-5- : You is The Next

2 2 0
                                    

Mengapa harus aku?

Mungkin itu yang akan kamu tanyakan.

Seharusnya, bukan pertanyaan itu yang kamu ajukan.

Apa alasannya mengapa kamu memilihku?

Jika kamu bertanya itu, maka aku akan jawab.

.
.

🎨🎨🎨

.
.

Di meja Aqeela. Aqeela dan Canvas masih saling tatap, meskipun Canvas masih mengulurkan tangannya memegang buku dan pulpen.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Aqeela heran.

"Cepet ambil! Lama banget sih. Emang tangan gue gak pegel apa?" gerutu Canvas menaruh buku dan pulpen itu di atas meja.

"Terima kasih" ucap Aqeela tersenyum simpul dan mengalihkan pandangannya ke buku dan pulpen, lalu mulai menulis namanya. Dia membiarkan Canvas berdiri saja di sampingnya.

"Udah cuman bilang gitu doang?" tanya Canvas tidak percaya.

"Lalu, apa yang harus aku katakan?" tanya balik Aqeela langsung menatap Canvas.

Mereka berdua saling tatap lagi, tapi sama-sama dengan ekspresi dingin.

"Beritahu aku namamu"

"Aku sudah melakukan itu tadi"

"Aku tidak mendengarkan wali kelas brengsek itu berbicara. Dia terlalu banyak omong" menggerlingkan matanya malas, tapi kembali menatap Aqeela.

"Tetapi, bukankah aku sudah memperkenalkan diriku hari itu? Hari pertama saat aku baru saja pindah dan bertemu denganmu"

"YAAA!!" membentak kesal tiba-tiba.

"Ada apa lagi?" sedikit terkejut, tapi juga kesal.

"Lo polos-polos amat sih jadi cewek. GUE SUKA SAMA LO!!" bentak Canvas spontan.

"Ya?" tanya Aqeela terkejut, tapi juga tidak percaya.

🎨

Saat Canvas membentak spontan bahwa dia menyukai Aqeela, semua orang sangat terkejut dan tidak percaya. Terutama teman-temannya yang berada di bangku belakang.

Ya, mejanya Zoyvann, Jerry, Ken, Rifki, Ghani, Firhan dan Wawan.

Tatapan mereka kosong seperti tidak bisa melihat dunia sempit ini. Namun  bagaimanapun mereka, biang kerok kelas X IPS 1 ini tetap bisa banyak omong.

"Bener tuh anak cowok..." ucap Firhan kagum.

"Gila keren besssstttttie-ku. SARANGHAEYO!!!" ucap Ken tak mau kalah kagum dari Firhan. Dia sangat bersemangat tapi juga lebay.

"Gila keren sumpah si anak tukang tidur. Seumur-umur padahal si cowok tampan ini gak pernah menyatakan cinta secara langsung" ucap Wawan menggelengkan kepalanya tidak percaya.

Karena ucapan ketiga anak SMA tapi kelakukan masih bocil itu, Zoyvann, Jerry, Rifki dan Ghani jadi menatap kesal tapi juga menggerlingkan matanya malas.

"Lo bertiga ngomong apa sih? Orang mah punya temen yang langsung nyatain cinta apa suka gitu jadi malu. Lah, lo pada?" tanya plus gerutu Rifki dingin.

"Emang urusannya sama wakil km apa? Toh, gak bakal dilaporkan ke polisi juga atas dugaan pencemaran nama baik teman. Orang kita cuma takjub aja" ucap Firhan.

Painting From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang