Hubungan Jarak Jauh

103 12 12
                                    

Masih dengan tas ransel di punggung dan membawa sweater-ku di tangan kiri, aku berjalan tergesa memasuki halaman rumah. Begitu memasuki kamar, segera kuletakkan tas sekolahku di atas meja belajar, membukanya, dan mengambil ponselku yang ada di sana.

Ada notifikasi panggilan video call berkali-kali dari Yasmin dan Linda. Begitu aku memberi kabar kalau sudah berada di rumah, Linda segera mengajakku bergabung di video call itu.

"Lama banget sih, Lan?"

"Kerja kelompok lagi, ya?"

Aku mengangguk menanggapi pertanyaan Yasmin dan mengabaikan omelan Linda.

Memasuki minggu keduaku sebagai siswi SMA, hari-hariku dipenuhi dengan tugas sekolah. Seperti saat ini, karena tugas kelompok yang harus dikumpulkan besok pagi, aku terlambat setengah jam dari jadwal kumpul mingguan dengan kedua sahabatku.

Dari layar ponsel, bisa kulihat wajah Yasmin dan Linda yang segar. Rambut Yasmin juga terlihat masih basah. Aku tersenyum geli menyadari bahwa hanya aku yang terlihat berantakan di sini. Masih mengenakan seragam sekolah, dengan rambut panjang yang baru saja kuikat dengan asal.

"Karena Wulan udah datang, gue mau cerita."

Yasmin tersenyum memulai percakapan.

Aku dan Linda mengangguk perlahan, bersiap untuk mendengarkan.

"Gue udah jadian sama Salman!" sorak Yasmin riang sambil bertepuk tangan kecil.

"Jadi yang kemarin tuh masih belum ditembak?"

Pertanyaan dari Linda membuatku menganggukkan kepala karena aku juga ingin bertanya seperti itu.

"Belom, kan masih PDKT." Sahut  Yasmin singkat, lalu menambahkan, "Waktu pulang sekolah dia dateng ke bangku gue, ya gue biasa-biasa aja dong karena gue pikir dia mau ngebahas tugas kelompok..."

Yasmin pernah bercerita di group chat kalau ia dan Salman berada di kelas yang sama.

"Ternyata dia nyamperin gue terus ngajakin pacaran. Temen-temen juga pada liatin ish, kan gue malu!"

Wajah Yasmin memerah, matanya berbinar, dan ia tersenyum lebar saat mengingat kejadian penting itu.

"Kenapa dia nggak nembak waktu kelas sepi aja, sih?" cicit Yasmin sambil menggigiti salah satu ujung jarinya.

Kugeser pandanganku ke layar yang menampilkan wajah Linda, ia sama sepertiku, tersenyum geli melihat Yasmin yang sedang bercerita.

"Wah. Selamat, Yas. Gue seneng tau liat lo bahagia kaya gini, jadi pengen peluk!" ucapku seraya merentangkan kedua tangan.

Yasmin tertawa kecil, lalu balas merentangkan tangannya ke arah kamera. Linda juga melakukan hal yang sama, malah sambil mengerucutkan bibirnya, terlihat sedih karena tidak bisa melakukannya secara langsung seperti dulu, waktu kami masih satu sekolah.

"Oke, sekarang ganti gue yang cerita!"

Linda berseru riang, membenarkan posisi duduknya sesaat kemudian melanjutkan, "Gue sekarang jadi anggota inti OSIS. Kalian tau kan, kalau sekolah gue suka ngadain acara-acara gitu?"

Since I Meet HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang