Jogja « 04

120 53 37
                                    

Hujan rintik membasuhi setiap sudut kota, mengahdirkan rasa nyaman dan tenang bagi pecintanya. Suasana malan dipadukan dengan dinginnya hujan mampu membuat orang-orang berdiam diri dirumah.

Kini Ayu menatap rintiknya hujan dari balik jendela, suara dan bau khas hujan turun membuat ia nyaman. Dengan segelas cangkir kopi ia sangat menikmati suasana yang bisa menciptakan kedamaian.

"Mba Ayu" satu suara membuat seseorang yang bernama Ayu tersebut menoleh pada sang empu, dia Renjani atau sering dipanggil Jani, adiknya.

"Iya Jan, kenapa?" jawab Ayu membalas.

"Gapapa mba, tadi gimana jalan-jalannya?" Tanya Jani.

"Biasa aja kok, Jan" balas Ayu sambil menyesap kopi.

"Oh gitu, kalo butuh seseorang buat diajak jalan, nanti tak bilang ke mas Pandu aja mba dia pasti bisa nemenin" Jani menawarkan.

"Gausah Jan, takut ngerepotin dia".

"Ga bakal ngerepotin mba, tenang aja" balas Jani meyakinkan.

Ayu sempat terdiam, namun pada akhirnya ia mengangguk menyetujui, sempat ada keheningan diantara keduanya, hingga suara Ayu memecahkan keheningan tersebut.

"Kamu akrab banget sama Pandu, ya Jan?" pertanyaan alAyu membuat sang lawan bicara mengalihkan pandangan ke arahnya.

"Bisa dibilang begitu, lagi pula kos-kosannya kan dibelakang pagar itu kan" jawab Jani sambil menunjuk ke arah pagar disamping kos-kosannya.

"Loh dia tinggal disana?" tanya Ayu, pasalnya ia tak pernah melihat pandu disana.

"Iya mba, disana ngekos sama temen-temennya"

"Oalah gitu" ucap Ayu yang di balas dengan anggukan oleh lawan bicaranya.

"JANII" teriak Rena yang membuat keduanya menoleh ke seorang gadis yang membawa semangkok mie ditangannya.

"Huss, gausah teriak-teriak Ren, ini udah malem" omel Jani pada gadis yang hendak memasukkan mie kedalam mulutnya.

"Iya iya" ucap Rena sambil memakan mie yang baru dimasaknya, "mba Ayu mau ga" tawarnya pada Ayu.

"Ga Ren, kamu aja yang makan" balas Ayu dengan senyuman.

"Euyy, ga tidur kalian semua" ucap Laras yang tiba-tiba datang dengan membawa laptop.

"Bentar lagi, sendirinya opo ra bre?"

"masih jam sebelas, mending ngedrakor dulu kids" balas laras sambil memakan mie nya rena, hingga dihadiahi tatapan tajam dari Rena.

"LARAS APAANSIH".

"Nyicipin dikit elah Ren, pelit amat dah, pelit-pelit kuburan sempit"

"Udah nyewa lahan" balas Rena yang berhasil membuat ayu dan jani tertawa.

"Wong edan"

«»

Pagi hari di Jogja, bau khas hujan gerimis tadi malam masih terasa, daun-daun yang meneteskan air dari genangan air hujan. Ayu menghirup udara segar di Jogja, tempat yang berada didesa, membuat kelestarian alam sekitarnya masih terasa.

Ia berjalan kaki kearah danau yang terletak tak jauh dari tempat ia berada, sambil menikmati hempasan angin dan kicauan burung membuat suasana yang lebih sempurna.

Danau itu tak jauh, hanya membutuhkan beberapa menit saja sudah sampai. Sungguh danau yang benar-benar indah, rindangnya pohon yang mengelilingi dan pemandangan pagi hari sangat lah indah.

Kring kring ~

Suara bel sepeda membuat ia menoleh pada sosok seorang lelaki yang memakai sepeda kebo antik yang terlihat masih sangat terawat.

"Pandu"

TBC.

«»

HAIIII, akhirnya bisaa upload jugaa nii part

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAAA!!!
nanti tak kasih cinta ygy.
yaudahh dadaaa, ily.



Jogja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang