Sebelum itu, biar kalian nggak bingung. Aku jelasin dulu.
Jadi, chapter ini berlatar waktu saat mereka belum kenal satu sama lain. Mungkin 4-6 chapter bakal berlatar sama kaya gini.
Udah intinya gitu aja.
Happy reading guys!!!
•-•-•-•-•-•-•-•-•-•
Seusai bel istirahat berbunyi, sebagian besar murid langsung berhamburan keluar kelas. Karena sekolah ini masih diawal semester baru, ada beberapa murid yang duduk di dalam kelas mencoba mengakrabkan diri dengan yang lain.
Maira kebetulan hari ini membawa bekal makanan. Merasa suntuk berada didalam kelas, ia pun memutuskan keluar kelas untuk memakan bekalnya.
Dia berhenti dibawah pohon yang cukup besar. Dirasa tempat tersebut cocok, ia pun segera duduk dan mulai makan dalam diam.
Ttukk!
Maira terkejut, segera memeriksa apa yang jatuh mengenai kepalanya.
"Batu? kok bisa kena kepalaku si?" Gumam nya.Ia pun mendongak ke atas penasaran, berpikir bahwa mungkin saja di sini ada penunggunya.
Samar-samar Maira melihat makhluk hidup yang duduk disela-sela ranting pohon. Maira yakin makhluk hidup tersebut adalah manusia.
Memakai seragam yang sama dengannya, namun ia mengenakan jubah hitam yang dikaitkan di lehernya. Terlihat sangat kontras dengan seragam sekolah.
"Hehh kamu!!! kamu yang ngelempar batu ini ke kepalaku kan?!!!" Teriak Maira pada manusia yang duduk santai di ranting pohon.
Oknum yang diteriaki menoleh menatap Maira. Tatapan nya angkuh, Maira ingin sekali mencolok matanya itu.
"Oh maaf, aku tidak sengaja. Kupikir tidak ada manusia dibawah sana," Tutur nya sambil membungkukkan badan tanda permintaan maaf.
Maira mengerutkan dahi, ia heran. Memang nya dia juga bukan manusia?
"Aku adalah Raja Iblis." Lanjut nya yang seakan dapat membaca pikiran Maira.
Maira mengernyit sejenak,
"Oh... Rupanya dia chuunibyou toh." Ia menggumam sambil meletakkan tangan di dagu mengangguk paham. Maira pernah bertemu spesies yang sama macam orang itu. Intinya cara berpikir mereka itu berbeda dari kebanyakan orang."Turun sini! Ngapain duduk disitu?"
"Kau tidak akan paham, dari sini aku dapat dengan jelas mengamati pergerakan musuh." Tidak lupa ia juga berpose keren.
Maira lelah,
"Terserah kalo gitu, nanti jatuh tau rasa kamu!"Orang itu pun terkekeh,
"Ahaha mana mung---"Belum sempat ia menyelesaikan kalimat nya, ia pun terjatuh dari pohon. Tidak terlalu tinggi tapi cukup menyakitkan.
Karena ia banyak bergaya dan berpose, jadilah ia kehilangan keseimbangannya dan terjatuh.
Maira sontak terkejut karena belum lima detik dia selesai bicara, ada makhluk terjatuh di depannya.
Murid-murid yang berada di sekitar area tersebut mulai mengerubungi. Penasaran apa yang sebenarnya terjadi.
Maira panik. Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia terluka parah? Patah tulang? Atau... mati?!!
Hanya itu yang bisa dipikirkan Maira saat ini.Diantara beberapa murid yang berkerumun ada salah satu murid yang hendak menolongnya. Tapi segera dihentikan Maira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Little Planet
Roman pour AdolescentsIni hanyalah kisah keseharian dimana berbagai macam spesies membaur menjadi satu. Kisah-kisah yang berisi konflik ringan tidak akan membuat kepala pusing kepayang. Tidak menyertakan kisah drama romantis yang membuat galau tujuh hari tujuh malam. L...