#Parkiran

36 14 13
                                    

Plak!

Valerie refleks menampar Alrescha. Pria itu melotot ke arahnya. Ia memegang pipinya dramatis, seolah baru saja mendapat perlakuan tidak pantas. “Kenapa?”

“Kenapa kenapa, otak lo kenapa. Kalo ngomong pikir deh coba,” cibir Valerie membuat Alrescha cengengesan. Sungguh ekpresi cowok itu, jika ada sesuatu di sini, ia ingin melemparnya ke wajah Alrescha yang tampan itu. Sayangnya mereka di lorong yang kosong.

Eh?

Alrescha tersenyum jail lalu mendekat dan merangkul Valerie, gadis itu mencoba melepas, namun pria makin erat merangkulnya. “Emangnya kenapa, ga boleh kita pacaran. Kan seru tuh, banyak juga yang dukung pasti Val. Kalo kita pacaran nanti sering jalan bareng terus Bunda makin suka, beuh  ....”

Valrie menahan tawanya membayangkan itu semua, ia bahkan memukul lengan Alrescha. Geli, ia geli membayangkan itu.

“Alres!”

Valerie menghela napas gusar saat mendengar nada yang menjijikkan itu. Terkesan sengaja di manja manjakan, siapa lagi kalo bukan Belina. Gadis itu datang menatap Alrescha dengan sorot cemburu dan kesal. Ia bahkan menatap Valerie seolah Valerie adalah pelakor. Padahal kan Alres yang mulai.

“Ngapain lo deket deket cowo gue hah?!” bentak Belina mendorong Valerie dan di tahan Alrescha. Gadis itu mencak kecil dan menarik lengan Alrescha membuat pria itu tertawa kecil melihatnya.

“Lo dari tadi di situ?”

“Iya!” Belina menjawab dengan wajah di naikkan seolah habis memergoki Valrie, sedangkan gadis itu hanya tersenyum. “Lo ga liat, Cowok lo duluan ngerangkul gue? Terus apa tadi oh iya ngajak pacaran.”

Belina terdiam, itu benar tapi kalimat lanjutan Valerie seakan memancingnya membuat gadis itu hampir menjambak Valerie Alrescha menahannya dan menatap Belina tidak senang. Gadis itu menghempas tangan Alrescha. “Dia duluan yang mulai!”

“Ah udahlah, lagian cewe lo ga asik. Ga tau mana becandaan mana beneran.”

Valerie meninggalkan kedua pasangan itu dengan Belina yang terus memarahinya dan Alrescha yang menatapnya dalam.

‘Siapa bilang becanda? Itu serius Vale, gue pengen.’ batinnya memperhatikan Valerie hingga gadis itu menghilang semakin jauh. Seperti jauhnya dan sulitnya itu menggapai gadis itu.

Ya, Alrescha mungkin menyukainya.

•••

Melody berdecak kesal. Dari tadi ia sudah berceloteh tidak jelas, tentang bagaimana kemarin ia di kejar banci, karna meminta tolong cowok yang juga lagi di deketin banci tersebut.

Dan, teganya Vale malah tidur dengan pulas. Sebenernya belum, Valerie masih setengah sadar dan setengah tidak sadar. Tapi, ia sudah tidak kuat mengangkat kepalanya lagi untuk menatap Melody.

“Gila nih bocah, Valee!”

“Melody, bisa ga sih jangan teriak lo mau kita di jemur. Untung nih dapet jam kos,” tegur Aya membuat Melody mencibir pelan, ia akhirnya menggoyangkan lengan Valerie agar gadis itu bangun.

“Omaigad, Vale liat Belina ama Alres!” teriakan yang tertahan itu tak hanya membuat Vale terbangun tapi juga Keyla dan Amel yang ikut menoleh karna penasaran.

Di sana terlihat Alrescha yang berjongkok sebagai tumpuan agar Belina bisa memanjat ke tembok. Gadis itu berulang kali bertanya apa Alrescha baik-baik saja. Pria itu menggaguk dan menyuruhnya cepat naik.

“Alres–”

“Belina, gapapa serius. Kalo kamu gini terus bisa-bisa aku di seret Bu Pipit.”

AlreschaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang