"Genjot gue. Entotin gue. Gue mau kontol lo nyodok memek gue."
Saat mendengar kalimat itu, Chanyeol menggeram pelan. Satu kekehan juga lolos dari bibirnya.
"Bangsat. Kalo ngajak lo ngewe ternyata segampang ini, harusnya gue coba dari kemaren-kemaren." Chanyeol berkata. Laki-laki itu kemudian segera melepaskan semua pakaian yang ia kenakan. Nayeon juga mengikutinya.
"Terus kenapa gak lo coba? Cupu," ledek Nayeon. Wanita itu kemudian memperbaiki posisi tubuhnya agar benar-benar berbaring di atas sofa. Kedua kakinya pun ia lebarkan lagi, seolah-olah siap menyambut Chanyeol dan kontolnya yang ngomong-ngomong, sudah sangat tegang dan agak memerah di ujungnya. Nayeon menjilat bibir bawahnya melihat pemandangan kontol Chanyeol tersebut.
Bangsat kayaknya lebih gede dari punya Jaewon.
"Kenapa lo? Seneng bisa liat kontol gue?"
"Kok lo gak pernah bilang 'sih punya kontol segede ini..." Nayeon berkata lirih. Tangan kanannya lantas mencoba membungkus batang besar itu; tidak cukup. Kontol Chanyeol terlalu besar bahkan untuk ukuran tangan Nayeon yang sebenarnya jauh lebih besar dibandingkan tangan teman-teman wanitanya.
"Emang kalo gue bilang terus kenapa? Lo mau minta gue genjot kalo lo tau kontol gue gede?" Kali ini, Chanyeol yang seolah meledek Nayeon.
Alih-alih menjawab, Nayeon hanya menggigit bibir bawahnya. Tangannya yang masih membungkus kontol besar Chanyeol pun mulai bergerak maju mundur perlahan; membuat si pemilik kontol mendesah pelan.
"Anjing." Chanyeol menutup matanya sebentar, mencoba menikmati lembutnya tangan Nayeon di kontolnya. Ternyata selain memeknya yang enak, tangan Nayeon juga jago membuat Chanyeol keenakan. Hal ini membuat Chanyeol menjadi semakin tidak sabar untuk menyodok memek tembem Nayeon.
"Enak dikocok tangan gue?" Suara Nayeon membuat Chanyeol membuka mata. Laki-laki itu lantas menampar pelan tangan Nayeon; tanda bahwa ia ingin si wanita berhenti. Nayeon hanya menyeringai dengan perlakuan Chanyeol. "Kasar banget. Kalem aja kali."
"Diem lo lonte." Chanyeol membalas sambil merendahkan tubuhnya dan mengarahkan kontolnya ke depan memek Nayeon yang mengkilap. Ujung kontolnya lantas ia gesek-gesekkan di bibir memek Nayeon. Licin.
"Yeol..." rintih Nayeon. Tatapannya sempat tak lepas dari kontol Chanyeol sebelum akhirnya ia mencoba menatap mata Chanyeol. Kedua maniknya seolah memohon pada laki-laki itu agar segera memasukkan kontolnya ke dalam lubangnya yang sudah berkedut kelaparan.
"Yeol... masukin..." pinta Nayeon.
"Sabar lonte. Gak sabar banget 'sih mau dientot." Chanyeol menyeringai sebelum akhirnya mulai memasukkan kontolnya ke dalam memek Nayeon. "Anjing-hhh anjing! Sempit banget!"
"Akh yeol-fuck!" Walaupun sudah sadar kontol Chanyeol ukurannya jauh lebih besar daripada milik Jaewon, tetap saja Nayeon tidak siap ketika kontol temannya itu mulai menerobos lubang memeknya. Rasa-rasanya memek Nayeon jadi melar seketika.
"Nay lo beneran sering ngewe sama Jaewon gak sih?! Kok memek lo masih sempit begini!" Chanyeol menggertakkan gigi selagi masih berusaha mendorong masuk sisa kontolnya ke dalam memek Nayeon. Sayangnya, yang ditanya hanya bisa merintih.
"Yeol-hhh." Nayeon mencoba mengatur nafas serta menyesuaikan diri saat akhirnya kontol Chanyeol sudah tenggelam sempurna di dalam memeknya. "Bangsat, gue kira memek gue bakal robek."
Chanyeol tertawa sembari tangannya mengelus paha Nayeon, mencoba membantu wanita itu untuk lebih tenang, "Tapi tadi gue serius nanya, Nay. Lo beneran sering ngewe sama Jaewon atau gak 'sih? Memek lo masih sempit banget."
"Ya beneran lah! Masa gak." Nayeon menatap Chanyeol tajam. "But enough with Jaewon-sekarang entotin gue."
Berbekal satu perintah tersebut, Chanyeol lantas segera menggempur memek Nayeon. Kontolnya yang besar keluar masuk tanpa susah payah akibat cairan Nayeon dari orgasme sebelumnya. Setiap kali kontolnya masuk ke dalam lubang milik Nayeon, Chanyeol tak bisa menahan dirinya untuk tidak mendesah.
Memek Nayeon adalah memek terenak yang pernah Chanyeol genjot; ini sudah pasti.
"Hhh anjing-fuck enak banget."
"Yeol... sshh thereh mmhh~"
Selama beberapa detik, hanya desahan demi desahan yang terdengar. Nayeon sudah terlalu dimabuk kontol Chanyeol, begitu juga dengan Chanyeol yang dimabuk memek Nayeon.
"Bangsat bangsat," racau Chanyeol selagi pinggangnya terus bergerak aktif menyodok memek Nayeon dan satu tangannya sudah meremas payudara si wanita. "Kalo Kai sama Sehun tau gue ngentotin lo, mereka pasti pengen juga-mmhh."
"K-kasih tau aja-akh!" Nayeon tersedak saking sulitnya menahan desahan yang keluar dari bilah bibirnya. "Ahhh sshh-kasih tau aja mereka. Biar mereka kepengen juga."
Chanyeol tertawa. Sebegini nakalnya kah teman wanitanya satu ini?
Tangan Chanyeol yang meremas toket Nayeon kini sudah memelintir puting si wanita. "Terus kalo mereka pengen, lo mau biarin mereka nyicipin lo juga? Dasar lonte!"
"Biarin lonte-fuck! Yeol I am close-I am close! Nghhh!"
Tanpa diberi tahu Nayeon pun, Chanyeol sebenarnya sudah bisa merasakan kalau wanita itu memang semakin dekat dengan orgasmenya. Hal ini terbukti dari bagaimana dinding memek Nayeon menjepit kontol Chanyeol semakin sering.
"Chanyeol!" pekik Nayeon saat akhirnya gelombang orgasme menghantam dirinya. Tubuh Nayeon bergetar hebat terutama dari bagian pinggang ke bawah. Cairannya membasahi kontol Chanyeol yang masih aktif menggenjot memek Nayeon; mencoba membantu wanita itu melewati orgasmenya.
"Fuck gue mau cum juga," gumam Chanyeol di tengah-tengah desahannya. "Nay, dalam atau luar?" Chanyeol berusaha menahan orgasmenya. Walaupun terlanjur dimabuk kenikmatan, Chanyeol tetap tidak mau gegabah.
"D-dalam... mmhh... sshhh... dalam aja-please." Nayeon setengah merengek ketika menjawab Chanyeol. Tentu saja Nayeon tidak ingin melewatkan sensasi memeknya disirami peju hangat Chanyeol. Lagipula, setiap ngewe dengan Jaewon, bahkan setelah mereka putus pun, laki-laki itu selalu cum di dalam jadi tidak ada alasan bagi Nayeon untuk menyuruh Chanyeol cum di luar.
"Lonte lonte! Terima nih!" Chanyeol menggeram sembari menyodok memek Nayeon keras-keras, seolah-olah ingin mendorong kontolnya jauh lebih dalam lagi terutama saat akhirnya Chanyeol menyemprotkan pejunya. "Anjiinggg Nayeon!"
"Ahh Yeol~! Fuck anget-ahhh banyak banget peju lo-nghhh!" Gelombang kedua orgasme menghantam Nayeon selagi peju Chanyeol masih juga menyemprot dinding memeknya. Dalam beberapa detik, cairan mereka berdua menyatu; membuat kontol Chanyeol terselip keluar karena laki-laki itu masih tak berhenti menggerakkan pinggangnya untuk melewati orgasme.
Setelah beberapa saat mengatur napas, Chanyeol akhirnya menjatuhkan diri di atas tubuh Nayeon. Wajahnya ia benamkan di antara gundukan toket Nayeon yang tak terlalu ia beri perhatian saking mabuknya ia dengan memek sang kawan.
Enak 'nih toketnya buat nyusu.
"Nay."
"Hmm."
"Mau nyusu..."
Nayeon terkekeh parau, "Bangsat-dasar bayi lo." Namun, tak lama jemari Nayeon mulai menyisir rambut Chanyeol. "Nyusu gih. Kasian juga toket gue dari tadi lo anggurin. Lo gak doyan mainin toket, ya?"
"Gak gitu." Chanyeol mengangkat kepalanya dan menatap Nayeon. "Memek lo enak banget tadi makanya gue sampe gak mainin toket lo," imbuhnya. Setelah itu, Chanyeol pun tak membuang waktu dan segera memasukkan satu puting Nayeon ke dalam mulutnya lalu mulai menyusu seperti anak bayi.
Tidak perlu ditanya apa hal tersebut membuat Nayeon kembali sange atau tidak. Desahan demi desahan sudah kembali lolos dari bibirnya dan kakinya bergerak gelisah karena memeknya terasa kosong. Nayeon menginginkan kontol Chanyeol lagi.
Untungnya, Chanyeol menyadari hal tersebut. Laki-laki itu menyeringai setelah melepaskan puting toket Nayeon dengan suara 'pop' keras.
"Ronde 2?" tanya Chanyeol.
"Gue mau di atas."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ nayeon x boys ] Teman Tapi...
Fanfiction❗ STRICTLY 18+ & FRONTAL❗ Katanya 'sih mereka teman, tapi... ❗ WARNINGS ❗ &. STRICTLY 18+ &&. Tolong jadi pembaca yang bijak. Kalau belum cukup umur, silahkan skip. &. B x G &&. Please do remind yourself it's purely fiction. Tolong jangan mempermas...