b.

6 2 0
                                    

...

Pagi Senin dibuka dengan keadaan cuaca yang mendung, yang membuat para siswa berkata alhamdulillah, karena menurut mereka di hari Senin ini bakal menjadi hari yang paling menyebalkan karena diawali dengan kegiatan upacara bendera namun tidak dengan hari ini, karena air tetes demi tetes telah membasahi atap sekolahan yang membuat kegiatan upacara bendera dibatalkan.

Anak paskibra hanya bisa mendesah kecewa, karena latihan di hari sabtu kemarin menjadi sia-sia, termasuk juga siswa kelas 11 Mipa 4 yang menjadi petugas upacara yaitu Hasya dan Sadeli, ya mereka merupakan anggota paskibra yang sudah gabung ekskul itu dikelas 10 tapi tidak dengan Hasya yang baru gabung minggu kemarin.

"Anjir cape-cape gue latihan, eh taunya gak jadi!" gerutu Hasya sembari melepaskan kembali selempang, topi, dan syal upacara.

"Sabar Sya, minggu depan kita masih bisa jadi pengibar kok," ucap salah satu anggota paskib untuk menenangkan Hasya.

"Iya sih, tapi masalahnya gue kemarin udah bela-belain buat gak ikut ke Braga sama emak gue cuma buat latihan upacara, eh taunya gak jadi!" ucap Hasya yang malah menjadi tambah emosi.

Seseorang yang baru saja datang menyentuh pundak Hasya dan membuat Hasya yang tadinya emosi jadi diam seketika.

"Lo dicariin Hani tuh," ucap Sadeli dan kembali berbalik dan meninggalkan tempat Hasya, kini Hasya memang masih berada dipinggir lapangan karena tadi sibuk dengan ocehannya, sampai-sampai dia tidak sadar bahwa teman-teman paskibnya sudah kembali ke kelas masing-masing.

"Kok udah pada ngilang sih?" ucap Hasya kebingungan,"perasaan tadi mereka masih ada disamping gue?" ucap Hasya masih merasa kebingungan.

...

"Ada apa Han?, tadi kata Sadel lo nyari gue," ucap Hasya yang baru saja sampai kedalam kelas nya dan duduk dimejanya dengan keadaan yang sedikit berkeringat karena tadi dari lapangan ke kelas Hasya sedikit berlari.

"Gak, cuma pengen ada lo aja disini," jawab Hani dengan ekspresi yang menjijikan.

"Ih najis, alay ih Hani!" hina Hasya dengan nada bercanda.

"Cape gue lari-larian dari lapangan ke kelas, taunya alasan lo cuma gitu doang?!, gak jelas gile!" sarkas Hasya yang sekarang merasakan tenggorokannya mulai mengering.

"Biasa aja kali neng!" balas Hani

"Ni gue mau ngomong sama lo, tapi lo jangan langsung ngeiyain omongan gue ya?" terang Hasya

Hani hanya diam tidak mengerti maksud dari omongan Hasya tadi.

"Sebenernya pas latihan pramuka gue liat Sadeli deket banget sama si Gina kakak kelas kita itu yang kelas 12 IPS 2, gue sih tadinya gak mau curiga tapi lama kelamaan si Sadel kaya keasikan deket sama tu cewek,"

"Yang bener lo Sya?" tanya Hani dengan suara sedikit parau

"Bener, tapi jangan sampai lo langsung to the point ke si Sadel kalo gue yang ceritain ini ke lo, nanti dikiranya gue perusak hubungan orang lagi!"

"Minta putus aja deh gue," ucap Hani santai

"Gila kali lo, omongin dulu lah, barangkali itu cuma kesalah pahaman, kalo sampe lo putus, gue bakal merasa bersalah banget,"

"Merasa bersalah kenapa?" tanya seseorang tiba-tiba yang membuat keduanya terlonjak kaget, pasalnya yang bertanya itu Sadel, seseorang yang sedang dibicarakan.

"Merasa bersalah kenapa, hm?" ulang Sadel yang sekarang sudah duduk disebelah Hani.

"E-nggak kok, gak ada yang merasa bersalah, salah denger kali kamu, " terang Hani agak gugup.

"Denger kok aku, Hasya lagi jelek-jelekkin aku kan didepan kamu, jangan dengerin omongan dia!" ucap Sadel sedikit nada sinis.

"Tapi kayanya Hasya gak akan boong deh ke aku, dia kan temen aku gak bakal dia bohongin aku," balas Hani yang sekarang berani untuk menjawab ucapan Sadel.

"Kamu lebih percaya sama dia?,"daripada aku?" tanya Sadel yang sudah mulai tersulut emosi.

"Iya, kenapa emangnya?"

"Lo bener-bener ya Sya, lo udah rusak hubungan temen lo sendiri, parah lo Sya!" bentak Sadeli yang kini sudah berdiri dari duduknya.

"Yaudah kalo misalkan kamu lebih percaya sama dia, kita udahan aja." terang Sadel dan pergi begitu saja padahal Hani belum menjawabnya.

"Wah gak bener nih, gue bener-bener udah jadi seorang PHO, pake segala cerita lagi gue!" sesal Hasya yang kini terus saja menabok-nabok mulutnya.

"Lo gak salah Sya, gue gapapa kok, gue sebenernya emang pengen putus sama Sadel, tapi gak ada alasan untuk gue putus sama Sadel, dan sekarang kesempatan gue untuk itu," terang Hani yang justru tidak ada sedih-sedih sama sekali pas Sadel meminta putus.

"Han please, jangan kaya ginilah, gue kan jadi merasa bersalah, mending sekarang bujuk Sadeli nya trus omongin baik-baik!" titah Hasya yang sekarang sudah panik luar biasa,"kita kan temenan sama Sadel jangan kaya ginilah, nanti yang ada Sadel bakal benci banget sama gue!!" rengek Hasya sudah meronta-ronta dikursinya.

Memang setelah pembatalan upacara tadi belum ada satu pun guru yang masuk kelas Hasya, maka dari itu di kelas 11 Mipa 4 hanya ada Hasya, Hani, dan sebagian siswa yang sedang bermain ponsel dan tidak memedulikan mereka sama sekali, selebihnya palingan pada ke kantin, termasuk Sadel tadi yang datang mendadak dan pergi lagi pasti ke kantin.

"Sya berisik amat dah, gue lagi mabar nih!" sewot Ucok, cowo yang memang hobinya bermain game online.

"Terserah gue lah, ini kelas kan bukan punya nenek moyang lo!" sewot balik Hasya yang memangnya sekarang dia lagi dalam keadaan mood buruk.

"Whatever, selalu kalah gue sama lo mah!" ucap Ucok dan kembali fokus pada permainannya.

a/n
Holaaaaa maaf saya pusing
Tetap jadi reader cerita aku ya...

5 - 12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang