꒰ 02 ꒱

112 16 0
                                    

Jeanne terbangun dari tidurnya pukul 6 pagi karena hari ini ia akan berangkat ke sekolah pagi pagi, jeanne masuk kesekolah SMA ternama menggunakan beasiswanya.

Sejak sang ayah pergi meninggalkannya berdua dengan sang bunda, jeanne tidak ingin membebani sang bundanya lagi.

Setelah menggunakan seragam yang rapi, jeanne keluar kamar dan menuju ruang makan dan ternyata orang tua james sudah menunggunya yaitu tirta.

"Jeanne ayo kemari sarapan dulu" ujar tirta, jeanne mengangguk dan duduk disebelah kanan tirta.

"Bagaimana tidurmu? James tidak menggangumu kan nak?" tanya tirta, jeanne hanya mengangguk. Tirta paham bahwa jeanne masih canggung.

"Tidak apa biasakan saja disini nak, papa lusa akan keluar negeri mengurus perusahaan, kamu gapapakan kalau papa tinggal dirumah?, ada james dan maid tenang saja" ujar tirta.

"Tidak apa-"

"Panggil saja papa, karena kamu akan menjadi menantuku nanti"

"Baik, pa" ujar jeanne

tidak lama kemudian laki laki yang membuat Jeanne ketakutan kemarin dan duduk dihadapannya.

"James, kamu berangkat sama jeanne sekalian ya" ujar tirta.

"Ada sopir" jawab james, jeanne ia hanya menundukan kepalanya.

"James, dia calon tunanganmu" ujar tirta marah.

"Lalu?, aku ada acara lain" tolak james.

"Gapapa pa, aku bisa diantar sopir" ujar jeanne.

"Tidak, tidak. James harus mengantarkanmu dan belajar bertanggung jawab".

brakkkk

Tirta dan jeanne terkejut ketika james memukul meja dengan keras dan menatap tirta dengan tatapan tajam.

"Sudah ku bilang, jangan mengajariku tentang bertanggung jawab!" .

James langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata, selera makannya sudah hilang karena ucapan sang papa.

"Pa, biar jeanne aja yang bicara dengan james" ujar jeanne.

"Jangan, james sedang emosi" ujar tirta.

"Gapapa pa" ujar jeanne segera bangkit dan menyusul james ke kamarnya.

૮₍。 •᎔• 。₎ა
૮₍ ˃‌᷄ . ˂‌᷅ ₎ა
ฅ՞•ﻌ•՞ฅ

Jeanne berdiri didepan kamar james dengan perasaan yang campur aduk, antara takut dan berani, ia masih ingat bagaimana james menarik kasar rambutnya kemarin. Jeanne memejamkan matanya dan hendak berbalik, namun tubuhnya menegang seketika mendengar suara gagang pintu terbuka.

"Ngapain lo?".

Pertanyaan itu membuat jeanne merinding, ia berbalik badan dan mendongak perlahan menatap james.

"Jam-".

"Jangan ikut campur masalah gw, kalau lo pengen pergi selamat" ujar james, lalu melangkah pergi namun jeanne dengan cepat mencengkal tangan james.

"maaf kalau aku lancang, tapi james seharusnya mendengarkan papa" ujar jeanne membuat james semakin marah.

Tanpa basa basi, ia langsung menarik jeanne ke dalam kamarnya dan membantingnya diatas ranjang, jeanne yang ketakutan pun berusaha mundur hingga punggungnya menyentuh headboard, james menatapnya dengan penuh amarah.

"Lo bakal tau akibatnya kalau berani ikut campur urusan gw gadis sialan" ujar james kemudian pergi.

Jeanne menghela nafas lega ketika james tidak menyakitinya, tapi ia yakin bahwa james bisa berubah, james pasti memiliki masalalu yang buruk yang membuatnya menjadi seperti ini. Jeanne turun dari ranjang dan merapikan seragamnya, ia harus segera berangkat ke sekolah hari ini. Jeanne akan diantar sopir tirta menuju sekolahnya, sesampainya disekolah banyak yang berbisik karena melihat gadis yang biasa biasa saja kini sudah berubah drastis, mulai dari penampilan hingga diantar menggunakan mobil.

"Lihat dia, apa dia menjual dirinya?"

"Hei, bisa saja selama ini dia berpura pura miskin"

"Diakan pembawa sial"

"Lihat wajahnya masih terlihat bodoh"

"Kenapa dia tidak mati saja"

Itulah kalimat kalimat yang setiap hari terlontarkan untuk jeanne, ia memang tidak mengalami pembullyan secara fisik namun dia mengalami pembullyan mental. Selama ini ia hanya memendam karena ia juga tak peduli dengan hal itu, jeanne hanya ingin belajar sampai pendidikannya selesai.

"Jeanne!" Jeanne membalikan badannya mendapati laki laki yang selama ini menjadi sahabatnya.

"Jiro sinii" laki laki itu jiro, Jiro Gentala sahabat jeanne sejak SMP, jiro yang dikenal cuek, tempramen, cuek itu hanya hilang jika bersama jeanne dan hal itu membuat para gadis yang menyukai jiro merasa tidak suka dan ingin menyingkirkan jeanne, jiro tau dan ia tak akan membiarkan itu terjadi. Jiro mengacak pelan rambut jeanne membuat gadis itu kesal dan memanyunkan bibirnya.

"Jangan membuat rambutku berantakan ji" ujar jeanne, dan jiro hanya terkekeh.

"Maaf, ayo kekelas dan tumben sekali datang pagi?" tanya jiro.

"Hanya ingin, sudahlah ayo"Jeanne menarik pelan tangan jiro menuju kekelas.

Dikelas ternya sudah ada juna, jiel, dan hanz.

"Tumben sekali tuan muda gentala datang bersama tuan putrinya"  ujar jiel.

Jiro hanya memberi tatapan sinis pada ketiga sahabatnya.

"Kau jadi turun malan ini ji?" tanya juna, jiro menoleh dan mengangguk.

Sementara jeanne mengerutkan keningnya binggung.

"Kemana?" tanya jeanne, membuat mereka menoleh kearah jiro dan jiro hanya menggeleng.

"Tidak ada dia hanya bertanya tentang game" ujar jiro, bohong jiro berbohong karena dia tidak ingin jeanne marah lagi jika tau bahwa jiro masih balapan.

૮₍。 •᎔• 。₎ა
૮₍ ˃‌᷄ . ˂‌᷅ ₎ა
ฅ՞•ﻌ•՞ฅ

"Sudah siap?" James bertanya dengan seseorang ditelefon.

"Baiklah aku berangkat sekarang" ujarnya kemudian mematikan telefonnya.

"James" james berdecak kemudian menoleh pada gadis yang berada diujung tangga.

"Apa?"

"Kamu mau kemana?" tanya jeanne.

"Memang apa urusannya sama lo, lo ga perlu tau" jawab james dengan ketus.

"Tapi-"

"Berisik minggir" sentak james.

"Aku ikut" ujar jeanne membuat langkah james menghentikan langkahnya dan.

Brukkk

"Awwshhh" Jeanne meringis ketika dahinya terbentur punggung james, seketika james berbalik dan menatap tajam kerahnya.

"Lo pengen gw kasih hukuman lebih?" bisik james dan bersmrik membuat jeanne merinding dan langsung menggeleng.

Tukk

James mengetuk dahi jeanne dengan dua jarinya.

"Jangan macam macam" ucap james kemudian pergi dari hadapan jeanne yang masih terdiam mematung.

Ia kemudian perlahan menyentuh dahinya.

"Tampan"gumam jeanne kemudian langsung menggelengkan kepalanya.

"Apa yang kukatakan aishh"

૮₍。 •᎔• 。₎ა
૮₍ ˃‌᷄ . ˂‌᷅ ₎ა
ฅ՞•ﻌ•՞ฅ

"JIROOO!"

"About Memories"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang