Takdir

7 0 0
                                    

✨Takdirlah yang mempertemukan kita✨


***

     Matahari mulai hilang dibalik pegunungan,bulan akan muncul mengganti kan matahari yang berarti hari sudah menuju kegelapan malam.
Pintu rumah yang awalnya terbuka akan ditutup satu persatu oleh penghuninya.Anak-anak yang sedang asyik bermain akan dibawa masuk oleh orang tuanya.

     Suara seorang muadzin sudah menggema dari dalam masjid,satu persatu dari penduduk sekitarnya mulai memasuki rumah Allah itu.

     Namun tidak dengan beberapa anak muda yang berada tak jauh dari area masjid itu.Disaat orang-orang melaksanakan kewajiban salatnya tapi mereka terlihat sedang mengadu kekuatan.

BUGH!
BUGH
BUGH!

"Gimana puas"tawa seorang diantara mereka.

"Kalau gue jawab belum gimana?"tantang seorang dari tim lawan.

"Ar,,cukup mending kita pergi sekarang"bisik Vino kepada Arga.

"Diem"ucap Arga .

""Owh dia masih nantangin kita boss"ucap tim lawan kepada Edo boss mereka.

"Ar,,loe yakin mau hadapin mereka?kita kekurangan pasukan ini Ar,,"eluh vino kepada Arga.

"Bener juga sih tapi masa bodo"ucap Arga lalu berlari dan mulai menghajar lawan satu persatu.

     Dan benar saja perkelahian itu pun kembali berlanjut.Dan sepertinya ucapan vino tadi benar adanya dimana mereka yang hanya beranggotakan 6 orang otomatis kewalahan menghadapi lawan yang jumlahnya 3 kali lipat dari mereka.

     Menyadari hal itu Arga dan kelima temannya memutuskan untuk kabur dari perkelahian itu meninggalkan sepeda motor mereka dan berlari memasuki area komplek pemukiman.

"Kejar mereka!!"perintah Edo ketua geng's cobra.

***

     Arga dan kelima temannya terus berlari semakin memasuki area pemukiman penduduk mencoba menghindar dari kejaran pasukan geng cobra.

"Kita berpencar ntar ketemu ditempat biasa"ucap Arga kepada teman-teman nya itu.

"Oke"ucap mereka serempak lalu berpencar kearah masing masing.

***

Ditempat lain__

"Rindu,,loe tadi denger nggak cermah ustadz Luqman?"tanya Mimi.

Sekarang mereka berdua sedang berjalan pulang dari masjid menuju rumah masing-masing.

"Denger,kenapa emangnya?"tanya Rindu.

"Nggak ada apa-apa sih"cengir Mimi.

"Loe tadi liat nggak cowok yang disamping ustadz Luqman"tanya Mimi kembali.

"Eleh mulai lagi kamu ya Mi,kita tu datang kemesjid niatnya salat berjamaah bukan liat yang nggak penting"jelas Rindu kepada Mimi yang sedang berjalan beriringan dengan nya.

"Iya-iya"ucap Mimi.

***

"Yah gue dah nyampe"ucap Mimi cemberut.

"Udah nyampe mau gimana lagi"ucap Rindu.

"Kan gue mau curhat lagi sama lo" ucap Mimi.

"Besok kita lanjutin,kalau gitu saya pulang dulu"ucap Rindu.
(Mengangguk)"hati-hati"ucap Mimi agak teriak karena Rindu sudah menjauh.

     Rumah Rindu dan Mimi tidaklah berdekatan dimana seperti malam ini Rindu selalu akan pulang sendirian kearah rumahnya.Karena sudah terbiasa pulang pergi sendirian walau malam yang lumayan gelap Rindu terlihat santai berjalan melewati area yang agak sepi.Perjalanannya kini hanya ditemani lampu-lampu yang ada ditepi jalan perkampungan.

Rindu [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang