EXTRA CHAP 3 ~ Malam Pertama

1.2K 107 48
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ekstra: Malam Pertama
 
Sebuah kolaborasi NC antara aku dan LanClise dengan cara 'sambung paragraf'. Kami masing-masing nulis 1-8 paragraf--bergiliran. So, maaf kalo ada yang ga nyambung antar paragrafnya.
 
****
 
Memang benar malam pengantin ini tidak perdana. Tapi Wang Yibo sudah menyiapkan banyak hal termasuk meminun pil stamina yang direkomendasikan oleh Luo Yunxi. Ia juga ingat untuk membawa satu botol champagne ke kamar pengantinnya. 'Bermain' ketika mabuk agaknya lebih menyenangkan.
 
Setelah sampai di kamar dan meneguk minuman yang membuat tubuh Yibo tiba-tiba memanas itu, ia segera menghampiri Zhan yang sudah berada di ranjang yang hanya memakai kemeja putih yang tipis.
 
Manik mata Zhan seolah memberikan sinyal pada Yibo untuk melepaskan tuxedo yang sedari tadi dipakai mantan Guardian api itu.
 
“Sayang, kau tahu malam ini akan panjang. So, tidak perlu terburu-buru.” Wang Yibo menelan kembali minumannya lantas mencengkeram rahang Xiao Zhan, membawanya mendekat, sebelum akhirnya melumat bibir itu.
 
Xiao Zhan ikut membalas ciuman Yibo, melingkarkan dua pasang lengannya di leher pria tampan itu. Membiarkan cairan yang sebelumnya berada di mulut suaminya, mengalir masuk ke dalam tenggorokannya.
 
Lidah keduanya bermain dan saling menyapa memberikan sensasi nikmat yang menimbulkan desahan teredam dari mulut Zhan. Rasa manis dan pahit bercampur menjadi satu dengan kenikmatan yang suaminya berikan.
 
Pagutan itu berhenti hanya saat Zhan kehilangan pasokan oksigennya. Namun itu tak membuatnya jera, ia kembali memagut bibir Yibo membiarkan lidah sang suami menjelajah ke setiap inchi rongga mulutnya.
 
Wang Yibo memberi jarak pada mereka, “Lihat siapa yang begitu mudah kehilangan kendali.” Pria itu menyeringai, teramat senang melihat raut putus asa yang ditampilkan Xiao Zhan.
 
“Jangan terus menarik ulur!” Xiao Zhan mencengkeram kerah Wang Yibo dan melemparkan tubuhnya ke ranjang. Menindih perut pria itu sebelum melanjutkan kembali cumbuannya.
 
Wang Yibo tahu--saat pantat itu menyentuh dirinya, dia tahu dirinya akan tergoda. Itu sebabnya tangannya otomatis menjelajah ke bawah, masuk ke dalam celana Xiao Zhan dan meremas bokong seksinya yang lembut.
 
“Aaahhh ….“ Desahan itu membuat Yibo puas. Xiao Zhan rupanya sangat mudah terangsang. Senang membuat istrinya mendesah, tangan Yibo kemudian meninggalkan bola lembut yang ada di bawah sana dan beralih bermain di balik kemeja tipis itu sambil memelintir putingnya sesekali.
 
“Nghhhh … Yibo … kau nakal sekali,” lenguh Zhan dengan suara yang terdengar begitu seksi dan memabukkan.
 
“Bagaimana tidak? Kau menggodaku, sayang.”
 
Xiao Zhan menyeringai. “Nggghh ... kau tahu aku memang menggoda,” bisiknya seraya mengedipkan sebelah mata.
 
Pria manis itu lantas mengarahkan pantatnya ke atas kejantanan Yibo. Menggesek batang setengah keras itu naik dan turun. Meski kain masih terselip di antara keduanya, itu tetap terasa begitu nikmat, hingga sukses membuat Yibo benar-benar mengeras di bawah sana.
 
“Zhan … kau memang benar-benar ingin dimakan, hm? Adik kecilku sepertinya sudah mulai tidak sabar,” bisik Yibo tepat di belakang cuping Zhan dan itu sukses membuat buluk kuduk Zhan berdiri. Bukan karena takut, tapi karena bisikan Yibo yang begitu terdengar sensual.
 
“Tidak, ah. Bagaimana kalau kita bermain-main dulu?” Zhan membalikkan tubuhnya dimana wajah mereka kini bersitatap dengan kedua hidung yang saling bersinggungan.
 
“Aku masih mendengarkanmu, Sayang.” Yibo nampaknya tak keberatan.
 
“Mari suit! Yang kalah buka baju lebih dulu.”
 
Yibo tersenyum miring dan bersiap mengeluarkan gunting yang ternyata menang melawan kertas yang dikeluarkan Xiao Zhan. Ia tertawa sebentar. “Lihat. Kau menelan ucapanmu sendiri,” bisiknya.
 
Wang Yibo kini memaksa bangkit. Membalikkan tubuh Xiao Zhan agar membelakanginya, kemudian merapatkan punggung sempit pria itu ke dadanya. “Jangan main-main denganku, Sayang.”
 
Dalam satu kali tarikan, Wang Yibo kini berhasil melepaskan celana dalam Xiao Zhan. Ia meletakkan jari telunjuknya di atas lubang pria manis itu. Menggesek bagian luarnya dengan cepat hingga terdengar decakkan kecil di bawah sana.
 
“Aaangghhhh ... Yhibohh ... ahhhhh ....” Tubuh Xiao Zhan menggelinjang kesenangan di bawah kendali Yibo.
 
Senang akan reaksi yang Xiao Zhan tunjukkan, Yibo kembali memasukkan jarinya pada lubang sempit itu, kali ini ia menambahkan satu jarinya dan menggerakannya dengan gerakan menggunting.
 
Dan itu sukses membuat Zhan merancau dengan lenguhan yang begitu indah,”Yibohhhh ... Aaaaahhh….”
 
Tangan Zhan meremas sprei putih yang sepertinya akan berubah warna setelah malam panjang mereka berdua berakhir.
 
Tapi lupakan dulu soal akhir, karena mereka baru saja mulai. Meski nyatanya keringat sudah membanjiri hampir keseluruhan wajah Xiao Zhan. Pria manis itu memerah, masih mendesahkan satu nama yang sama ketika dua jemari Wang Yibo kini berhasil menekan benjolan paling sensitif di dalam anusnya.
 
“Noo ... aahhhhh ... Yibo janganhhhh ... disituhh ....”
 
“Lalu istriku ingin jariku pindah kemana?” Dengan satu tangannya lagi, Wang Yibo memainkan dua bola di atas lubang anusnya. “Ingin aku memainkan yang ini juga, hm? Naughty rabbit.”
 
“Ka-kau aahhh ... benar-benar menyebalkan.” Desah lenguh yang menggoda itu masih mendominasi seisi ruangan. Membuat Yibo semakin bernafsu untuk menjelajahi tubuh setengah telanjang istrinya.
 
Sedikit memprovokasi, Yibo berbisik, “Teruslah mendesah, Sayang. Kau cantik ketika memanggil namaku.”
 
“Aaahhh ... Yhiboh ahhh .... tungguh! Jangan disana ahh ... aku tidak tahan ....”
 
“Tidak tahan? Kalau begitu biarkan aku membantumu, Sayang.”
 
Yibo kini beralih meremas batang milik Xiao Zhan, mengocoknya dengan ritme cepat hingga istrinya terengah-engah. Bibir kecilnya yang lembut terbuka, mengerang tiada habisnya dalam gerakan yang putus asa.
 
Entah sejak kapan Yibo telah melempar kemeja tipis Zhan sehingga tubuh bagian atas istrinya terekspos sempurna. Kulit putih mulus dan dua gundukan coklat di sana terus saja memanggilnya untuk dijamah seakan mereka haus akan sentuhan.
 
Yibo menciumi tengkuk Zhan yang mulus sambil berbisik, ”Emh. Suaramu sangat indah, Sayang.”
 
Erangan panjang Xiao Zhan menjadi penggiring pelepasannya yang pertama. Cairan putihnya menyemprot keluar membasahi sprei dan perutnya sendiri. Ia gemetar, bersandar pada dada Yibo dengan dada naik turun.
 
“Kau keluar banyak, Sayang. Apa tanganku sangat enak?”
 
Xiao Zhan tersenyum, ia kemudian menjilati jemari Yibo yang dipenuhi cum miliknya, menatap manik mata sang suami seolah meminta lebih dari ini.
 
Yibo yang sudah terangsang membawa kepala Zhan sedikit menunduk. la kemudian membuka celananya dan memperlihatkan batang besar miliknya yang sudah mengeras sempurna.
 
“Jilat yang ini saja sayang,” ucap Yibo sambil mendorong kepala Zhan untuk mengulum batang miliknya.
 
Si manis menyeringai senang. “Dengan senang hati,” balasnya dengan nada menggoda.
 
Xiao Zhan lantas membuka mulut, menjulurkan lidahnya untuk menjilati lubang kencing Yibo sebelum mengulum kepala batangnya. Sesekali, Xiao Zhan akan menghisapnya, mengundang desahan teredam dari bibir sang dominan.
 
“Yahh ... kau melakukannya dengan sangat baik, sayang. Emmmhh ....”
 
Merasa sang suami sudah nyaman dengan blow jobnya, Zhan semakin senang. Ia kemudian benar-benar mengulum batang berukuran besar itu seperti sebuah permen. Menjilatinya dengan lidah yang begitu liar, menyentuh bagian paling sensitive milik Yibo.
 
“Aaahh … kau benar-benar pintar sayang. Aku sangat menyukainya,” desah Yibo senang melihat sang istri mulai mengerti bagaimana cara saling memuaskan satu sama lain.
 
Tapi lama kelamaan Yibo merasa itu tidaklah cukup.
 
Dia otomatis mencengkeram rambut di belakang kepala Xiao Zhan, menyodokkan batangnya lebih liar ke dalam lalu keluar dengan cepat. Suara deru yang berantakan menjadi tanda seberapa kasarnya tindakan itu. Namun, Yibo tidak ingin berhenti. Tidak sampai dirinya benar-benar terpuaskan.
 
Sementara Xiao Zhan merasakan rasa ngilu yang kentara di tenggorokannya. Tapi membayangkan Yibo menikmati layanan darinya, entah kenapa membuatnya semakin terangsang. Ia menyambut hentakkan itu dengan senang hati hingga semburan peju berhasil menyemprot masuk memenuhi tenggorokan sampai ke perutnya.
 
Napas keduanya berantakan, Yibo mendorong Zhan hingga ia kembali terlentang dengan nafas yang kembang kempis dan mulut setengah terbuka yang dipenuhi cum miliknya membuat ‘mantan kekasihnya’ ini terlihat begitu cantik.
 
Tangan Yibo kemudian meraup dagu Zhan dan menjilati cairan kental yang menempel di sekitar bibirnya, ia lalu kembali menghisap pemilik bibir bermole itu hingga desahan erotis kembali menggema seiring dengan liarnya tangan Yibo meremas pantat Zhan yang kini tak berbusana. Tubuh molek yang indah itu kini menggelinjang penuh kenikmatan.
 
Tak sabar lagi, Wang Yibo menarik tangannya, mengusap pipi Xiao Zhan yang masih basah dengan sisa cumnya, lalu memasukkan dua jari itu ke dalam mulut Xiao Zhan. Membiarkan pemuda manis itu mengulum jarinya dengan begitu erotis. Wang Yibo menikmati pemandangan memikat itu sambil menggigit bibir. Kejantanannya otomatis menegang lagi. Tak sanggup menahan godaan di depannya.
 
Setelah dipikir sudah cukup basah, Wang Yibo mulai mengangkat jarinya. Menyisakan benang saliva yang berujung di lidah Xiao Zhan. Mantan pria api itu lantas melumuri miliknya dengan ludah dan sisa cumnya. Sebelum kemudian mendorong kejantanannya masuk ke dalam lubang hangat Xiao Zhan.
 
Xiao Zhan di bawah sana reflek mengerang dengan begitu indah. Semakin melebarkan kaki ketika Wang Yibo mulai memompanya agak kasar. “Aaahh ... ahhhh ... ahhh Yhibohh ... Lebih cepathh .... ngghh ....”
 
Seolah mematuhi setiap ucapan sang istri, Yibo menumbuk lubang di dalam sana semakin cepat dan cepat hingga kulit mereka bergesekan yang menimbulkan bunyi ‘ck’ melengkapi pergumulan panas mereka.
 
Perasaan sakit dan nikmat yang dirasakan Xiao Zhan bersamaan membuatnya terus melenguh dengan irama yang terdengar indah di telinga Yibo.
 
Di bawah kuasa Wang Yibo, Xiao Zhan tersentak-sentak sambil menangis. Merasa pusing akan rasa ngilu ketika Wang Yibo kini berhasil menumbuk titik paling sensitifnya, membuat tubuhnya gemetar, mabuk oleh kenikmatan.
 
“Aahhh ... aahhh ... aaahh ... terussh ahhh ....”
 
“Emmh ... you like it babe?”
 
“Aaahh ... Yiboohh aahh ... so good aahhh ....”
 
Merasa lelah, Xiao Zhan tak lagi sanggup menopang dirinya, namun sepertinya tidak berlaku bagi Yibo yang tenaganya masih sangat prima. Yibo meraih pinggang Zhan dan sedikit mengangkatnya. Ia kembali menumbuk bagian paling sensitif itu dengan lebih bersemangat.
 
“Aaahh … Yibohhhh … aku mau keluar,” racau Zhan dengan putus asa, seraya membanting kepalanya ke kiri dan ke kanan.
 
“Bersama, Sayang.”
 
Detik berikutnya, Xiao Zhan tidak menahan menahan diri lagi. Ia memuntahkan maninya begitu saja. Disusul oleh Yibo yang menumpahkan cairannya di dalam perut Xiao Zhan.
 
Untuk sebentar, mereka terengah-engah dengan cara saling memeluk. Hingga tak lama Wang Yibo kembali mengangkat kepalanya, melirik sang istri yang nampaknya sudah tepar. Tapi ia tak akan membiarkan ini berakhir dengan mudah.
 
Wang Yibo kembali menyatukan bibir mereka, melumat sepasang daging kembar itu dengan begitu kasar. Memicu gairah Xiao Zhan agar timbul kembali seperti apa yang tengah ia rasakan sekarang. “Nanti, Zhan. Baru sekali,” bisiknya di depan bibir yang sudah bengkak dan merah itu, lalu melahapnya lagi dengan cara yang sama.
 
Zhan ingin menyerah karena terlalu lelah, namun tubuh dan pikirannya seolah bertolak belakang. Erangan itu kembali terdengar dari mulut Zhan, ”Mmmppph …”
 
Ia membiarkan gerakan liar dari lidah sang suami menyapu seluruh sudut rongga mulutnya. Membiarkan saliva mereka bercampur dan saling mengisi satu sama lain.
 
Wang Yibo memaksa Xiao Zhan berbalik ketika ia mengocok barang miliknya. Membuat benda itu seketika tegak berdiri, seolah siap menyambut putaran kedua.
 
Sementara Xiao Zhan yang sudah pada posisinya--menghadap belakang dengan pinggul menungging ke atas, mempertontonkan dua bantalan lembut disertai lubang setengah basah nan terbuka di tengah-tengahnya. Pemuda manis itu mengintip sedikit ke belakang. Tak menyangka bisa mendapat putaran kedua secepat ini.
 
“Cepat sekali. Siapa yang mengubahmu begitu liar malam ini?”
 
“Kau sayang,” balas Yibo yang tanpa permisi langsung memasukkan batang miliknya hingga membuat Xiao Zhan mengerang.
 
“Aaaaakkkhh …” erang Zhan sambil meremas sprei yang sudah tak dalam keadaan baik-baik saja itu.
 
Yibo menarik sedikit perut Zhan ketika batang miliknya bergerak maju mundur dengan gerakan yang seduktif.
 
Terkadang Wang Yibo akan memaksanya ikut bergerak. Pinggangnya diremat sebelum ditarik ke belakang, dan dengan sengaja menabrakkan diri begitu pria itu mendorong ke depan. Hingga peraduan itu bertambah dalam; bertambah nikmat; pun bertambah liar.
 
“Aahh ... ahhh ... ahh ....” Desahan Xiao Zhan melemah seiring waktu. Jujur saja ia lelah, tapi tak punya niat memohon untuk berhenti. Nyatanya, Yibo yang liar membuat dirinya merasa benar-benar dibutuhkan. Xiao Zhan menyukai cara Yibo dan sikapnya yang begitu candu akan dirinya.
 
Plakkk ....
 
Tersentak, Xiao Zhan berteriak lirih ketika Wang Yibo mulai berani menampar pantatnya. Memang perih, tapi entah bagaimana Xiao Zhan tak keberatan--sama sekali tidak keberatan.
 
“Bergeraklah lebih cepat, Sayang. Aku suka goyangan bokongmu,” bisiknya dengan suara yang dalam, tepat di sisi telinga Xiao Zhan.
 
Xiao Zhan mencoba mengigit bibirnya agar erangan itu tak menimbulkan suara yang lebih liar. Zhan hanya takut akan ada seseorang lewat ke depan kamar mereka dan mendengarnya.
 
“Yibohhh … unghh… hentikan,” lenguh Xiao Zhan dengan desahan yang erotis.
 
“Kau memintaku berhenti tapi kau juga memaksaku melakukan hal yang lebih, dasar kelinci nakal.” Yibo meletakkan dagunya pada pundak Xiao Zhan. Mencium dan menjilati punggung mulus itu untuk meninggalkan hasil karyanya.
 
Lenguhan itu berubah semakin kasar tatkala luka memar tertoreh cukup banyak di tubuhnya. Yibo menghisapnya seperti lintah. Menungganginya seperti singa buas di musim kawin.
 
Xiao Zhan tak ingin berburuk sangka tapi--rasanya--keinginan Yibo untuk menguasainya bertambah jadi, “Ahhh ... kau meminun ramuan stamina Luo ge,” tuduhnya.
 
Dan Yibo sedang mencubit gemas puting Xiao Zhan saat ia membalas, “Iya. Semalaman kau akan merasa puas,” jaminnya seraya berbisik. Dan tepat saat itu, tumbukan Yibo di bawah sana bertambah cepat. Xiao Zhan merintih keras. Rektumnya berdenyut memohon istirahat.
 
Ia tahu Yibo tak main-main. Tapi bicara pun Xiao Zhan sudah lelah. Pikirannya mudah sekali terbuyarkan. Diisi kepuasan membuat ia sulit berpikir. Dan Yibo yang ekstrem nampaknya akan sulit dikendalikan.
 
Tak tahan dengan tumbukan yang semakin cepat dan cepat itu, Zhan meremas sprei dan mendesah,”Yibohhh … aku ingin keluar.”
 
“Sudah berapa kali kau keluar hm? Aku masih sangat bernafsu,” jawab Yibo tanpa memperlambat genjotannya.
 
“Kau … aahhh … benar-benar.” XIao Zhan tak dapat untuk mendeskripsikan bagaimana suaminya itu liar di atas ranjang. Ia benar-benar terjebak dalam kukungan singa yang kelaparan.
 
Dan puncak ketiganya akhirnya sampai. Xiao Zhan melepaskan cairannya, bahkan tanpa bantuan kocokan lima jari dari suaminya. Ia benar-benar lelah menahan diri. Bahkan lututnya sudah gemetar, tak sanggup menahan topangan tubuhnya sendiri.
 
Untungnya Wang Yibo sadar, dia membalik tubuh Xiao Zhan dan mengangkatnya ke atas pangkuannya. Membantu pemuda itu terus menggerakkan bokongnya dengan tubuh saling berpelukan. Setidaknya dengan posisi seperti ini, Xiao Zhan tak perlu menopang dirinya sendiri.
 
Napas Xiao Zhan sudah tak beraturan demi merasakan sensasi kenikmatan yang menyengat seluruh tubuhnya.
 
Ia dipaksa terus di posisi itu hingga beberapa menit sudah berlalu. Pinggangnya benar-benar ditabrak hingga pegal dengan sensasi kelu yang luar biasa di bokong.
 
Meski begitu, Yibo masih nampak bersemangat menyodok lubangnya yang banjir. Keringatnya menetes, harap-harap sebentar lagi akan sampai pada orgasmenya. Tapi melihat raut keenakan suaminya, malah dirinya yang melayang. Xiao Zhan khawatir lagi-lagi dialah yang akan sampai terlebih dahulu. “Ahhh ... Yibohhh … aku ingin keluar lagihh ...,” rintihnya.
 
“Ayo kita keluarkan bersama sayang,” timpal Yibo yang kemudian mencari titik terdalam dalam lubang istrinya untuk menumpahkan seluruh cairan miliknya.
 
Tak lama setelah itu, Yibo mengeluarkan cairan hangat dalam lubang milik Xiao Zhan dan memeluk tubuh sang istri erat.
 
Xiao Zhan menjatuhkan tubuhnya pada Yibo. Kepalanya berat, hingga membuat dirinya benar-benar malas bergerak.
 
Cairan sperma mereka juga sudah tumpah ke seluruh ranjang. Seolah tak ada tempat kering lagi yang bisa mereka pakai untuk istirahat. Tapi siapa peduli? Xiao Zhan yang lelah masih bisa tidur dimanapun, meski itu kuburan sekalipun.
 
Sementara Yibo, “Kita mandi, ya.”
 
“Jangan kau serang aku lagi di kamar mandi, aku tidak sanggup,” lirih Xiao Zhan dengan mata yang setengah tertutup akibat aktivitas panas yang menguras tenaganya.
 
“Karena itu, Zhan. Kita mandi supaya segar lagi.”
 
“Apa maksudmu segar lagi?” Xiao Zhan belum maksud.
 
“Ya, segar lagi. Memangnya kau mau tidur? Ini malam pertama kita.”
 
“Yibo jangan gila!”
 
“Ayo, sayang. Biar kugendong, kita perlu coba seks di bawah guyuran shower dan rendaman bathub.”
 
“YIBOOO! AKU BERSUMPAH AKU AKAN MARAH!” Xiao Zhan berteriak ketika tubuhnya berhasil diangkat dengan mudah oleh suaminya. Ia dibawa ke kamar kecil dengan tubuh masih setengah menggigil.
 
“Relax, babe. Malam ini adalah malam kita.”
 
“Tidak, Yibo! Besok kita harus berangkat. Kita tidak boleh lelah!” Memang benar hari ini adalah hari terakhir mereka di markas guardian. Dan besok mereka akan pindah ke tempat yang jauh.
 
“Kau hanya perlu tidur. Aku yang menyetir,” putusnya tanpa niat mengurungkan apapun.
 
Kini Wang Yibo telah menaruh Xiao Zhan ke dalam bathub setelah mengisi penuh airnya. Ia menyeringai senang dan mendorong Xiao Zhan semakin mepet ke sisi. Kilapan kulit putihnya yang cantik menawan sedikit penglihatan Yibo. Giginya ngilu dan ingin sekali menggigit. “Kita akan buat malam ini menjadi malam bersenang-senang tanpa tidur.”
 
“YIBO GILA! SUDAH CUKUP! INI TERAKHIR, AKU BERSUMPAH INI--Akhhhh ... aahhh .... ye--ahhh ....”
 
Ronde terakhir hanyalah rencana yang dipikirkan Xiao Zhan. Nyatanya ia tidak ingat sudah berapa kali ia orgasme malam itu. Ia bersumpah akan memeriksa isi koper Yibo setelah ini. Memeriksa apakah dirinya masih menyimpan ramuan stamina milik Luo Yunxi.
 
Jika nanti ia melihatnya. Xiao Zhan tidak akan tanggung-tanggung untuk membuangnya. Ia tidak mau mengalami hal semacam ini lagi di masa depan.
 
Ia tidak berharap disodok Yibo sampai pingsan lagi.
 
Cukup malam ini saja.
 
The End
 
 

 The End  

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE FALLEN GUARDIAN [YIZHAN] TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang