Dihari yang cerah,angin berhembus menggugurkan dedaunan yang ada disekitaran sekolah muhammad Ikbal.
Terlihat Ikbal tengah bersantai menikmati waktu istirahatnya bersama dengan teman yang sebelumnya mengajaknya berbicara di telpon.Aldi namanya,Aldi merupakan teman Ikbal sejak mereka masih duduk di bangku SMP.
"Ikbal, gimana keadaan Ilham sekarang?" tanya Aldi
"Yaa gitulah di,Ilham masih belum sadar juga sampai sekarang,aku juga gak tau kapan Ilham sadar.setiap kali aku ngeliat dia dirumah sakit,hatiku sakit karna gak tega ngeliat dia tumbuh tanpa ayah dan ibu". Jawab Ikbal dengan raut wajah yang sedih
"Eh tau gak di?, sebelum aku berangkat ke sekolah pagi tadi,aku dapat kiriman paket misterius dari seseorang, dan anehnya barang2 yang dia kirim itu adalah foto keluarga dan jam tangan milik ayah aku, ini udah jelas banget kalau tragedi yang menimpa keluarga aku bukan sebuah kecelakaan murni,aku gak bakal tinggal diam di,aku akan cari sampai dapat orang yang udah merenggut kebahagiaan aku". sambung aldi dengan nada yang marah.
"Apa iya?,mungkin aja orang yang ngirimin paket itu bisa jadi tetangga kamu yang dulu yang kebetulan nemuin sisa barang2 kamu dirumah dulu,dan karna dia menganggap barang2 itu penting,makanya dikembaliin lagi kekamu,lagi pula polisi juga udah nyelidikin kasus ini dan hasil akhirnya emang karna tabung gas itu".Jawab Aldi dengan tetap berpikir logis.
"yaa,kalau emang itu tetangga aku yang dulu,kenapa gak ngecantumin alamat pengirim nya? setidaknya kan aku tau siapa yang mengirim barang itu,dan juga........"
dringg..dringg..,
suara hp milik Ikbal tiba2 berbunyi membuat percakapan antara keduanya terhenti."Halo,ini dengan saudara Ikbal? saya dari pihak rumah sakit mau menyampaikan kalau pasien bernama Ilham sudah sadar". ujar seseorang yang berada diujung telpon.
Tanpa menghiraukan Aldi lagi yang sedari tadi bersamanya,dengan semangat dan rasa senang yang bercampur jadi satu,Ikbal segera berlari kerumah sakit.Rasa haru membuat lagi2 air mata ikbal membasahi wajah tampannya itu,ia tak sabar melihat adik yang ia sangat sayangi itu dapat berbicara dan bertatap muka dengannya lagi.
Ikbal yang sudah sampai di rumah sakit langsung masuk keruangan Ilham dan mendapati Ilham yang tengah duduk di atas brangkarnya dengan wajah yang masih kebingungan dan selang infus yang masih melekat di tangannya,tanpa pikir panjang segera Ikbal mendekap Ilham dengan penuh rasa rindu.
"kak ikbal,Ibu dan ayah dimana?".Tanya Ilham dengan raut wajah yang kebingungan.
Ikbal melepas pelukannya sesaat setelah mendengar pertanyaan dari adiknya itu.
"Ilham,kamu istirahat aja dulu,kondisi kamu belum pulih sepenuhnya". Pintah Ikbal.
"KAK! IBU DAN AYAH DIMANA?".Bentak Ilham
Seketika Ikbal tak dapat lagi membendung air matanya,sambil memeluk adiknya kembali yang kebingungan ia akhirnya mengatakan semua apa yang telah terjadi.
mendengar hal itu perasaan Ilham hancur bak vas yang pecah berkeping-keping.Ia menampar dirinya sekencang-kencangnya pertanda penolakan dirinya terhadap takdir yang telah ditetapkan.
"Kenapa? kenapa Tuhan,aku belum sempat memberikan kado kelulusan untuk orangtuaku mengapa engkau mengambilnya".Bentak Ikbal dengan air mata yang masih membanjiri pipinya.
Ilham yang sedari tadi memberontak membuat dokter berusaha menenangkannya dengan menyuntikkan obat penenang didalam Infusnya.
Hari-hari Ilham ia lalui dengan perasaan yang suram,ia seperti dineraka.Wajahnya tak lagi nampak seperti dulu,tak jarang air matanya menetes dengan sendirinya ketika terlintas dibenaknya kenangan-kenangan manis bersama dengan orang yang ia cintai.
"Ilham makan dulu yaa,kamu nanti sakit".ucap Ikbal yang memohon.
Tak ada gubrisan dari Ilham,matanya masih saja tertuju kearah jendela apartementnya sambil melihat seorang anak yang sedang asyik bermain dengan Ibunya.
Jam telah menunjukkan pukul 02:00 dini hari,terlihat seseorang yang sedang berlari sambil memanggil-manggil nama Ilham.
"ILHAM,ILHAAM".Teriak Ikbal dengan penuh rasa cemas.
Sebuah jembatan dengan air yang dalam dan dingin dibawahnya menjadi tempat pemberhentian Ikbal yang sedari tadi berlari mencari Ilham,terlihat Ilham yang sedang berdiri ditepi jembatan itu dengan tatap kosongnya.Ia menyadari kedatangan Ikbal,dan melirik dengan tatapan penuh kesedihan.
"Kak!,kakak masih ingat apa yang Ayah katakan kepada kak Ikbal?,nilai dalam pelajaran tidak penting,yang penting kakak bisa berguna bagi orang-orang disekitar kita,jangan pernah lupakan apa yang Ayah sampaikan kepada kakak".ucap Ilham
"Ham,pliss,kamu satu-satunya keluarga yang kakak punya,kamu harus berusaha mengikhlaskan semuanya Ham,apa yang akan nanti Ibu dan Ayah katakan jika aku gagal ngejaga kamu". Teriak Ikbal yang memohon.
"Gak kak, perasaan yang sekarang gak akan bisa kayak dulu lagi,hari-hari Ilham seperti dineraka,tanpa Ibu dan Ayah aku gak akan bisa bertahan. "Jawab Ilham.
Tanpa menghiraukan kakaknya yang sudah memperingatinya,dengan kesedihan dan keputusasaan yang telah bersemayam dalam diri Ilham, langsung saja ia melompat dari atas jembatan kedalam Air yang dingin dan dalam itu,air seolah-olah melahap Ilham,Tubuhnya tak nampak secuil pun begitu ia masuk kedalamnya.
"ILHAAAAAAAAAAM". Teriak Ikbal.
Ia kehilangan untuk keduakalinya.Perasaan Ikbal saat itu bagai ditusuk sebuah pisau dengan berkali-kali tusukan, bagaimana tidak, keluarga satu-satunya yang Ikbal punya kini harus pergi menemui kedua orangtuanya yang lebih dulu meninggal dia.
Tanpa Ikbal sadari, terlihat dari kejauhan seseorang dengan pakaian serba hitam tersenyum puas kearah Ikbal, seolah-olah ia yang merencanakan semua ini.
BERSAMBUNG.....
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PUNISHMENT (ON GOING)
Mystery / ThrillerIkbal memiliki sebuah keluarga kecil yang harmonis,hingga suatu ketika ledakan besar di rumah mereka membuat keluarga Ikbal tewas kecuali adiknya (Ilham).Ikbal mencurigai ada seseorang yang bertanggung jawab dibalik insiden tragis tersebut.Benarkah...