か. Marah (AU Nanami Kento)

316 21 3
                                    

1800 words. Gatau lah apa nih. But still, happy reading! Jangan lupa vote!
***

"Omatase shimashita~"
"Ah, arigatou. Sebentar, aku pesan apa tadi? Beef steak ya"

Kau memilih satu main course dari banyak pesanan yang diantarkan.

"Bolognese~" pria di depanmu segera mengambil piring berisi menu yang ia sebutkan.

Di luar mendung, bisa dirasakan udara mulai lembap. Dengan segala macam kemungkinannya, kalian masuk ke restoran selepas kerja. Hari itu kalian lembur. Mungkin kalian adalah pesanan terakhir yang restoran terima hari itu. Maklum, sudah hampir jam 10 malam.

"Ya tuhan, gerah ya" pria bersurai putih di depanmu melepas jas yang ia kenakan sejak tadi dan dia letakkan di sandaran kursi.

"Hujannya sebentar lagi turun, pantas jadi lumayan gerah"
"Prediksinya malam ini hujan lebat. Kau bawa payung?"

Kau mengangguk, "untuk ukuran orang yang malas naik mobil pribadi, perkiraan cuaca selalu yang aku lihat pertama di pagi hari"

Kalian memulai makan

"Aduuh mobilmu itu bisa rusak kalau jarang dipakai. Servis lah paling tidak. Lagipula untuk apa kau beli kalau tidak dipakai. Bodoh"

Dia merapikan rambutnya. Menatanya ke belakang dan merogoh saku celananya. Pria itu menguncir rambut putih anehnya. Hanya sedikit, sih, yang bisa diikat oleh ikat rambut kecil itu.

"Tumben kau biarkan sampai panjang? Biasanya langsung kau potong"
"Aku tidak ada waktu. Kepala pusat keparat itu memberikan terlalu banyak kerjaan akhir akhir ini"
"Susah, ya, jadi kepala cabang"

Beberapa pelanggan mulai pulang ke rumahnya masing-masing. Hujan masih belum turun.

Kalian bekerja di tempat yang sama. Dia adalah kepala cabang di perusahaan cabang tempatmu bekerja. Baru beberapa bulan dia diangkat, tapi sepertinya pekerjaannya sangat banyak dan berat.

"Dia itu selalu apa apa aku. Gojo, tolong segera laporkan hutang blablabla. Gojo, tolong laporkan sirkulasi uang blabla. Gojo, tolong cek untuk cabang baru. Gojo ini, Gojo itu, semuanya aku"

Gojo memulai dengan obrolannya dulu. Dia tau kau tidak akan langsung bicara. Butuh waktu lama sampai kau menyesuaikan dengan atmosfer sekitar. Belum lagi kalian sudah lama tidak mengobrol sedekat ini.

"Hahahahaha bukannya malah itu memang hal lumrah? Lagipula kau orang yang lumayan muda untuk naik jadi kepala cabang kan? Bersyukur dong"
"Seharusnya bukan aku yang bersyukur. Mereka menemukan aku yang adalah anak emas ini harusnya yang bersyukur"

Semakin lama, obrolan kalian semakin hangat. Perbincangan saat makan malam memang banyak yang membuahkan diskusi menarik.

Tapi kau tidak bisa menutupi situasi hatimu terlalu lama kalau di depannya. Semakin lama tawamu semakin ganjil, matamu semakin sendu. Tentu saja Gojo peka dengan itu.

"Cukup membahas aku. Bukan itu kan yang kau inginkan?"

Memang bukan, tujuanmu mengajak Gojo makan malam ada dua. Pertama, kau ingin memberikan sambutan hangat atas promosinya sebagai teman dekat dan kedua, kau ingin curhat.

Keduanya memang harusnya tidak boleh digabungkan, tapi mau bagaimana lagi. Efisiensi waktu.

"Maaf, ya. Harusnya ini jadi perayaan kecil kecilan atas promosimu"
"Ada apa denganmu dan Nanami?"

Kepalamu mendongak cepat. Setelahnya kau menoleh ke arah lain.

"Sulit, ya, menyembunyikannya kalau di depanmu" kau menghembuskan nafas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jujutsu Kaisen One ShotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang