Prolog

869 41 0
                                    

Mansion Nakamoto's Family

Seorang pria cantik sedang mematut dirinya di depan cermin full body standing untuk memeriksa penampilannya. Balutan jas slim fit yang membentuk tubuh mungilnya membuat siapa saja terpana dan tergoda. Saat sedang asyik memeriksa penampilan dirinya, tiba - tiba suara ketukan pintu kamarnya berbunyi.

Knock

Knock

Knock

"Masuk", ucapnya.

Ceklek

"Sayang, apa mama boleh masuk?", tanya sang ibu.

Pria cantik itu tersenyum melalui pantulan bayangan sang ibu di full body standingnya.

"Masuk saja, ma", jawab pria cantik itu.

Blam

Setelah menutup pintu, sang ibu pun melangkah menuju sofa di kamar milik putranya dan sang putra pun menghampirinya.

"Ada apa, ma?", tanya pria cantik itu.

"Sahi, mama mau membicarakan sesuatu denganmu tapi mama minta kau jangan marah ya", ucap sang ibu lembut.

Asahi menghela nafas lelah. "Apa ini tentang perjodohan itu, ma?".

Sang ibu, Huang Winwin atau sekarang menjadi Nakamoto Winwin, menatap lembut putra sulung keluarga Nakamoto.

"Sahi, boleh mama tahu alasanmu menolak untuk dijodohkan hmm?", tanya Winwin lembut.

"Ma, mama sudah tahu alasannya apa. Aku tidak bisa percaya pada siapapun saat ini secara pribadi. Sulit rasanya membuka hati kembali, ma", ucap Asahi lirih.

Winwin menatap putra sulungnya dengan tatapan sendu. Ia mengerti apa yang membuat putra sulungnya ini menjadi sangat keras hati. Ia pun mencoba membujuk putra sulungnya secara perlahan.

"Sayang, boleh mama minta sesuatu padamu?", tanya Winwin.

"Apa, ma?", tanya Asahi.

"Mama minta nanti malam kau datang ke restoran milik ayah Taeil ya. Kali ini saja Sahi kau turuti keinginan mama. Jika kau tidak cocok, mama tidak akan menjodohkanmu dengan siapapun lagi. Mama mohon, Sahi", pinta Winwin.

Asahi menghela nafas lelah. "Baiklah, ma. Malam ini Sahi akan datang tapi Sahi tidak bisa janji untuk terima perjodohan ini. Sahi harap mama mengerti keputusan Sahi. Tolong jangan paksa Sahi dan tolong jangan buat Sahi menjadi anak pemberontak".

Winwin tersenyum senang. "Terima kasih, Sahi. Mama janji ini yang terakhir. Sekarang mama akan turun. Jika kau sudah selesai, segeralah turun dan kita sarapan bersama hmm".

"Baik, ma", ucap Asahi singkat.

Winwin beranjak dari sofa lalu keluar dari kamar putra sulungnya. Ia sangat senang sang putra mau datang ke acara makan malam itu. Namun berbanding terbalik dengan sang putra. Ia justru nampak dingin dan tak berniat dengan acara makan malam itu sama sekali. Ia pun segera meraih ponsel, tas kerja dan kunci mobil lalu beranjak keluar dari kamar.

Ia menuruni anak tangga menuju lantai 1 mansion keluarga Nakamoto. Ia melihat sudah ada kedua orang tuanya dan juga ketiga adiknya. Ia berjalan melewati ruang makan tanpa ada niat untuk sarapan. Selera makannya hilang seketika.

"Sahi, kau sudah mau berangkat? Tidak mau sarapan dulu?", tanya sang kepala keluarga, Nakamoto Yuta.

"Aku ada meeting dengan klien. Aku duluan", ucap Asahi dingin lalu pergi begitu saja.

Setelah Asahi pergi, Yuta menoleh kearah Winwin dengan ekspresi wajah penuh pertanyaan.

"Win, apa kau meminta Asahi untuk datang ke kencan buta lagi?", tanya Yuta.

Be There For YouWhere stories live. Discover now