+.° Prologue ; The Super Feeler, Lumiere Roseanna

1.2K 478 723
                                    

PERASAAN manusia.

Kata orang, sulit sekali menerjemahkannya. Kita nggak akan pernah tahu apa isi hati seseorang. Apa yang mereka ingin lakukan, atau apa yang mereka sukai dan tidak.

Tapi, aku berbeda.

Entah hatiku terbuat dari apa, empati di dalamnya seluas samudera. Aku bisa merasakan hati seseorang, bahkan sejak pertama kali memulai interaksi.

Aku bisa memasuki perasaan mereka.

Jangan terlalu salah paham. Memasuki di sini maksudnya, aku bisa dengan mudah mengetahui apa yang mereka rasakan. Hatiku akan menyerap semua emosi yang muncul, lalu membuat koneksi kuat setelah seseorang melakukan kontak denganku.

Kemudian, gambaran tentang apa yang akan mereka lakukan ketika menghadapi sesuatu dapat kuprediksi dengan baik. Termasuk apa yang sebaiknya mereka lakukan untuk menghindari tindakan itu.

Dan sebagian besarnya, prediksiku akurat.

Mungkin ini bisa dibilang keren. Tapi, ada saja kok bagian menyebalkannya!

Yaa... bayangin aja, kalau lagi nonton film drama, semua konfliknya langsung ketebak karena aku bisa merasakan jadi karakternya.

Makanya, terkadang aku lebih tertarik nonton film misteri. Lebih menantang dan dapat membuatku larut menyusun teori.

Nonton drama sih, kalau butuh penyegar mata saja. Karena yaa... pasti MC cowoknya bervisual surga.

Biasa, sindrom cowok gepeng. Hehehe.

Kembali lagi mengenai kemampuanku. Aku nggak bisa menyangkal sih, kalau memiliki keunikan ini dapat mempermulus hidupku.

Aku jadi lebih mudah mengenal karakter banyak orang dan cepat terhubung dengan mereka.

Aku bisa mengetahui perasaan orang yang kusuka, termasuk bagaimana dengan mudah mengambil hatinya.

Para sahabatku pun solid semua, karena aku dapat dengan cermat menyaring mereka berdasarkan hatinya.

Karena keunikan ini juga, aku bisa mendapatkan posisi yang kini kusandang—kepala departemen bidang kehumasan di organisasi OSIS sekolahku, SMA Bimasakti!

Ssstt... aku dapat posisi ini di tahun pertama masuk, lho!

Sombong dikit boleh ye kan~

Dan kupastikan, kesombonganku di atas akan dibuktikan sebentar lagi.

Drap. Drap. Drap!

Dari kejauhan, seseorang berlarian tergesa masuk ke kelasku, dan mulai mengatur napasnya untuk menyampaikan sesuatu.

"Lumi, lo dipanggil Bu Fara ke ruang guru sekarang!"

𓆩+𓆪

SAAT itu, jam menunjukkan pukul 10:00 pagi. Ini jam istirahat. Aku terpaksa harus merelakan sepuluh menit dari waktuku untuk memenuhi panggilan itu.

Sebenarnya, Bu Fara bisa saja langsung ke kelasku tanpa perantara. Selain karena guru muda, beliau ini sangat aktif dan tidak bisa diam.

Tapi, kondisi beliau sekarang sedang mengandung. Panggilannya ini pasti dalam rangka mendesak. Seperti memberikanku sebuah tugas yang tidak biasa.

Tidak mungkin tugas untuk kelas, karena aku bukan ketua kelas. Bisa jadi, sesuatu yang tidak bisa ia kerjakan karena terhalang kondisinya sekarang.

"Lumi, tolong gantikan Ibu sebagai pendamping Mitty di lomba seni lukis SMA Andromeda, ya?"

LumiNight [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang