leave me alone.

561 82 1
                                    

Goresan-goresan pensil terdengar halus, Yedam menghapus beberapa garis yang salah dan memperbaikinya. Ia menjauhkan buku sketsanya dan mengamatinya. Ah, bagian rambutnya terlihat berat sebelah. Yedam kembali menghapus bagian yang ia anggap kurang dan memperbaikinya.

"Wah! Gambarmu bagus sekali!" seru seseorang tepat dibelakangnya membuat Yedam kaget hingga menjatuhkan pensilnya.

"Ah maaf, aku tidak sengaja mengangetkanmu." ujar anak itu lagi sambil menyodorkan pensil Yedam.

Yedam menerimanya dengan raut datar, ia menatap anak itu dengan tajam.

"Apa itu karakter buatan sendiri? terlihat sangat bagus." Lagi-lagi anak itu mengeluarkan suaranya, membuat Yedam jengah.

"Apa urusannya denganmu?" tanya Yedam dengan nada ketus, ia menutup buku sketsanya dengan kasar. Selama hampir setahun menghabiskan waktunya ditaman belakang sekolah ini, tak sekalipun ia pernah diganggu seseorang.

Anak ini yang pertama.

"Aku hanya ingin tahu, apa tidak boleh?" Anak itu menjawab dengan santai, ia terlihat tidak terganggu dengan tatapan tajam Yedam.

"Tidak boleh dan tolong tinggalkan aku sendiri." balas Yedam dengan nada datar.

"Tidak, aku tidak ingin meninggalkanmu. Kita belum berkenalan."

"Setelah kita berkenalan apa kau akan pergi?" tanya Yedam dengan nada kesal, ia tak berniat menatap anak itu.

"Ya—mungkin."

"Baiklah aku Bang Yedam, dan kau?"

Anak itu terlihat terkejut, ia tidak mengira Yedam akan meresponnya. Tetapi ia dengan cepat membalas perkataan Yedam. "Halo, Yedam. Aku Kim Doyoung."

Yedam diam, tidak menanggapi. Ujung matanya melihat anak itu ingin mengeluarkan suara lagi, dengan itu ia beranjak pergi dan bergumam pelan.




"Kalau kau tidak mau pergi, aku yang akan pergi."

because | dodam ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang