Brakk!
"Sohyun diculik?"
Sehun menganggukan kepalanya, ia mendengar dari perbincangan para mahasiswa di kampus yang mengatakan bahwa Sohyun sudah tiga hari tidak terlihat di kampus. Jika saja Sehun tidak mengunjungi Jaehyun, mungkin ia tidak akan mendengar berita itu. Setelah sampai di camping perbatasan, Sehun langsung bergegas menemui Seokjin untuk memberitahukan hal tersebut.
Tentu saja hal itu membuat Seokjin terkejut bukan main, bagaimana bisa sang Ayah datang dengan begitu santai sementara Sohyun kini hilang tak berkabar. Apakah sang Ayah sama sekali tidak mengkhawatirkan Sohyun?
Seokjin pun meraih mantelnya dan segera bergegas untuk pergi tanpa mengindahkan teriakan Sehun yang memanggil namanya, yang Seokjin pikirkan saat ini hanyalah Sohyun. Keselamatan Sohyun jauh lebih penting dari apapun. Seokjin harus menemukan Sohyun bagaimanapun caranya.
Ketika Seokjin berlari keluar dari tempat camping, seorang penjaga melihatnya dan langsung membunyikan alarm tanda bahaya. Namun, Seokjin tak memperdulikan hal itu dan terus berlari, meski suara tembakan mulai terdengar, tak membuat Seokjin menghentikan langkahnya dan terus berlari hingga semua orang yang berjaga pun langsung mengejarnya sambil menembakinya.
Sohyun, kau harus bertahan. Aku akan menyelamatkanmu.
"Kim Seokjin!"
"Kim Seokjin! Berhenti!"
Tak menggubris dengan sang Ayah yang terus berteriak memanggil namanya, Seokjin terus berlari hingga akhirnya menemukan sebuah mobil yang berjaga di parkiran, sontak saja Seokjin langsung masuk ke dalam mobil yang ternyata di kendarai oleh sopir pribadi Ayahnya.
"Kwon Ahjussi!"
"Tuan Muda, kenapa Tuan ada disini?"
"Cepat pergi, Ahjussi! Kumohon."
"Tapi, Tuan------"
"Kumohon."
Melihat wajah Seokjin yang tampak putus asa pun membuat Kwon merasa tak tega harus menolak Tuan Mudanya itu, akhirnya mau tak mau Kwon pun langsung melajukan mobilnya pergi menuju Seoul.
***
Sohyun menatap wajah Jungkook yang masih tertidur pulas dalam pangkuannya. Meski tengah berada di tempat asing yang tak Sohyun ketahui dimana, namun di dalam ruangan yang asing dan gelap itu terdapat televisi dan beberapa camilan makanan. Sohyun sendiri tak mengerti, namun setidaknya ia masih bisa bertahan dengan semua barang itu.
Bahkan setiap pagi ia juga dikirimi nampan berisi makanan untuk sarapan.
"Pagi,"
"Selamat pagi, Jeon. Bagaimana tidurmu?" tanya Sohyun seraya menatap wajah Jungkook yang benar-benar khas bangun tidur. Sohyun menyunggingkan senyum melihat wajah Jungkook yang kini menatapnya. "Kepalamu masih sakit?"
Jungkook perlahan bangkit dari posisi tidurnya lalu duduk bersandar di samping Sohyun, "Jauh lebih baik dari sebelumnya. Terimakasih."
"Kau mau makan? Mereka mengirimkan sarapan." Sohyun beranjak dari duduknya, lalu berjalan menuju meja yang terdapat satu nampan makanan. Setelahnya Sohyun mengambilnya dan kembali duduk disamping Jungkook. "Aku akan menyuapimu."
"Kau tidak makan? Hanya ada satu nampan diatas meja." tanya Jungkook dengan tatapan bingung, melihat sekitaran hanya ada satu nampan berisi makanan, lalu yang lainnya hanya camilan saja, dan galon berisi air. Jungkook kembali menatap Sohyun, "Kita makan berdua, ya? Kau juga harus makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Sleep ✔
Fanfiction[COMPLETED] Bagi Sohyun, salju pertama yang turun ke bumi bukanlah keajaiban, tapi kenangan. Warning! ©jeonseraaa, 2022.