Daily 1 - Dihukum

29 7 52
                                    





"Kau.... berani-beraninya kau mengusik ketenanganku!! Aku adalah Raja Iblis. Sadari kedudukanmu manusia hina!" Hardik Frikana seraya membuang sapunya dan menengadahkan kedua tangannya kepada langit. Dengan maksud mengumpulkan energi yang tersimpan didalam tubuhnya.

Lalu tiba-tiba, kepala Frikana merasa pusing. Tidak, bukan karena ia mendapatkan kekuatan atau semacamnya, tetapi karena manusia hina yang disebut Frikana tadi menempeleng kepalanya menggunakan sapu.

"Bisa nggak sih halunya nanti dulu, sekarang kita nyapu sampai semua bersih. Baru nanti kamu boleh ngehalu sepuasnya. Mau jungkir balik, kayang, roll depan, terserahhh." Cerocos Maira yang sedikit tertohok karena dipanggil manusia hina oleh Frikana.

Oknum yang ditempeleng sapu oleh si manusia hina hanya mendecih tidak terima, sambil memungut sapu yang ia buang tadi.
Ia mulai menyapu daun-daun kering dengan terpaksa.

"Duhh capek banget guys, kenapa sih aku bisa lupa nggak ngerjain Pr... Seharusnya kan-- aah makasih ya @telur_biawak udah disemangatin." Ucapnya tersenyum manis pada smartphone berlogo apel kroak. Sambil sesekali membenahi rambutnya yang berantakan.

Ia berjalan menuju pohon beringin yang besar, yang konon katanya disana ada penunggunya. Niatnya Richiana ingin duduk sebentar mengistirahatkan jiwa dan raganya yang sudah lelah ini. Tapi apalah daya jika Maira mulai mengomel.

"Richiana! ngapain kamu kesitu? Balik sini cepet! Engga bantuin nyapu malah sibuk nge-vlog terusss!!" Maira gedek, kenapa sih temennya enggak ada yang bener?

"Iya iya, santai aja dong Mai... gak baik lho kalo marah-marah terus, nanti awet muda. Ya nggak guys??" Ucap Richiana masih setia pada smartphonenya sambil cekikikan.

"Kalo gitu udah dulu ya untuk vlog hari ini, mak lampir udah murka. Jangan lupa slebew, eh subscribe channel ku yaaa... bye bye~" Ia lalu menghampiri Maira yang dari tadi melihatnya tajam. Dengan senyum pepsodent Richiana mengambil sapu yang disodorkan Maira.

Sementara tiga orang itu khusyuk menyapu, ada satu onggok manusia yang sedang menikmati indahnya hidup, berleha-leha di bangku taman ditemani angin sepoi-sepoi. Rasa mengantuk mulai menyerangnya. Dan ia pun terlelap.

Ia adalah Gastino, manusia setengah koala, kalau nggak tidur ya males-malesan. Padahal Gastino termasuk spesies cogan, kalau dia nggak mageran pasti sekarang dia udah bisa bikin harem. Kan ganteng.

Well, sebenernya Gastino udah mengerjakan Pr. Tapi, karena si chuunibyou a.k.a Frikana yang syirik melihat Gastino yang tidak dihukum, Frikana pun tanpa pikir panjang langsung menyembunyikan buku tugas Gastino saat ia tertidur dikelas tadi.

"Kalian semua adalah budakku. Sudah menjadi kewajiban untuk selalu melayani ku. Tidak terkecuali kau Gastino!!" Itu adalah kalimat yang dilontarkan Frikana pada Gastino yang memasang wajah protes karena bukunya mendadak hilang ditelan Frikana.

Karena dia malas berdebat dengan orang sinting, jadi ia terpaksa ikut hukuman. Hitung-hitung bisa bolos pelajaran Pak Toyib.
Dasar si koala.

Kalau soal hukuman menyapu, Gastino tidak peduli. Biarlah manusia-manusia tidak berguna itu yang mengerjakannya.

Tapi tenang, masih ada kok yang mengerjakan hukuman dengan ikhlas, lapang dada, dan sabar. Padahal, Ia tidak berkewajiban untuk melaksanakan hukuman. Lalu mengapa?

Bukan karena Frikana menyembunyikan tugasnya juga, akan tetapi ia tidak tega melihat teman-teman cebong nya dihukum

Jadilah ia dengan sukarela menawarkan diri untuk ikut dihukum. Namanya Doffy, cowok soft yang bisa dibilang paling waras diantara mereka mereka yang kehilangan arah.

Our Little PlanetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang