Z & Z • 1

7.6K 661 251
                                    

Happy reading



___

Suara rintik hujan terdengar begitu hangat dengan suasana yang begitu tenang. Seorang gadis yang sedang merebahkan badannya di kasur langsung menoleh ke handphone yang sedari tadi berbunyi, yang menandakan ada telepon masuk. Dengan berat hati, dia meraih handphone di atas nakas kecil dan menggeser tombol hijau ke kanan.

"Kenapa?" Tanyanya. Terdengar suaranya begitu serak akibat baru bangun dari tidurnya.

"Lo udah siap belum? Gue bentar lagi ke rumah lo. Jangan lama-lama atau gue tinggal lo," balas seseorang di seberang sana.

"Yaelah. Sans dong, bisa gak? Coba lo liat jam di handphone lo, ini baru pukul lima pagi! Jangan buat alasan nyuruh gue bangun cepat-cepat deh," kesalnya.

"Jam lo rusak, Zee?" Tanya gadis itu di seberang sana.

Yap, nama gadis itu ialah, Quuenlazenna Latasha Maurendra.

"Nggak lah, Ra," Jawab Zeena dengan nada kesal.

Refana menggeleng kebingung di telepon, "Coba lo liat jam di ruangan lain. Kayaknya jam lo rusak deh, ini udah pukul enam loh," balasnya.

"Masa iy-" ucapan Zeena terpotong kala mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya dengan sangat amburadul, seperti orang yang panik akibat kemalingan.

"Kakak? Kak, nggak sekolah, kah? Ini udah jam enam loh, Kak," kata anak kecil dari luar pintu. Dia adek perempuan Zeena, bernama Azalea Kleanza.

Sehabis mendengarkan apa kata adeknya barusan, Zeena menepuk jidatnya pelan, "Yang bener aja dah," Zeena beranjak dari kasurnya menuju pintu, tetapi Zeena terhenti kala melihat jam kecil di atas nakas, jam disana sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi.

"Weh, yang bener aja, masa iya udah jam segitu," Zeena masih tidak terlalu sadar, ia bingung.

"Zee? Kenapa?" Tanya Clara yang ikutan bingung, tetapi tidak ditanggapi oleh Zeena. Zeena dengan santai memutuskan sambungannya, lalu meletakkan handphonenya ketempat asal dan beranjak pergi membukakan pintu.

Kreekk..

"Kenapa lo gak bangunin gue?!" Protes Zeena kepada Aza, padahal ini masih pagi, tapi tidak tau kenapa, mood Zeena sudah hancur gara-gara Clara.

"Lah, Kakak aja tidurnya kebo bener, aku udah bangunin kakak dari jam empat subuh malahan, gimana sie," Sahut Aza tidak terima disalahkan.

"Hadeh," Zeena tidak menghiraukan apa yang Aza katakan, bahkan ia menutup pintu dengan kasar dan tidak memperdulikan ada anak kecil yang sedang mengobrol dengannya.

Aza mencibir, "Dasar aneh, udah dibangunin bukannya terimakasih, lah ini malah ngamok, dasar cewe, untung aku perempuan." Sehabis mengatakan itu, Aza berlalu pergi.

Saat ini, Zeena sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Bahkan ia lupa untuk keramas, karena yang Zeena pikirkan saat ini hanya sekolah.

"Astaga, dasi gue mana?" Zeena panik, ia ke sana kemari cuma mencari dasinya. "Ah, nanti aja deh. Bisa beli lagi di koperasi," pasrahnya.

Zeena Untuk Zean [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang