memilihmu sebagai tema yang akan aku lukis?

.
.

🎨🎨🎨

.
.

Di kelas X IPS 1. Setelah kepergian Aqeela dan Zoyvann. Semua orang masih bingung, terutama Canvas. Anak itu hanya menatap pintu tempat terakhir kali si siswa baru dan si km meninggalkan kelas. Bahkan Canvas mengacak-acak rambutnya frustasi. Karena hal itu, Pak Rendi yang masih bingung dengan kelas tercap kacau ini, semakin bingung ketika melihat Canvas.

"Nih anak ngapa lagi?" batin Pak Rendi heran dengan Canvas yang jadi marah-marah sendiri.

Ya. Canvas menendang-nendang meja dan kursi gak jelas plus menggerutunya dia tuh gak jelas banget. Tas ransel yang dilempar Zoyvann tadi pun jadi ikut-ikutan Canvas lempar.

Sementara itu di meja ujung kelas. Meja si murid-murid terbaik SMA Harapan katanya.

"Lo liat si murid baru gak tadi? Gila!! Keren banget cuy..." tanya Ken heboh. Saking hebohnya, dia sampai tidak sadar bahwa dia memukul-mukul temannya.

"Please ketua sosis, ngomongnya biasa aja gak usah pukul-pukul" ucap Jerry malas menghadapi satu sahabatnya itu.

"Hiiiii... Sudah I say, OSIS bukan SOSIS! Ngapa kalian pada don't know maksudnya sih. Osis tuh singkatan dari..."

"Gak usah ngomong, kita udah tau" Rifki langsung membekam mulut Ken ketika lagi ngerocos.

"YA UDAH JANGAN SEBUT-SEBUT LAGI SOSIS! SINGKATANNYA AJA BEDA SAMA OSIS" kesal Ken kemudian menghempaskan lengan Rifki kasar.

"Iyalah terserah maneh aja..." Jerry menggerlingkan matanya malas.

"Si ketos..." panggil Firhan.

"What my friend ter-CINTAH?" tanya Ken langsung menatap Firhan dengan mata yang dibuat-buat layaknya anime supaya lucu.

"Lo ngomong belum selesai, jangan ributin osis sosis mulu..." jawab Firhan dingin.

"Memang I say what tadi?" tanya Ken lagi.

"Ckk... Sok gaya bahasa Inggris, tapi pelupa" decih Ghani.

"Hiii... apa? Memang tadi I say what? Dadabhae..." Si ketos malah terlihat kebingungan.

Tapi, tetap lebay sih🙄

"Hiiii... Yang tadi gila keren... Itu maksudnya apa sih? Gue gak ngerti" tanya Firhan lagi terlihat gemas. Ingin rasanya sekali dia nonjok tuh bocah. Ketos tapi kok gitu?

"Ken memang banyak omong sih, jadi yang lain ikut-ikutan dan malah ganti topik" Wawan menyahut.

"Hah? Gimana? Gimana?" Ken makin bingung.

"Kita lagi omongin si murid baru sama si km, kan?" tanya Firhan menatap serius Ken dan berusaha sabar.

"Eung" Ken mengangguk sebagai jawaban.

"Nah, lo itu belum selesai sama yang tadi lo omongin" jelas Firhan sekali lagi.

"Oh. Si murid baru dan si km toh..." Ken hanya mengangguk-anggguk alias baru ngeh.

"Iya. MASA GITU AJA GAK NGERTI SIH? MAKANYA JANGAN SUKA ALIHIN KE YANG LAIN DEH" bentak Firhan sudah habis kesabarannya.

Memang harus begitu sih kalau hadapin si ketos SMA Harapan, Kenzo Halvaro.

"Selow broh... Bawa bekalem" Wawan menenangkan.

"Jadi, gila keren apa?" tanya Firhan lagi. Meskipun harus menghadapi si ketos itu, seorang Firhan Risyhad Maulana tetap pantang menyerah.

Painting From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang