"Gue maunya yang ini ihhh!" pinta Livia kepada seorang laki-laki."Yang ini aja Li, yang itu nggak enak," jawab laki-laki itu.
"Ah lo mah, yaudah gue ngambek," ucap Livia sembari bersedekap dada dan mengerucutkan bibir.
"Yaudah." laki-laki itu pergi meninggalkan Livia sendiri dan pergi menghampiri motornya.
"Anjing lo ya!!" umpat Livia.
Livia kembali menghampiri laki-laki itu dengan langkah yang di hentakan. Ketika sampai, Livia mengatakan, "Dahlah nggak pren kita, bye!" sembari mengacungkan jari tengahnya.
"Ok." jawab laki-laki itu.
"FINE!"
Livia meninggalkan laki-laki itu sendiri dengan perasaan kesalnya, dia berjalan gontai menuju supermarket terdekat dan segera menelpon seseorang untuk mengantarkannya pulang.
"Halo!" sapa Livia.
"Halo sayang, kenapa?" jawab orang yang terdengar di speaker hp milik Livia.
"Gal, jemput aku dong di *bip* sekarang ya!" pintanya dengan manja.
"Oke sayang, tunggu ya aku meluncur sekarang,"
"Oke sayang aku tunggu, love you." Livia menjawab dan langsung mematikan panggilan tersebut secara sepihak.
Galen, laki-laki tampan yang sekarang berstatus sebagai kekasih Livia ini dengan cepat turun dari rumahnya dan langsung tancap gas ke lokasi yang Livia katakan. Tak perlu waktu lama, beberapa menit kemudian Galen sampai di lokasi tersebut, karna memang jaraknya lumayan dekat dengan tempat tinggal Galen.
Dia pun dengan cepat menghampiri Livia yang tengah melamun sambil memainkan jari-jari nya.
"Halo sayang," sapanya pada Livia kala sampai di hadapan Livia.
Livia yang tengah melamun pun tersentak dengan kehadiran Galen.
"Eh, halo sayang," sapanya kembali dan di iringi dengan cengiran kudanya.
"Kenapa tadi ngelamun gitu, hm?" tanyanya sembari mengusap kepala Livia.
"Nggak apa-apa kok, aku cuma gabut aja, hehe."
"Yaudah, kalo begitu ayo pulang, panas disini" ajaknya yang langsung di angguki oleh Livia.
✸✸✸
Sesampainya di rumah Livi, Galen langsung berpamitan pulang karna hari sudah menjelang sore, dengan alasan takut di cariin mamah.
Ketika Livia masuk ke dalam rumah, rumahnya sudah di isi dengan kedatangan orang tua Alderald, sepertinya mereka memiliki urusan dengan orang tuanya, karena mereka rekan bisnis dan bersahabat dari kecil.
Livia masuk dan menyalami orang tua Alderald dan orang tuanya, lalu berpamitan masuk ke kamar. Saat dia ingin membuka kamar, tangannya di cekal oleh seorang laki-laki yang berparas tampan, siapa lagi kalo bukan Alderald.
Siapa Alderald? Yap, cowo yang tadi bersama Livia.
Livia menyerkit bingung, "Ngapa?" tanyanya, tetapi tidak di respon oleh Alderald, dan dengan seenaknya cowo yang berparas tampan itu masuk ke dalam kamar Livia.
"Dih, ngapain sih ah masuk-masuk segala, sono keluar gue mau mandi," ucapnya sembari mendorong-dorong tubuh Alderald agar keluar dari situ.
Dengan wajah menjengkelkannya Alderald berucap, "Lah, emang ngapa? mandi tinggal mandi, nggak akan gue intip juga kali,"
"Mau lo itumah njing, sono ah, ganggu banget jadi orang," setelah berhasil mengeluarkan Alderald dari kamarnya, Livia langsung menutup pintu dengan kencang sampai menimbulkan suara yang sangat kencang dan langsung menguncinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVIA
Short StoryLivia dan Alderald, sepasang sahabat yang saling jatuh cinta. Tetapi, perasaan cinta itu malah menjadi malapetaka bagi keduanya. Apakah mereka sanggup melewati hari-harinya dengan keyakinan yang berbeda dan masalah yang tidak ada habisnya? Maaf sud...