Jogja « 02

244 86 39
                                    

Jogja, tempat biasa pandu berbagi rasa suka dan duka bersama. Di gang gelap, di balik ramainya kota Jogja yang terasa istimewa. Jogja tempat berjuta cerita, tangis dan tawa akan terkenang dalam kota itu.

Di setiap sudutnya pasti memiliki cerita bagi pengunjungnya, sudut Jogja itu romantis. Kota terbaik untuk berdamai dengan masa lalu, Jogja panggung penuh dengan nostalgia.

Menyusuri jalan setapak beriringan dengan suara alunan angklung di beberapa sudut Jogja.

Berhenti disebuah angkringan pinggir jalan yang di isi oleh beberapa pemuda, dia memposisikan dirinya menyeder ke tembok belakang yang membuatnya bisa leluasa mengamati ramainya orang yang saling melempar tawa. Matanya tertuju pada satu objek yang mungkin bisa disebut romantis, sepasang kekasih sedang menaiki sepeda bersama.

"Kamu kenapa sih ndu, diem aja dari tadi"
Suara seseorang membuat Pandu menoleh mendapati seorang laki-laki dengan menatap heran ke arahnya.

"Alah kaya gak tau pandu aja kamu di, paling habis ketemu sama cewe"
celetuk pria yang sedang mendengarkan pembicaraan mereka sambil menghisap rokok ditangannya.

"Apa iya ndu? Kalo beneran kenalin ke aku dong"

"Haikal tobat kal, setiap hari ngodani cewe"
ucap seseorang yang dikenal dengan nama Laksa tersebut.

"Kamu kaya gak aja"

"Yo ora, aku mah tipe cowo setia" balas lelaki itu yang membuat ia diberi umpatan dari lawan bicaranya.

"Berisik amat, mulut kalian tak kasih bakwan gimana? tak tanya Pandu dulu to"
Perkataan itu mampu membuat keduanya terdiam, beralih menatap Pandu serius pria yang bernama Adi itu sambil mengeluarkan kata-kata lagi.

"Jawab lah"

"Iya, aku tadi habis ketemu wanita cantik banget di"

"Woi bener kan apa yang aku omongin"
Teriakan Laksa yang membuat mereka menjadi bahan tontonan orang-orang.

"Astaghfirullah, istighfar kamu sa isen aku"
Balas Pandu yang malu karena punya teman seperti ini.

"Wong edan"
Dua kata itu terlontar dari mulut haikal.

"Eh tapi ndu kamu ketemu sama siapa"
Tanya Adi yang sedari tadi penasaran dengan sosok yang ditemui pandu.

"Orang yang aku temui disalah satu sudut kota ini, pake baju hitam yang mampu bikin dia kayak indahnya kota Jogja waktu malam hari"

‹›

Menatap kagum rumah sederhana dengan nuansa rumah joglo yang ada didepannya, dikelilingi oleh rerumputan dan bunga-bunga membuat suasananya terlihat lebih asri. Ia menatap kearah wanita yang ada disampingnya.

"Ini kost-an mu Jan?" Tanya Ayu.

"Iya mba" balas wanita yang dikenal dengan nama Rinjani/Jani tersebut.

"Ada siapa aja emangnya? Kayanya kamu gak sendiri" Tanya Ayu penasaran karena melihat ada dua pasang sandal didepan rumah itu.

"Ada temenku dua orang mba yang tinggal disini" jawaban itu hanya mendapatkan anggukan dari lawan bicaranya.

"Ayo masuk, udah malem ini" sambil mengatakan itu ia melihat jam tangan yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

"Iya jani, bantuin nih aku kan tamu" kekeh Ayu sambil menyodorkan kopernya ke arah adeknya itu.

Melangkah kearah pintu itu dengan mengekori wanita bernama Jani itu. pintu dibuka menampilkan dua wanita yang sedang asik menonton tv, satunya tiduran disofa dan satunya tiduran dilantai.

"Ini mbamu Jan?"
Tanya wanita dengan rambut berponi sambil menatap Ayu yang tersenyum pada keduanya.

"Iya, mbaku ini"

"Salam kenal mba, aku Rena" wanita dengan pipi chubby dan rambut coklat panjang itu memperkenalkan dirinya.

"Aku Ayu ren, namanya sama-sama cantik kaya orangnya" balas Ayu yang membuat lawan bicaranya malu.

"Aku Laras mba, yang paling cantik disini" ucap gadis berponi itu dengan percaya dirinya yang membuat mereka tertawa.

"Ayu ya ras, iya kamu cantik banget"

"Semoga nyaman tinggal disini mba" kata Jani sambil menatap Ayu.

"Aduh tenang aja pasti nyaman, disini banyak cogan mba, gebet satu sabi lah" celetuk Laras tiba tiba.

"Idih cogan mulu pikiranmu ras, tapi sama sih" lawakan rena membuat seisi ruangan menjadi tertawa, jangan tertipu dengan muka polosnya karena Rena bisa disebut seorang yang gonta ganti pacar kalo udah bosen.

Tenang, nyaman, hangat itulah perasaan Ayu sekarang. Bertemu orang-orang seperti inilah yang ayu mau, berharap untuk kedepannya akan selalu seperti ini yang ia harapkan.

‹›

Pagi hari yang cerah di Jogja, sinar matahari mengintip dibalik dedaunan yang rindang, Ayu duduk pada salah satu kursi kayu sambil meminum teh hangat yang ia buat, suara burung berkicau dan daun-daun berguguran menyambut dirinya. Menghirup udara sejuk dipagi hari dengan secangkir teh ditangannya, matanya tertuju pada dua ekor merpati yang sedang terbang bersama menyusuri langit pagi hari, merpati itu romantis, ia melambangkan cinta.

"Eh mba Ayu, ngapain disini mba?" Suara itu membuat ayu menoleh kearah pintu, mendapati seorang wanita dengan rambut berwarna kecoklatan yang diikat.

"Lagi santai aja disini ren" Rena berjalan menuju tempat Ayu berada, mendudukkan dirinya tepat disamping A iniyu.

"Oh lagi santai, kirain apa" balas Rena dengan senyum terukir diwajahnya.

"Kamu asli orang sini ya ren?" Pertanyaan ayu membuat rena menoleh kearahnya yang sedang menatap dirinya dengan wajah penasaran.

"Bukan asli orang sini, tinggal disini ikut ibuk aja" jawaban Rena hanya ditanggapi anggukan dari ayu.

"Mba mau ikut gak? Aku mau beli bubur nih" Tanya Rena.

"Aku ikut ren" setelah mendapat jawaban dari ayu, rena mengajak kesuatu tempat di sebrang jalan yang dikelilingi banyak orang.

Menyusuri jalan menuju tempat itu dengan diiringi orang-orang yang saling melempar tawa dan senyum, berpadu dengan keindahan alam dan penduduknya yang ramah membuat Jogja terasa begitu indah.

"Mbok Darmi, aku pesen bubur ayam 4 bungkus ya mbok" ucap Rena.

"Iyo nduk, bentar ya" ibu yang dipanggil dengan mbok darmi itu menyahut.

Tanpa ia sadari ada seorang laki-laki sedang menatap kearah keduanya, mendekat kearah keduanya, senyum terukir diwajah tampannya.

"Kita ketemu lagi mba"

TBC

halooo, kitaa berjumpa lagi 🙌
sebenarnya sih ini cerita udah pernah aku publish, tapi aku unpublish karena aku baca lagi kek aneh gitu 😩 yaudah aku mutusin buat revisi ini cerita.
btw, jangan lupa vote dan comment yaa! karena itu bikin aku tambah semangat aja buat lanjutin ini cerita.
makasih udah mau mampir, i love you sekebon.

Jogja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang