"Yang terbaik menurut saya, belum tentu terbaik menurut Allah. Tapi yang terbaik menurut Allah, sudah pasti yang terbaik untuk saya."
Muhammad Azzam Al-Baaqir
🖤🖤🖤
"Athar, Umi minta tolong panggilin Abang kamu nak"
"Na'am Umi, Athar panggil Abang sekarang" Teriak Athar dari dalam kamar.
RUANG KELUARGA.
"Assalamualaikum" Salam Athar dan Azzam.
"Wa'alaikumussalam"
"Athar sama Azzam sini nak, Abi mau bicara sama kalian berdua"
"Afwan Abi ada apa ya? kok mukanya serius banget"
"Tau Abi kenapa tumben banget?"
"Gapapa Abi sama Umi cuma mau ngomong sama Abang kamu" Setelah Abi berucap seperti itu gus Azzam, langsung berfikir 'Apa saya ada salah sama Abi, umi'.
Umi yang melihat wajah bingung putranya, langsung memberi isyarat pada suaminya untuk menjelaskan apa maksud omongannya.
"Jadi gini nak Abi dan Umi akan menjodohkan salah satu dari kalian dengan anak sahabat Abi" Setelah Abi berbicara gus Azam dan gus Athar saling tatap.
"Oh kalo itu mah Abang pasti mau, Ya kan bang?" Ujar gus Athar, sambil menyenggol tangan Abangnya. Azzam yang mendapat perlakuan seperti itu langsung sadar dari lamunannya.
"Niat Abi sama Umi juga menjodohkan Abangmu, bukan kamu"
"Alhmdulilah selamat" Lirih gus Athar.
Umi yang melihat putra pertamanya bingung, langsung angkat bicara.
"Umi gak akan maksa kamu untuk menerima perjodohan ini, karena nanti kamu sediri yang akan menjalani pernikahan itu."
Ya Allah jika memang dia jodoh hamba, hamba ikhlas ya Allah. Hamba percaya ini takdhir, dan mau hamba menghindar kaya apapun ga akan bisa. Batin Azzam.
"Bismillah, Azzam terima perjodohan ini."
"Alhmdulilah, Kamu serius nak?"
"Azzam serius karena Umi dan Abi pasti mau yang terbaik untuk Azzam, dan mungkin saja dengan perjodohan ini Allah mempertemukan Azzam dengan jodoh Azzam." Ucap Azzam yang mampu membuat Abi, Umi, Athar. Menatap kagum Azzam.
"Alhmdulilah, insyaallah lusa dia akan mondok di sini"
"Hah yang di jodohin sama Abang seumuran Athar?"
"Iya, dia seumuran kamu"
"Maaf Abi kalo azam boleh tau namannya siapa?"
"Syaqila Azhara Elfatih"
Syaqila Azhara Elfatih, kok kaya ga asing ya namanya, kaya pernah denger. Batin Azzam.
"Kok kaya ga asing namanya ya Umi, Abi?" Umi dan Abi langsung saling menatap sambil tersenyum.
Ternyata kamu masih inget sama dia nak. Batin Umi Aminah
"Kamu masih ingat sama Ayah Elfatih sama Bunda Adiba?"
"Masih Umi emang kenapa?"
"Kamu masih inget anak kecil yang dulu ngasih boneka, yang sampe sekarang kamu jaga?"
"Masih Abi"
"Nah yang bakal Abi jodohin sama kamu itu anak Ayah El sama Bunda Adiba, dan anak kecil yang kasih kamu boneka itu Syaqila anak Ayah El, ingat ga anak kecil yang dulu deket banget sama kamu tapi kalian pisah karena Abi harus jaga pondok pesantren ini, ingat?" Jelas Abi, yang membuat Azzam langsung tersenyum.
"Azzam inget sekarang Umi, Abi dia Qila anak kecil yang dulu suka nangis kalo es krimnya Azzam ambil" Ucap Azzam sambil membayangkan betapa gemasnya Qila waktu kecil.
"Kalian bahas apa sih, Athar ga paham sumpah. Syaqila, Qila udah ah Athar pusing mau balik kekamar aja Assalamualaikum Umi, Abi, Abang galak Athar balik ke kamar duluan ya" Setelah mengucapkan itu Athar langsung lari dan menaiki tangga.
KEDIAMAN KELUARGA ELFATIH.
"Syaqila ga mau masuk pesantern bun"
"Maaf Sya, Bunda ga bisa bantu" Mendengar ucapan Bundanya, Syaqila yang sudah dari tadi menahan tangisnya pun akhirnya menangis.
"Abang, Syaqila ga mau masuk pesntren" Ucap Syaqila sambil memeluk Abangnya.
"Maaf Sya, Abang juga ga bisa bantu kamu"
"Beresin barang-barang kamu dari sekarang lusa kamu pindah kepondok sahabat Ayah, dan untuk sekolah kamu ga usah khwatir Ayah udah urus semuanya"
Sampai sini dulu ya, makasih yang udah mau nunggu cerita ini.
Maaf kalo ceritanya kurang menarik, insyaallah saya akan sering update.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS AZZAM MY HUSBAND
Teen FictionMuhammad Azzam Al-Baaqir, pria berumur 23 tahun yang menjadi Ustadz di pondok pesantren milik Abinya yang bernama Adnan Al-Baaqir, hidup dia berubah drastis setelah dia bertemu salah satu santriwati yang terkenal dengan nama biang onar. " Saya perca...