Lembar 27: Aku Pergi dulu

102 26 2
                                    

Me.
| Udah sampe belum?

Arsenio.
| Udah.

Me
| Udah apa

Arsenio.
| Udah luluh

Me.
| Serius

Arsenio.
| Jangan serius² aku belum siap

Me.
| Arsennn!!!

Arsenio.
| Iya sayang?

Me.
| Ih! Udahlah ngeselin

Arsenio.
| Ngeselin apa ngangenin?

Me.
| Bodo

Arsenio.
| Aku mau mandi dulu

Me.
| Oke

Arsenio.
| Dahh

Bella mengeluarkan room chat nya dengan Arsen kemudian meletakkan ponselnya di atas meja.

Bella menatap pantulan dirinya di kaca.
"Gue gila deh kayaknya, masa sama ketikan aja baper" Gumam Bella seraya tersenyum gila.

Toktoktokkk.

"Bell"

"Iya Bun?" Sahut Bella dari dalam kamarnya kemudian beranjak untuk membuka pintu.

"Di cariin Devon" Ucap Audrey.

"Devon di bawah?"

"Iya"
Bella menarik knop pintu kamarnya kemudian turun kebawah untuk menemui Devon.

"Tumben gak nyamperin langsung" Tutur Bella seraya berjalan mendekati Devon yang duduk di sofa.

"Males naik" Jawab Devon seadanya.

"Mau ngajak gue ke mall lagi? Atau mau main PS?" Tanya Bella.

"Bukan, gue mau nitipin surat izin" Ucap Devon dengan menyerahkan amplop surat pada Bella.
"Tolong kasih ke kelas gue, terserah mau Lo kasih ke Adam atau ke Ilham, ke ketua kelas juga no problem" Lanjut Devon.

"Kan besok Minggu"

"Buat Senen"

"Emang Lo mau kemana?"

"Padang"

"Ngapain? Kan liburan masih lama"

"Mama sama gue di suruh papa buat nyusulin dia" Jelas Devon dengan semangat yang menurun.

"Berapa hari?"

"Empat"

"Ooo, ntar kalo semisal Dilla nyamperin gue trus nanya Lo di mana gue jawab apa?" Tanya Bella.

"Bilang yang sebenernya aja, gak usah di tutup-tutupin, lagi pula gak mungkin dia nanyain gue dia kan udah sama Reyhan"

"Lo yang sabar ya, gue tau Lo gak pernah main-main sama perasaan Lo, gue yakin Dilla pasti bisa jadi milik Lo, tapi waktunya bukan sekarang"

"Kalo emang itu terjadi, gue bakal nantiin hari itu"

"Semangat ya, semoga lekas sembuh hatinya" Ucap Bella memberi semangat kepada Devon.

"Hm"

••••

Tringggggg

"Bacot Lo jam!" Ketus Bella yang tidurnya terusik, kemudian ia meraih jam weker yang masih setia berbunyi dan mematikannya dengan kesal.

"Untung dari Bang Ando kalo bukan udah gue buang dah Lo!" Omelnya pada jam yang te gah ia genggam.

Bella membuka tirai yang menutupi jendelanya dan saat itu pula sinar matahari menerpa wajahnya.

Lembar Terakhir ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang