Chapter 1 : Kehilangan

24 1 0
                                    

Seseorang dengan topi dan jaket hitam tengah asyik membunuh satu per satu sebuah keluarga di depan mata Ikbal yang terbaring lemah menggunakan kapak.

"Jangaaaan,hentikaaan" pinta Ikbal dengan suara yang merintih.

sosok misterius tadi perlahan mendekat ke arah Ikbal.Dengan tenang,kapak itu seketika dilayangkan ke leher Ikbal dan....KRING KRING KRING,alarm Ikbal berbunyi yang menandakan fajar telah menyingsing.

Ikbal tertegun sejenak dan memikirkan mimpi buruk yang ia alami hampir setiap malam itu.

"Sudah 2 minggu sejak kejadian itu yah"? tanya Ikbal dalam dirinya.

2 MINGGU YANG LALU

Garis polisi mengitari rumah Muhammad Ikbal, terdengar dari kejauhan pekikan keras dari seseorang dengan kantong kresek ditangannya yang berisi 4 buah minuman.

"Ibuuu,Ayaaah,Ilham"Pekik Ikbal dengan linangan air mata yang membanjiri wajahnya.

Hati Ikbal malam itu bak disambar petir ditengah gurun yang gersang. bagaimana tidak,didepan matanya Ayah dan ibunya tewas mengenaskan akibat ledakan yang bersumber dari dapur rumahnya.

kantong kresek yang melekat ditangannya seketika jatuh.Dengan membabi-buta,Ikbal menyusur kerumunan orang-orang yang sedari tadi berada disana.Namun langkahnya terhenti seketika didepan dua petugas kepolisian yang berusaha mencegatnya masuk.

Ia kemudian mengingat kembali sesaat sebelum insiden ini terjadi,suasana saat itu sangat berbanding 360° dibanding dengan suasana saat ini.

Saat itu mereka tengah asyik menikmati makan malam.Tak jarang mereka bersendagurau agar lebih merasakan kehangatan bersama keluarga.

"Bagaimana sekolahmu Ikbal"tanya seorang ayah ke anaknya.

"Tidak begitu baik yah,nilai ulangan ku menurun lagi"Jawab Ikbal dengan wajah yang getir.

"Kamu tau? Ayah dulu juga orang yang tidak terlalu pintar,bagi Ayah nilai tidak terlalu penting,yang terpenting adalah kamu bisa berguna bagi sesamamu" Ucap seorang Ayah yang sedang menyemangati anaknya.

"Kalau tidak salah, setelah lulus SMA kamu mau mengambil jurusan hukum kan?" Sambung ibu.

"Jurusan hukum?waah itu bagus Ikbal,kalau jurusan hukum,berarti kamu harus giat belajar,jika kamu berhasil dan menjadi hakim,ingat! keputusan kamu harus keputusan yang seadil-adilnya, jangan memberikan hukuman seperti paku tumpul diatas,tajam dibawah.Hukum tetaplah hukum,mengerti"? Titah Ayah.

"Baik yah" ucap Ikbal.

"Bu, apakah stok cola masih ada, sepertinya makanannya akan lebih nikmat jika cola menjadi pendampingnya" Ucap Ilham (Adik Ikbal) yang sedari tadi tengah makan.

"Ilham maaf ya,stok cola baru saja habis, bagaimana jika kamu pergi beli di warung sebelah saja"? kata Ibu

"kak,bisakah kakakku yang tampan ini pergi membelikannya untukku"? ucap Ilham dengan nada merayu

"waaaah,Ilham,kamu pintar sekali dalam hal merayu yah,apa boleh buat deh,baiklah"kata Ikbal dengan penuh semangat.

Satupersatu air hujan mulai jatuh kebumi,begitupun dengan air mata Ikbal,dengan langkah yang sudah tertatih-tatih ia kemudian akhirnya bisa melihat lebih dekat jasad kedua orangtuanya setelah petugas berhasil mengakut keduanya menggunakan kantung jenazah.

"Pak! ada satu korban lagi, sepertinya dia masih hidup" Teriak petugas yang lain dengan penuh rasa syukur.

Ikbal mendengar hal itu kemudian berlari dengan langkah yang terombang-ambing

"ILHAM, ILHAM,apa itu kau"?
Teriak Ikbal dengan penuh harapan.

Sesampainya disana ia kemudian melihat Ilham dalam keadaan pingsan dengan banyak luka di sekujur tubuhnya, melihat hal itu Ikbal bagai dipadang pasir yang gersang kemudian menemukan sebuah danau yang jernih,kedua tangan Ikbal langsung mendekap badan Ilham dengan penuh rasa syukur.

"syukurlah kamu masih hidup Ilham. Ibu,Ayah,mereka semua pergi Meninggalkan kita,cuman kamu satu-satunya yang sekarang kupunya,tolong bertahanlah Ilham,"

"Cola yang kamu pesan tadi sudah aku bawakan,maka dari itu tolong bertahanlah Ilham". Ucap Ikbal dengan nada yang sangat memohon.

Bunyi Ambulans serasa menjadi penenang bagi Ikbal ,karna adiknya akhirnya diselamatkan dan dibawa kerumah sakit.

*Bunyi suara hp
suara hp Ikbal langsung memecah lamunan panjang Muhammad Ikbal tentang masa kelamnya itu.

"Ikbal,aku sudah siap, bagaimana denganmu? ". tanya seorang teman ditelpon

"Aduh, sorry-sorry, sebentar,aku mandi dulu yah". Ucap Ikbal dengan nada menyesal

"Apa yang kamu lakukan,kamu baru mandi?kita bisa terlambat lagi kalau begini,ayo cepat". Ucap seorang teman dengan nada sedikit kecewa

Ikbal yang selesai berkemas dan siap untuk berangkat kesekolah dikagetkan dengan sebuah paket misterius bertuliskan UNTUK IKBAL didepan kamar apartemennya.

Dengan rasa penasaran,Ikbal membawa masuk paket tanpa alamat pengirim itu masuk kedalam kamar apartemennya.Dan alangkah kagetnya Ikbal ketika membukanya, terlihat didalamnya terdapat foto keluarganya dengan bercak darah diatasnya,dan juga ditemukan sebuah jam tangan yang ternyata itu adalah jam milik alm. Ayah Ikbal,di balik jam tersebut terdapat sepucuk surat.

"Apakah kau suka dengan hadiahku Muhammad Ikbal"?Bunyi isi surat tersebut.

Ikbal kemudian menyadari suatu hal tepat di hari kedua orangtuanya tewas.

Dihari itu,mata Ikbal tidak sengaja tertuju pada sesosok misterius yang mirip dengan orang yang ada di dalam mimpinya.Ia kemudian menyimpulkan bahwa ledakan yang menewaskan kedua orang tuanya itu bukan sebuah kecelakaan biasa,tetapi ada seseorang yang bertanggung jawab akan peristiwa itu.

BERSAMBUNG....

THE PUNISHMENT (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang