04. Revan

28 11 20
                                    

▪︎ ▪︎ ▪︎
Hidup memang harus terus berlanjut.
Tak peduli seberapa menyakitkan
Tak peduli seberapa membahagiakan
Biar waktu yang menjadi pemoles antar semua cerita.
▪︎ ▪︎ ▪︎

Mentari POV

Aku menatap nya ngeri, bagaimana tidak? Pemuda yang selama ini ku rindukan, pemuda dengan senyum yang selalu merekah diwajah nya kini terbaring lemah dengan bersimbah darah diantara dedaunan gugur.

Aku mematung, shock melihat kejadian tragis yang sedang berlangsung di depan mata ku.

Aku mendesis tertahan, perlahan, air mata ku jatuh ke tanah.

Tubuh ku yang semula mematung kini melesat memeluk nya.

Puluhan tetes air mata ku jatuh bercampur dengan darah disekujur tubuh nya.

Gadis tadi masih terlihat panik, ku teriakan padanya, "heii, bisakah kau membantu?? Jangan diam saja,"

Seperti tak melihat keberadaan ku, ia hanya acuh dan masih tetap panik.

Aneh nya lagi, ia malah pergi.

Aku semakin terperosok dalam kepanikan, berkali kali ku coba napas buatan untuk nya.

Untung nya aku tak pernah bolos pelajaran biologi. Jadi, hal seperti ini pernah ku pelajari.

Tak lama, gadis tadi kembali dengan 2 orang pria, segera Revan yang tadi nya lekat dalam pelukan ku kini sudah berada dalam gendongan ku.

Tapi, ada yang aneh disini.

Apa mereka tidak melihat ku?

Faktanya, mereka pergi membawa Revan tanpa memperdulikan ku. Seakan aku tak ada disini.

Aku terpaku, masih menatap heran pungung pungung mereka yang kian menghilang dibalik pepohonan lebat.

Baju ku bersimbah darah, air mata menyatu dengan keringat.

Tak percaya dengan apa yang kulihat.

Aku menyadari sesuatu.

Aku... aku sedang bermimpi.

Siapa pun tolong bangun kan aku...

•••
L o a d i n g

Cukup lama aku terjebak dalam mimpi sebelum akhir nya kurasakan seseorang mengguncang tubuh ku.

Akhir nya aku terjaga.

Rembulan menjadi orang pertama yang ku lihat. Wajah tampan nya terpasang dengan ekspresi cemas.

Aku langsung duduk dan berusaha menilik keadaan sekitar.

"Lan tadi... gue liat Revan..." ucapku lirih, nyaris tak terdengar.

"Revan mana lan? Tadi gue ketemu Revan lan, dia bersimbah darah..." lirih ku ngawur.

Kini aku layak nya remaja yang sedang depresi karna kehilangan orang terdekat nya.

"Gada tar, lo mimpi kali... dari tadi lo ngigau mulu, mimpiin Revan ya?" Tanya nya lembut.

Takdir - [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang