Tangga Aula

205 36 2
                                    

Lelaki kelahiran Oktober itu sibuk melempar batu kerikil yang ada didepannya,dia melakukan itu sudah dari tiga puluh menit yang lalu. Chris baru sadar,menunggu ternyata sangat membosankan. Pantas saja mantan-mantan nya yang dulu selalu mengeluh jika dia telat datang saat kencan.

Chris langsung membuang batu kerikil nya saat melihat sepasang sepatu dihadapannya. " sini duduk, " Chris menunjuk tempat disampingnya.

Chris sebenarnya sudah jengah memandang Hyunjin yang berdiri kikuk di depannya, dia tahu Hyunjin gugup sekaligus bingung karena terlihat sekali dari gelagatnya.

Tidak ingin membuat Chris marah. Hyunjin dengan segera duduk,
" Kenapa duduknya jauh? sini! "

" Ini kan kan udah deket, " Hyunjin menggeser tubuhnya hanya sekali.

Chris yang tahu sifat Hyunjin sangat susah diatur hanya bisa mengangguk, tangannya lalu menyelip masuk ke saku seragamnya.

" gue bakal balikin cincin ini, asalkan lo mau temenan lagi sama gue. "

Hyunjin menghela nafas mendengar ucapan Chris, dari ekspresi nya terlihat dia sudah kesal setengah mati.

"dari awal, lo sendiri yang jauhin gue Chris dan sekarang malah lo sendiri yang minta temenan lagi? lawak lo Chris. "

Chris sudah menduga reaksi Hyunjin akan seperti itu.

" Jin gue minta maaf, emang gue yang salah. Tapi tolong kasi gue kesempatan buat nebus kesalahan gue. "

" Lo kira gue kopi Chris?! lo bawa  kemanapun pas masih full, terus lo buang seenaknya pas tinggal ampasnya doang. "

" Bukan gitu Hyun, gue gak bermaksud gitu," Chris dengan gesit menggeser tubuhnya agar menempel dengan tubuh Hyunjin.

" Ehh ngapain lo deket-deket ? geseran sana! " cowok manis kelahiran Maret itu pun dengan segera mendorong tubuh Chris agar menjauh. 

" Hyun, please..." Chris dengan tatapan memohon, menyatukan kedua tangannya didepan dada.

Hyunjin menghela nafas,

" Gue gak suka liat cowok yang cuman ngomong doang, kalo bisa buktiin dengan tindakan Chris. "

Hyunjin sangat pandai memanfaatkan kesempatan, saat Chris masih mencerna ucapannya, tangan Hyunjin dengan cepat merampas cincin miliknya yang masih ada dalam genggaman Chris.

Hap... Dapat!

Hyunjin tersenyum tipis lalu menyematkan cincin itu di jari manis nya kemudian pergi tanpa memperdulikan Chris yang berteriak memanggilnya.

" Akhirnya jantung gue berdetak normal setelah lepas dari Chris, " Hyunjin baru bisa tenang bersandar di kursi setelah sampai di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Akhirnya jantung gue berdetak normal setelah lepas dari Chris, " Hyunjin baru bisa tenang bersandar di kursi setelah sampai di kantin.

Masih menikmati posisi ternyaman nya, Hyunjin dibuat tersentak karena mendengar teriakan seseorang. " Heh kenapa lo duduk di kursi gue ? "

" Emangnya lo bawa dari rumah kursinya sampe berani ngakuin ini punya lo? "

" y-ya enggak sih—tapi kan tetep aja gue duluan yang duduk disini! " Orang asing itu masih tetap mengomel sambil berkacak pinggang.

" Duduk bareng kan bisa, lagian kursi nya banyak itu, " Hyunjin menarik lengan orang itu agar mau duduk disebelahnya.

" iya deh, biar lo gak kesepian, "
lelaki asing itu menunjukkan senyuman manis nya yang membuat dia tampak lebih imut.

" Kiw nama nya siapa cantik? " Si lelaki imut itu menyodorkan tangannya berniat kenalan.

" Eh gak nyadar diri nih orang, elo noh yang cantik—btw nama gue Hyunjin, " ujar Hyunjin menyambut uluran tangan si manis.

" Nama gue Felix, kita temenan ya, " balas nya antusias.

Dalam sekejap Hyunjin dan Felix sudah akrab, mereka mengobrol seperti dua orang yang sudah berteman lama.

" HYUNJIN " dari kejauhan terlihat Chris yang datang bersama seseorang.

" Aduh nih orang muncul lagi " batin Hyunjin

" Hyun, dengerin gue dulu," ujar Chris setelah duduk bersama teman nya itu.

" Mau ngapain lagi sih Lo? " Balas Hyunjin menatap Chris kemusuhan.

" lo nanti pulang sekolah bareng gue ya ? " Chris memperhatikan Hyunjin menunggu jawabannya.

" NGGAK, gue nanti pulang bareng....Felix—iyakan lix? " Hyunjin memang tersenyum, namun tatapan mendelik memberi kode agar Felix meng-iyakan.

Felix yang memang memiliki kadar kepekaan yang rendah tentu saja tidak mengerti kode yang diberikan Hyunjin, dia malah menatap bingung kearah Hyunjin dan Chris.

" Adaww—i-iya, " Felix refleks menjerit saat merasakan kaki nya diinjak Hyunjin.

Hyunjin tersenyum penuh kemenangan dan berucap, " Udah denger sendiri kan? "

Chris menghela nafas lalu menatap kearah Felix yang masih meringis kesakitan.

" yaudah kalo itu mau lo, gue gak bisa maksa. Nanti kalian hati-hati ya— lix gue titip Hyunjin jangan sampe
lecet. "

Chris lalu pergi bersama temannya meninggalkan Hyunjin yang masih menatap kepergiannya.

" tindakan gue udah bener gak sih
lix? "

gantian Felix yang menatap Hyunjin julid, " ya salah lah masa cowok ganteng gitu di tolak. "

" Lo mah cuman liat ganteng nya doang, " Felix menggebrak meja nya mendengar perkataan Hyunjin, membuat penghuni kantin menatap kearah mereka berdua.

" Lah apa salahnya liat cowok ganteng kan bikin mata seger—lo mah aneh Hyun. BENER GAK PARA PENGGILA COGAN? "

" BENER! " tanpa disangka para penghuni kantin ikut berteriak membenarkan ucapan Felix.

" Anjir si Felix banyak pendukung, " takut diserang para penggila cogan,Hyunjin dengan segera menarik tangan Felix meninggalkan kantin.

























































𝙵𝚛𝚘𝚖 𝙱𝚎𝚜𝚝𝚒𝚎 𝚝𝚘 𝙱𝚘𝚢𝚏𝚒𝚎!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang