"Terkadang tidak hanya batu tebing yang bisa membuatmu jatuh,namun bahkan kerikil di depanmu bisa membuat kakimu terluka karena kau tak terlalu memperhatikannya"
Sepertinya hari ini bukan hari yang baik. Matahari terasa sangat panas, padahal masih jam sembilan pagi.
Seorang gadis diam menatap ke luar jendela kelasnya. Memperhatikan anak-anak kelas lainnya yang sedang melakukan pemanasan. Tidak peduli dengan keributan kelasnya yang sedang merayakan jam kosong mereka. Sayup-sayup terdengar pula suara kelas sebelah yang sedang melakukan pembelajaran.
Dia adalah Diana, seorang siswi kelas dua belas SMA yang akan menghadapi ujian kelulusan setelah memasuki semester dua ini. Dia gadis yang ramah namun cenderung tertutup dan tidak mudah bergaul.Sebenarnya Diana tidak benar-benar memperhatikan anak-anak itu. Dia hanya sedang melamun, memikirkan percakapannya dengan Ranti tadi pagi.
"Kamu nggak tau apa-apa tentang ini, jadi nggak usah ikut campur!" Begitu katanya sebelum meninggalkan Diana sendirian.Ranti adalah sahabatnya sejak kecil yang lebih aktif bersosialisasi di banding diri ya. Ranti lah yang mengenalkannya semua tentang dunia luar, Mengajaknya mengikuti ekstrakulikuler sekolah, mengikuti OSN dan kegiatan lainnya yang melibatkan sosialisasi dengan orang lain di sekitarnya. Bagi Diana, Ranti adalah pintu yang membuatnya keluar dari zona kesepiannya
Diana merasa Ranti sedang ada masalah. Sahabatnya itu selalu terlihat resah dan gelisah setiap saat, selalu melamun bahkan sering tak memperhatikan sekitarnya. Gadis itu khawatir karena lama-kelamaan Ranti menjadi semakin aneh. Dia selalu bertanya apa yang terjadi pada sahabatnya itu. Namun, setiap kali dia bertanya Ranti selalu diam tidak menjawab pertanyaanya dan memilih pergi menjauhSejak pengumuman juara pararel semester satu kemarin, Ranti bersikap dingin padanya. Dia tidak lagi melibatkan Diana disetiap kegiatannya. selalu sendirian kemanapun gadis itu pergi dan mulai menjauhi Diana.
Puncaknya, tadi pagi di belakang sekolah. Ranti terlihat sedang menangis sendirian saat Diana tidak sengaja melewati area itu untuk pergi ke kamar mandi.
Karena merasa khawatir, gadis itu langsung menghampiri Ranti bermaksud untuk mengetahui keadaannya dan melupakan niat awal untuk pergi ke kamar mandi. Namun reaksi dari gadis itu sungguh mengejutkan Diana. Sahabatnya itu menyentak dengan kasar tangan Diana yang berada di bahunya. Matanya yang sudah berlinang air mata menatap tajam kearahnya dan kemudian melontarkan kata-kata yang masih terngiang di pikiran Diana hingga saat ini. Lalu dia pergi begitu saja meninggalkan Diana dengan keterkejutannya.
Sekarang Ranti tidak masuk kelas. Mungkin mencari tempat baru untuk menyendiri. Sunggguh, Diana benar-benar merasa khawatir pada sahabatnya. Ranti tidak pernah bereaksi seperti itu sebelumnya. Diana bertanya-tanya Ada apa dengan sahabatnya itu.
Karena terlalu asyik melamun, Diana tidak menyadari sesuatu terjadi di Halaman yang sedang di tatapnya dengan nyalang. Anak-anak yang tadi sedang melakukan pembelajaran olahraga kini berhenti dan berteriak heboh saat menyadari ada sesuatu yang jatuh dari atap gedung sekolah mereka. Hal itu menciptakan keributan dan membuat kelas lain yang sedang melaksanakan pembelajaran juga ikut berhenti lalu keluar untuk melihat apa yang terjadi. Begitu pula dengan anak-anak kelasnya yang saat ini berdesak-desakan keluar melalui pintu kelas.
Diana tersadar dari lamunannya, bingung menatap seisi kelas bahkan seisi sekolah berkerumun di halaman dengan heboh.
"Apa yang terjadi?" Batinnya sambik ikut keluar menuju halaman sekolahnya.
"Hei, ada apa?" Tanya Diana setelah berhasil mencegat seorang siswi yang ikut berlarian ke halaman sekolah.
"Ada yang jatuh dari atap" jawab siswi itu dengan cepat kemudian pergi melanjutkan perjalan
Dia ikut penasaran siapa yang terjatuh itu lalu berlari menuju halaman sekolah.
Sesampainya disana dia terkejut bagai disambar petir dengan apa yang dilihatnya. Ranti, sahabatnya tergeletak di tanah dengan darah berceceran di sekitarnya. Diana menutup mulutnya yang sedikit menganga tak percaya.
Diana ingin mendekat, namun para guru mencegahnya untuk mendekati tubuh itu. Tak lama kemudian Ambulans datang diikuti oleh petugas kepolisian.
Diana terus menatap tubuh Ranti yang berlumuran darah. Air mata mengalir di matanya, Menyesal tidak memastikan Ranti tetap disisinya.
"Ada apa, Ranti? Kenapa kau tak memberitahukannya padaku?" Lirihnya sambil terus menatap tubuh itu yang sedang diangkat ke brankar oleh petugas.
Di atap tempat Diana terjatuh tergeletak secarik kertas yang sudah basah karena air mata. Kertas itu bertuliskan kata-kata terakhir Ranti sebelum menjatuhkan dirinya ke bawah.
"Kau jahat Diana. Kau merebut satu-satunya kesempatanku. Lebih baik mati sekarang dari pada mati dipukuli ayahku dan di kucilkan ibuku karena tak bisa mendapatkan peringkat pertama yang kau rebut itu!" Begitu isi tulisan di kertas itu.
Andai Diana tahu bahwa dirinyalah yang menyebabkan sahabatnya bunuh diri. Gadis itu akan membuang semua ambisinya untuk mendapatkan peringkat pertama.
The end
___________________________________________Jika ada yang salah dalam penggunaan atau pengejaan kata mohon kritikannya di kolom komentar🙏
Votenya jangan lupaa😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi (Kumpulan Cerpen)
Short StorySelamat datang di duniaku. Dunia di mana suatu keadaan tak bisa ku rasakan di dunia nyata, namun bisa ku ciptakan di dunia fiksi. Hanya kumpulan cerita pendek hasil imajinasi. by: corciouschan started: 2 mei 2020