Atensi Valerie teralih, saat bunyi pesan datang dari ponselnya. Tatapannya kini tak lagi ke arah papan tulis yang menjelaskan rumus Fisika, melainkan ke chat Alrescha.
Alrescha:
[Valee]
[Njir, Valee]Valerieee:
[Apaansi]Alrescha:
[Ntar pulang sekolah, makan bakso yok?]Valerieee:
[Gak ah nanti cewe lo ngambek😒]Alrescha:
[engga udah, gue tunggu ya.]"Valerie ngapain kamu?"
Valerie menyimpan ponselnya saat suara tega Pak Raga menyentaknya. Ia terdiam, "maaf Pak, tadi-"
"Kemari, ambil posisi squat jump. 10 kali," perintah Pak Raga dengan wajah datarnya. Ia guru muda berusia 24 tahun. Tubuhnya tinggi tegap, badannya cukup atletis di balut kemeja putih dan celana cream. Jangan lupakan kemejanya yang cukup menewarang jika terkena air atau basah. Maka dari itu, siswi selalu berdoa ia kehujanan atau semacamnya. Jahat tapi itu adalah sesuatu yang tidak bisa di lewatkan.
Guru idaman? Tentu saja. Sayangnya ia sangat tertutup. Bahkan terhadap guru-guru lain terutama guru lama yang berada di sini. Karna dulu ada satu hal yang membuatnya tidak terlalu menyukai guru, lalu kenapa dia menjadi guru? Karna ia telah berjanji, dengan seorang gadis yang dulu menjadi peri kecilnya. Meski begitu, ia termasuk guru yang mampu menoleransi anak anak muridnya. Dia juga menjadi guru kesayangan murid terutama yang cewek. Ah satu lagi ....
Dia Ketua Adiwangsa angkatan pertama.
Tapi kali ini, Valerie harus menerima hukumannya. Pak Raga, mungkin tersinggung karna ia main HP di saat pelajarannya. Perlahan Ia mulai menaruh tangannya di belakang leher.
Pak raga melihat ke arah pintu, karna ia tau. Ada yang mengintip di sana. Itu alasannya menyuruh Valerie maju. Bukan karna ia main HP.
"Kamu, Valerie?" tanya Pak Raga meneliti Valerie, gadis itu berdehem lalu mengangguk pelan.
Pak Raga tersenyum kecil, ia lalu bersedikep. "Alrescha yang chat kan? Dasar, ketua Adiwangsa habis gue bucin semua."
"Lah Bapak ketua Adiwangsa?" Alrescha tiba-tiba muncul membuat Valerie terjengit kaget. Melody dan Alisya bahkan tertawa kencang.
Raga menaikkan alisnya. "Kamu ga tau?"
Alrescha menampilkan jejeran giginya. Ia melirik Valerie menyuruh gadis itu balik ke bangkunya. "Bukan gitu Bang, gue lupa soalnya lo tambah ganteng."
"Keluar, kalo kamu chat Valerie lagi. Saya keluarkan dia di jam pelajaran saya," usir Raga mengibaskan tangannya membuat Alrescha tersenyum.
"Bapak ga mungkin tega. Bapak pasti tau saya dan Valerie gimana, Bapak pasti paham." Alrescha pergi meninggalkan Raga yang menatapnya dengan tatapan sulit di artikan.
Perlahan senyumnya tercetak, Raga senyum lalu memasukkan tangannya ke saku celana. Menatap punggung Alrescha yang terbalut Jaket Maroon kebanggan mereka.
"Ya, dan saya harap kalian ga berakhir seperti kami," lirih Raga lalu saat berbalik wajah khasnya yang dingin itu kembali.
Valerie terdiam mendengar perkataan Alrescha. Saya dan Valerie? Maksudnya mereka apa? Kenapa Pak Raga paham? Dan tunggu Pak Raga dulu ketua Adiwangsa?
Otak Valerie sulit mencerna ini semua.
•••
"Gilasih ya, Pak Raga cakep banget. Terus dia ketua Adiwangsa angkatan pertama," jerit Melody tertahan. Ia sedari tadi merocos tidak jelas bagaimana ia mengaggumi guru fisika itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alrescha
Teen FictionAlrescha Nero Ardiaz. Cowo ganteng ketua Adiwangsa, ribut kalo udah bareng temen. Sering ngeledekin Vale, wajah andalan nomor satu buat bikin cewek kelepek-klepek. Ga suka di bohongin, tapi kadang boongin orang. Bisa judes dan ga berakhlak sekalian...