Bab 5: lemon tea

21 7 2
                                    


"Gua kadang suka mikir. Bajak laut kalo di sawah apa dia jadi bajak sawah?"

-Hendra manusia aneh

-
-
-

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-
-


Malam tentram terjadi di kediaman Alatas. Tidak ada suara gaduh yang biasanya bersahutan mengisi seluruh penjuru rumah. Suasana rumah pada malam ini sangat tenang. Perempuan dengan piyama santin berwarna matcha itu merebahkan tubuhnya di atas kasur, matanya menatap jam dinding berkarakter keropi di sudut ruangan.

Jarum panjang menunjukkan angka 7, sedangkan jarum pendek berada di angka 5, dan Mel baru saja menyelesaikan kewajiban sholat Isya. Perempuan itu menghela nafas kasar, dirinya merasa sangat bosan di malam-malam seperti ini. Malam dimana hanya ada dirinya sendiri yang berada di rumah, sedangkan semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Cemal tadi sudah mengajaknya untuk ikut keluar, kumpul bersama teman-temannya, karena Cemal tau Mel tidak suka sendirian di rumah. Namun, Mel memilih menolak ajakan Cemal dengan alasan lelah, Mel sebenarnya paham maksud sikap baik Cemal, tapi dia hanya tidak mau terus bergantung kepada kembarannya itu, dia tidak ingin terus membuntuti Cemal.


Mel meraih ponselnya, mengutak-atik benda canggih itu mencari kegiatan guna mengusir rasa bosan. Jemari lentiknya mulai berselancar di atas layar ponsel, menggulir berita-berita terupdate dari akun media sosialnya. Merasa suasana hening, Mel pun memutar musik. Dirinya tidak menyukai suasana yang hening pada malam hari, karena itu membuatnya terkesan horor. Akhirnya dia pun kembali berkutat dengan media sosialnya, dengan sesekali bersenandung mengikuti irama lagu yang tengah terputar. Selang beberapa menit berlalu, Mel terlihat asik menyelami dunianya, sampai sesaat jemarinya berhenti bergerak, tatapannya terpaku pada sebuah kalimat.

"Jangan menjadi gula untuk si pencinta pahit."

Mel merasa tertarik dengan akun ber username 'lemon_tea', yang tanpa sengaja muncul di beranda media sosialnya. Karena penasaran, jarinya pun tergerak untuk melihat postingan lainnya dari akun itu. Mel berdecak kagum mengetahui bahwa akun itu ternyata memiliki jutaan followers, bahkan itu lebih banyak dari followers yang dia punya, kembali melihat-lihat decakan kagum terus terlontar dari mulut Mel. Postingan yang diunggah hanya berisi sebuah kalimat, namun mendapat jutaan like dan ribuan komentar positif. Tak dapat dipungkiri bahwa semua kalimat yang diposting memiliki makna positif dan memotivasi, pantas saja banyak yang mengikutinya.

"Hujan di bulan September, datang hanya untuk membasahi luka yang sempat mengering," ucap Mel membaca salah satu postingan dengan background kondisi lalu lintas dikala hujan turun.

MonokromTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang