Happy Reading. 🖤
Pagi hari menjelang, semalam begitu meributkan diri sesungguhnya. Dimana Felix menangis sangat kencang hanya karena di paksa tidur, memang anak ini susah sekali disuruh tidur saja.
Oh ya tau hari ini hari apa? Benar sekali hari Minggu, kemarin Sabtu jadi tidak usah jauh ke Senin untuk membuat kerusuhan. Haha.
"Mommy! Mommy ayo bangun!!" panggil Felix riang, sangat riang seperti dirinya baru saja diberikan sebuah mainan baru
Minho yang aslinya saat semalam Felix juga Daddynya tidur, tapi dirinya tidak tidur, hanya menggangguk kecil saja tanpa mengubah posisi apapun. Dirinya masih mengatuk sekarang.
Bagaimana tidak? Ia tidur tepat pukul 3 pagi karena suara bisik yang mempengaruhi area pendengaran bahkan otaknya.
"Ish! Mommy ayo bangun!" Felix tetap mencoba untuk membangunkan Minho dengan berbagai cara agar ia tidak bosan
Bukannya seharusnya ada Chan? Iya harusnya, tapi manusia satu itu sudah pergi kerja dahulu karena ada sebuah meeting dadakan dan tidak boleh ditinggal. Kasihan Felix.
"Aaa ~ Mommy ayo bangun!"
"Huah! Kenapa sih Felix? Dimana Daddy kamu?" Tanya Minho yang terpaksa bangun karena Felix
"Daddy udah pergi."
"Pergi?"
"Iyaa.. Katanya ada rapat penting dadakan, telus nda boleh di tinggal.."
Felix menjawab sembari menekuk bibirnya kebawah, matanya pun tak lepas dari berkaca kaca ingin menangis. Mungkin yang Felix rasakan saat ini, sama seperti saat pertama kali ia sadar akan dunia barunya, dimana hanya Minho sebagai orang tuanya tanpa Chan disampingnya.
"Oh astaga ~ Kemari kau jagoan kecil!" Perintah Minho pada Felix agar mendekat dan duduk dipangkuannya
Felix menurut tentu saja, mana mungkin ia tidak mau menurut perintah sang "Mommy." Sekarang Felix sudah duduk dipangkuan Minho, menghadap ke arah sebuah tembok yang diisi tv agar tidak hanya polosan saja
"Mommy.. Kenapa Daddy kerja telus??" Tanya Felix polos pakai banget
Minho terkekeh dibuatnya, lucu saja baginya. Meski ia tau bahwa anak seusia Felix ini pasti belum paham apapun, tetap saja terlihat lucu.
"Daddymu kerja buat kamu juga, Felix."
"Eum?"
"Ya ~ Daddy kerja biar nanti kamu bisa beli apapun sesukamu paham?"
Ah, sekarang Felix mengerti apa itu bekerja. Ia bertekad esok saat besar akan seperti ayahnya saja. Hehe.
Felix mengangguk, lalu mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Minho. Tangan kecilnya ia ulurkan keatas dan melingkar dileher Minho, seraya begitu ia berdiri dengan maksud Minho bisa menggendongnya.
"Kkk ~ Mau gendong, bilang aja Sayang. Ayo kita keluar mau? Sekalian jalan jalan ke rumah Uncle Min." Tanya Minho lalu berdiri dan menuju kekamar mandi
"Mau!!" Jawab Felix girang
"Okay, sekarang kita mandi dulu ya jagoan?"
Felix mengangguk antusias sebagai jawaban.
• • ──── • ୨♡୧ • ───── • •
Hampir 1 jam sendiri Minho berada dikamar mandi bersama Felix yang betah sekali bermain air dalam bath tub. Entah apa isinya, mungkin sekarang sudah banyak mainan bebek karet dalam bath tub tersebut.
"Ayo Felix, jangan lama lama mandinya!" Pekik Minho dari dalam kamar setelah selesai menyiapkan baju untuk ia kenakan pada Felix
"Cebental agiee Mommy!" Jawab Felix
"Astaga Felix! Ini udah satu jam kamu mandi, ayo udah! Nanti masuk angin."
"Engga Mommy cayang, Felix nda bakal cakit!"
"Udah ayo, atau ga jadi kerumah uncle Min?" Ancam Minho lumayan membuat Felix berkaca kaca
Cepat cepat anak berusia 5 tahun genap ke enam itu turun dari bath tub perlahan, dan berlari kecil keluar dari kamar mandi dengan keadaan basah basah. Menuju ke arah.. Minho tentunya.
Minho dalam hati sudah tertawa geli melihat kelakuan Felix itu.
Tidak lama, setelah berdebat hebat antara Felix dan Minho karena saling lempar omongan hanya demi Minho yang ingin memakaikan pakaian pada Felix.
"Nah, sekarang Felix udah keren. Baru boleh pergi ke tempat-"
"UNCLE UMIN!!" potong Felix dengan girangnya
Minho tersenyum dan mengangguk, "Nah, kajja kita pergi." Ucap Minho setelah menurunkan Felix dari ranjang dan menggandeng tangan mungilnya
• • ──── • ୨♡୧ • ───── • •
15 menit berlalu begitu cepat, tak sadar bahwa Minho dan Felix telah berjalan menuju sebuah toko buku kecil sekitar perumahan yang isinya rumah rumah megah. Bahkan toko buku ini juga sama megahnya seperti bangunan rumah sekitarnya.
"Mommy mau ngapain dicini??" Tanya Felix saat mereka berhenti berjalan dan malah berjalan masuk ke dalam toko buku tersebut
"Cari cari buku aja, Felix mau baca buku?"
"Buku? Apa itu?"
'Ah iya lupa, dia belum pernah liat buku.' batin Minho meringis kecil
"Buku itu.. Sesuatu kalo udah dibaca kamu jadi paham. Buku juga sebuah jendela dunia, dengan membaca buku apapun itu kamu tau tentang dunia luar bahkan jika itu kamu tidak kunjungi secara langsung."
Felix mengangguk saja walau tidak paham.
To Be Continue.
Huaahh!! Akhirnya bisa lanjut walau hiatus duluan huhu 😔 💗
Beberapa minggu belakangan ini ku sibuk pake banget gegara persiapan ujian + acaran rl. Gilak!
Semoga masih nyambung ini cerita, jangan kayak alur hidup ku yang ga nyambung apa lagi kalo lagi cerita sama temen abis tuh ceritanya nyebar.
Maaf juga kalo ada yang typo + ga nyambung yap?
Okie, thanks see you next part !! 💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
[💭] Rain And Tears || BangInho [ ✓ ]
Fanfictionꨄ︎ complete! ( in revision ) Bergenre: Fantasi ; Fiksi ; Romance bxb [First Tittle ; Happier ] Actually, I don't know what is this.. 🤔 Warning ⚠️ - BXB in every part. [ BangInho and More ] - Bahasa tidak jelas - Unsur 18+ [Adegan kekerasan ; da...