Bab 2: hari hujan

42 11 2
                                    


"Aku terlalu lazada untuk kamu yang prada"
-cemal

-
-
-

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-
-

Hujan kembali membasahi jalanan ibu kota. Kedatangannya yang begitu tiba-tiba membuat segelintir orang mendesah kecewa karena hadirnya mengharuskan mereka menepi, menunda berjalan

nya aktivitas yang tengah mereka lakukan. Terlihat dengan jelas bahwa di beberapa tempat seperti emperan toko, atau halte bus penuh dengan kumpulan manusia yang tengah bersinggah sejenak. Hujan turun dengan tenang, sesekali angin bertiup membuat suhu udara naik menjadi 21° dari suhu normalnya.

Di sebuah kedai kopi yang sudah terlihat tua, terletak di sebrang halte, seorang perempuan berseragam SMA tengah duduk bersantai menikmati tayangan video pada monitor laptopnya, ditemani dengan secangkir teh hijau khas dari kedai itu. Kepalanya sesekali mengangguk-angguk, bersamaan dengan ketukan kakinya pada lantai, matanya masih berfokus pada benda canggih yang sedari tadi menjadi objek penglihatannya, hingga senandung indah keluar begitu saja dari bibir mungilnya. Tidak begitu memperdulikan keadaan sekitar, perempuan itu asik dengan dunianya sendiri.

Tring, tring!

Bel yang berada di pintu masuk kedai, berbunyi, tanda bahwa seseorang memasuki kedai. Perempuan itu sangat menyukai sensasi ini, berbagai aroma kopi yang memenuhi indra penciumannya dipadukan dengan derasnya suara air hujan bak melodi pengantar tidur, mendamaikan suasana hatinya. Perempuan itu tersenyum kecil, mengeratkan jaket yang dia kenakan, suhu dingin mulai merambat ke permukaan kulitnya. Camelia Andreas Alatas, nama yang tertera di name tag perempuan itu.

Mel melepaskan headphone yang sedari tadi tersemat di kepalanya. Perempuan itu menoleh, melihat situasi diluar kedai yang ramai karena orang-orang mengerumuni satu titik. Keningnya berkerut, berusaha mencerna apa yang tengah terjadi.

Tring, tring!

"Mel! Lo gak papa?!" Seruan seseorang yang baru saja memasuki kedai, sontak membuat Mel menoleh. Lelaki dengan seragam yang sedikit basah karena terkena air hujan itu, segera menghampiri Mel.

"Apaan?" Alis Mel bertaut, menatapnya bingung.

"Gua panik waktu tau ada kecelakaan di lampu merah!" ucap orang itu menggebu.

"Terus, apa hubungannya sama gua?" tanya Mel malas.

"Ya, gua panik. Orang-orang pada nyebut ciri-cirinya perempuan pake seragam SMA Panca, gua kira itu lo." Si lelaki mendudukkan dirinya di bangku depan Mel, sedangkan perempuan itu menghela nafasnya pelan.

MonokromTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang